IHSG Rontok Hampir 5% Sentuh 5.971, Saham Perbankan Raksasa Berguguran

Ringkasan
- Iuran pariwisata sebesar Rp 2 triliun akan dibiayai oleh anggaran negara, bukan dibebankan kepada wisatawan asing maupun lokal.
- Iuran ini bertujuan untuk mendorong pariwisata berkelanjutan dan berkualitas, serta menjaga kontribusi sektor pariwisata ke pendapatan negara.
- Rencana pungutan iuran pariwisata melalui tiket pesawat masih dalam tahap pengkajian, dengan tujuan mengumpulkan dana abadi pariwisata untuk promosi dan pengembangan sektor pariwisata.

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG rontok hingga ke level 5.971 atau 4,57% pada perdagangan saham pagi ini, Senin (24/3) pukul 10.20 WIB.
Berdasarkan data perdagangan BEI pukul 10.19 WIB, volume yang diperdagangkan tercatat 5,75 miliar, dengan nilai transaksi Rp 5,01 trilun, dan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 10.324 triliun.
Seiring dengan anjloknya IHSG, empat harga saham perbankan raksasa juga turun di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang tergelincir 2,85% ke level Rp 7.650.
Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terperosok 4,32% ke level Rp 3.540 per lembar saham. Lalu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) anjlok 3,45% ke Rp 3.660 dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terkoreksi 2,95% ke Rp 4.290 per lembar saham.
Senior Technical Analyst Sucor Sekuritas, Reyhan Pratama, mengatakan penurunan IHSG saat ini masih wajar karena tren utamanya masih bearish. Sebelumnya, IHSG sempat rebound hingga mencapai area resistance di MA20, namun kini kembali melanjutkan tren bearish setelah fase rebound berakhir.
“Target penurunan IHSG untuk jangka pendek saat ini ada di 5.960,” kata Reyhan saat IHSG turun di level 3% kepada Katadata.co.id, Senin (24/3).
Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara perdagangan (trading halt) pada Selasa (18/3) lalu. Trading halt berlaku mulai pukul 11:19:31 WIB setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 5,02%.
Berdasarkan data perdagangan BEI, nilai transaksi tercatat Rp 8,39 triliun, dengan volume yang diperdagangkan tercatat 13,57 miliar. Adapun kapitalisasi pasar turun ke Rp 10.492 triliun.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyampaikan penghentian sementara ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tentang Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan dalam Kondisi Darurat.
Keputusan trading halt merupakan langkah mitigasi untuk menjaga stabilitas pasar di tengah tekanan jual yang signifikan. “Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan,” tulis Kautsar dalam keterangan resminya, Selasa (18/3).