Prabowo soal IHSG Rontok: Harga Pangan Lebih Penting Dibanding Saham


Presiden Prabowo Subianto menyatakan ketahanan pangan dalam negeri lebih penting dibandingkan fluktuasi pasar saham. Komentar Prabowo ini pertama kalinya sejak Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt atau penghentian perdagangan di bursa saham setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 5,02% pada Selasa (18/3).
Prabowo menganggap fluktuasi naik dan turunnya saham sebagai hal yang lumrah. Dia menilai stabilitas negara akan lebih aman jika suplai pangan terjaga.
"Harga saham boleh naik turun. Pangan aman, negara aman, saudara-saudara," kata Prabowo saat memberikan arahan sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (21/3).
Prabowo mengatakan itu saat rapat kabinet membahas persiapan menghadapi Idul Fitri. Dia mengatakan berkat kerja keras kabinetnya, produksi dan harga pangan menjelang lebaran dalam kondisi terkendali.
"Ini jangan dianggap hal yang ringan (karena) kita sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia," kata Prabowo.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tidak menerima arahan khusus usai menghadap Prabowo saat IHSG rontok.
Airlangga mengisyaratkan Prabowo tidak terlalu cemas terhadap gejolak pasar saham. Prabowo tidak memberikan perhatian khusus terhadap kondisi pasar saham yang sempat menerapkan trading halt.
“Tidak ada (arahan khusus dari presiden),” kata Ketua Umum Partai Golkar 2017-2024 setelah memenuhi undangan rapat tertutup dengan Prabowo di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (18/3), sore.
Terkait anjloknya IHSG, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy, menjelaskan penurunan saham-saham lebih disebabkan oleh faktor dalam negeri.
Ia menilai para pelaku pasar memiliki sentimen negatif dari berbagai kebijakan ekonomi pemerintah yang terus digulirkan. “Semakin susut kepercayaan investor terutama investor asing terhadap prospek ekonomi kita,” ujar Budi saat dihubungi, Selasa (18/3).