Menakar Prospek Astra (ASII) di 2025, Cek Target Harga Saham dan Potensi Dividen

Nur Hana Putri Nabila
10 Maret 2025, 14:35
Astra International
Dok. Astra International
Astra International
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Prospek saham PT Astra International Tbk (ASII) pada 2025 menjadi sorotan investor seiring dengan proyeksi terbaru dari analis. Meskipun kinerja laba perusahaan pada 2024 tumbuh tipis 0,62% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 34,05 triliun, beberapa tantangan masih membayangi pergerakan saham ASII ke depan. 

Analis Mirae Asset Sekuritas memperkirakan pertumbuhan bisnis Astra akan melambat, terutama di segmen otomotif dan alat berat, meski sektor agribisnis menunjukkan kinerja positif. Di tengah dinamika tersebut, Mirae Asset tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ASII dengan target harga terbaru Rp 6.000 per saham. 

Valuasi ini didasarkan pada metode Sum of The Parts (SOTP), mencerminkan rasio price to earnings (P/E) full year 2025 sebesar 7,1 kali. Namun, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan, seperti pelemahan daya beli, persaingan kendaraan listrik (BEV), serta tekanan terhadap margin keuntungan. 

Merujuk laporan keuangan ASII, pada 2024 Astra International meraih laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 34,05 triliun. Angka ini tumbuh 0,62% dibandingkan periode yang sama 2023 yakni Rp 33,8 triliun.

Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli, mengatakan meskipun margin terpantau turun, laba bersih ASII melampaui perkiraan konsensus dan proyeksi Mirae Asset. Laba kotor tercatat stagnan di Rp 73,6 triliun, tumbuh tipis 0,3% yoy. 

Christopher menilai kenaikan harga pokok penjualan (HPP) ASII sebesar 6,2% yoy, melebihi pertumbuhan pendapatan 4,5% yoy. Hal ini menyebabkan marjin sedikit tergerus dari 23,2% menjadi 22,2% pada 2024.

“Meskipun demikian, laba bersih berhasil melampaui estimasi kami dan konsensus dengan membukukan kenaikan marjinal menjadi Rp 34,1 triliun atau 0,6% yoy,” ungkap Christopher dalam risetnya, dikutip Senin (10/3). 

Christopher juga menjelaskan pertumbuhan pendapatan ASII pada sepanjang 2024 didorong oleh segmen bisnis inti. Pendapatan bersih ASII naik 4,5% yoy menjadi Rp 339,9 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen HEMCE atau Heavy Equipment, Mining, Construction, and Energy, yang mencakup bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi dalam grup Astra (ASII). 

Lebih jauh ia mengatakan pendapatan ASII juga ditopang oleh segmen otomotif, dan jasa keuangan. Ketiga segmen ini, masing-masing membukukan pendapatan, HEMCE sebesar Rp 134,4 triliun 4,5% yoy, segmen otomotif Rp 133,1 triliun atau naik 3,7% yoy, dan jasa keuangan Rp33,1 triliun tumbuh 10,4% yoy. 

Sementara itu, segmen bisnis lainnya mencatat pertumbuhan marjinal sebesar 1,2% yoy, dengan agribisnis menjadi kontributor utama setelah tumbuh 5,2% yoy.

Bagaimana Prospek ASII di 2025? 

Terkait prospek tahun ini, Christopher memperkirakan pertumbuhan pendapatan Astra pada 2025 akan berjalan lambat. Menurutnya, segmen bisnis utama diprediksi stagnan, sementara sektor otomotif hanya naik tipis, didukung oleh pertumbuhan kendaraan listrik (BEV) yang lebih kuat berkat harga yang lebih kompetitif dan insentif pemerintah. 

Pada saat bersamaan, penjualan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) diperkirakan tetap lemah karena daya beli konsumen menengah ke bawah masih tertekan. Di sisi lain, katanya, penjualan mobil pada Februari 2025 berpotensi lebih baik dibanding Januari, didorong oleh ajang IIMS 2025. 

Adapun untuk segmen alat berat dan pertambangan (HEMCE) dan harga emas yang stabil akan menguntungkan bisnis tambang emas UNTR, meskipun penjualan batu bara dan alat berat mungkin melemah. 

Sementara itu, ia menilai sektor jasa keuangan berpotensi tertekan akibat melemahnya pembiayaan kendaraan baru untuk mobil (4W) dan motor (2W). Meski begitu, menurutnya pasar kendaraan bekas tetap kuat, terbukti dari meningkatnya penjualan OLXmobbi sepanjang 2024.

“Segmen agribisnis diperkirakan akan berkinerja baik, dengan harga CPO sebesar Rp 16.600/kg di Februari 2025, sudah melebihi rata-rata full year 2024 sebesar Rp 12.883/kg,” tambah Christopher. 

Target Baru Saham ASII 

Mirae Asset Sekuritas tetap memberikan rekomendasi beli untuk saham Astra International (ASII) meskipun menurunkan target harga (TP) menjadi Rp 6.000 per saham. Christopher mengatakan target ini mencerminkan rasio price to earnings (P/E) full year 2025 sebesar 7,1 kali serta potensi dividen yang menarik dengan estimasi dividend yield 6-7%.  

Mirae Asset membeberkan penentuan target harga Rp 6.000/saham dilakukan menggunakan metode valuasi Sum of The Parts (SOTP), dengan kelipatan P/E full year 2025 sebesar 7,4x untuk sektor otomotif, 5,1x untuk HEMCE, 9,9x untuk agribisnis, dan 11,0x untuk segmen lainnya. Sementara sektor jasa keuangan dihitung menggunakan price to book value (P/BV) sebesar 2,0x.  

Mirae juga mengidentifikasi beberapa risiko yang dapat menekan kinerja ASII. Misalnya penurunan pangsa pasar merek-merek Astra, pertumbuhan kendaraan listrik (BEV) yang semakin dominan, melemahnya daya beli konsumen, serta tekanan terhadap margin keuntungan yang berkelanjutan.

Proyeksi Dividen ASII

PT Astra International Tbk (ASII) merupakan salah satu perusahaan yang memanjakan pemegang sahamnya dengan tebaran dividen. Pada 2024 ASII menyepakati rencana perusahaan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 17,04 triliun. 

Nilai dividen tunai yang dibagikan pada 2024 setara Rp 421 per saham. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan juga menyetujui sisa laba bersih sebesar Rp 12,82 triliun untuk dibukukan sebagai laba ditahan. 

Dengan demikian, total dividen ASII sebesar Rp 21,01 triliun atau senilai Rp 519 per lembar saham. Termasuk, di dalamnya adalah dividen interim sebesar Rp 98 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 3,96 triliun yang telah dituntaskan pada 31 Oktober 2023. 

Untuk 2024 ini, ASII berpotensi akan kembali membagikan dividen. Sejauh ini manajemen ASII mengusulkan untuk membagikan dividen dari tahun buku 2024 sebesar Rp 308 per saham. Usulan ini akan dibawa pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Mei 2025.

Sebelumnya, pada Oktober 2024, ASII telah membagi dividen interim sebesar Rp 98 per saham. Saat ini rasio ASII memiliki rasio pembayaran dividen sebesar 48%. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan