Emiten Milik Prajogo Petrindo Jaya (CUAN) Umumkan Buyback Saham Rp 500 Miliar

Ringkasan
- Greenpeace Indonesia mendesak OJK untuk mengawasi pembiayaan industri sawit yang berkontribusi pada deforestasi.
- Laporan dari organisasi masyarakat sipil di Uni Eropa mengungkapkan aliran kredit global senilai US$ 1,257 triliun ke perusahaan-perusahaan yang merusak ekosistem, termasuk di sektor kelapa sawit.
- Greenpeace Indonesia dan Walhi menyerukan pemerintah Indonesia dan Uni Eropa untuk memperkuat regulasi lembaga keuangan dan memastikan investasi hanya digunakan untuk praktik yang bebas deforestasi.

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) mengumumkan pelaksanaan pembelian kembali atau buyback saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar. CUAN akan membeli kembali saham pada periode 24 Maret sampai dengan 24 Juni 2025.
Manajemen emiten Prajogo Pangestu tersebut mengatakan dana Rp 500 miliar. Dana ini akan digunakan untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya 0,55% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Petrindo Jaya Kreasi.
"Jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 0,55% dari jumlah modal yang ditempatkan CUAN," kata Manajemen Petrindo Jaya Kreasi dalam prospektus singkat, Jumat (21/3).
Manajemen mengatakan dana Rp 500 miliar untuk buyback tersebut termasuk biaya transaksi, biaya perantara perdagangan, dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi pembelian kembali saham.
CUAN optimis pelaksanaan buyback tidak akan memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan perseroan. Sebab saldo laba dan arus kas CUAN yang tersedia saat ini mencukupi kebutuhan dana untuk melaksanakan buyback.
Berikut adalah tanggal-tanggal penting dalam kaitannya dengan pembelian kembali saham:
- Pemberitahuan kepada BEI dan OJK mengenai rencana Pembelian Kembali Saham : 21 Maret 2025
- Pengumuman Keterbukaan Informasi mengenai Pembelian Kembali Saham melalui situs resmi BEI dan Perseroan : 21 Maret 2025
- Periode Pembelian Kembali Saham atau Buyback : 24 Maret 2025 sampai dengan 24 Juni 2025