Usai IHSG Anjlok, OJK Dikabarkan Sahkan Aturan Buyback Saham Tanpa RUPS Hari Ini


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerapkan aturan mekanisme pembelian kembali saham atau buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, hal itu usai OJK didesak oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco Ahmad karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 7,02%. Padahal aturan tersebut rencananya akan disahkan oleh OJK pada April 2025.
“Hari ini (Rabu) kabarnya akan dikeluarkan aturan buyback saham tanpa harus lewat RUPS,” kata sumber Katadata.co.id yang tak ingin disebutkan namanya, Rabu (19/3).
Meski demikian, belum ada penjelasan dari Dasco soal kabar desakan tersebut. Hingga berita ini ditulis, politikus Partai Gerindra itu belum membalas pesan singkat Katadata.co.id.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara perdagangan (trading halt) pada Selasa (18/3) mulai pukul 11:19:31 WIB setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 5,02%.
Trading halt yaitu pembekuan sementara perdagangan dengan kondisi seluruh pesanan yang belum teralokasi (open order) akan tetap berada dalam sistem perdagangan efek otomatis JATS dan dapat ditarik oleh Anggota Bursa.
Sebelumnya sejumlah konglomerat hingga pengusaha meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menunda short selling dan mengkaji ulang aturan pembelian kembali saham atau buyback saham.
Dalam tanggapannya, Presiden Komisaris PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), Agoes meminta buyback saham bisa dilakukan tanpa harus melalui Rapat Umum Perdana Saham (RUPS).
“Kami khawatir juga kalau likuiditasnya semakin kecil,” kata Agoes dalam dialog bersama pelaku pasar modal di Gedung Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/3).
Hal itu disampaikan dalam dialog dengan pelaku pasar modal yang digelar Bursa Efek Indonesia dengan OJK, Senin (3/3). Diskusi itu membahas sejumlah dinamika dan tantangan pasar modal Tanah Air.
Faktor IHSG Merosot
BEImenjelaskan faktor penyebab Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup rontok 6,21% pada sesi I Selasa (18/3) kemarin. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendah ke level 6.017 atau rontok hingga 7,01% pada perdagangan intraday saat itu.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan ejak awal tahun sampai kemarin, IHSG sudah tertekan cukup dalam. Data menunjukkan per kemarin, IHSG telah turun sebesar 8,59% secara year to date (ytd). Pada sesi perdagangan pertama hari Selasa, IHSG turun lebih dari 5% dan menyebabkan trading halt sepanjang 30 menit.
“Penyebab penurunan IHSG tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal,” kata Jeffrey ketika dihubungi wartawan, Selasa (18/3).
Secara eksternal, Jeffrey menyebut IHSG tertekan berasal dari ketidakpastian global yang dipicu oleh berbagai faktor ekonomi. Beberapa di antaranya adalah perang dagang, ketegangan geopolitik, serta kebijakan suku bunga yang cenderung tinggi dalam jangka panjang (higher for longer).
Di sisi domestik, Jeffrey menyebut pasar mencermati defisit APBN yang baru diumumkan pemerintah. Selain itu, beberapa indikator ekonomi juga menjadi perhatian, seperti pelemahan nilai tukar rupiah, tren deflasi, serta penurunan penerimaan pajak.