BRI Bagikan Dividen Tunai Rp 51,74 Triliun untuk Tahun Buku 2024

Ringkasan
- Presiden Joko Widodo menyatakan kesediaannya memberikan saran untuk penyusunan kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, namun menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai komposisi kabinet adalah hak prerogatif presiden terpilih.
- Jokowi bersedia berkontribusi dalam memastikan transisi pemerintahan berjalan lancar, baik dalam aspek penyiapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2025 untuk mendukung kontinuitas operasional pemerintahan maupun dalam memastikan kelancaran proses transisi dari pemerintahannya ke pemerintahan yang akan datang.
- Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menegaskan bahwa Jokowi berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan pembangunan dan stabilitas pemerintahan, termasuk memasukkan program unggulan Prabowo-Gibran dalam rencana kerja pemerintah dan RAPBN 2025, sebagai upaya untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengumumkan pembagian dividen tunai Rp 51,74 triliun untuk tahun buku 2024 setara Rp 343,4 per saham.
Rasio dividen yang dibagikan BRI kepada pemegang sahamnya yakni 85,32%. BRI sebelumnya melakukan pembayaran dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp 135 per lembar saham dengan total nilai mencapai Rp 20,33 triliun pada Januari.
Adapun BBRI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60,15 triliun. Laba bank pelat merah ini hanya mampu menumbuhkan laba 0,09% dibandingkan periode sebelumnya yakni Rp 60,1 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan BRI di media massa, perusahaan mencatatkan kerugian penurunan nilai aset atau impairment Rp 41,75 triliun pada 2024, naik dari tahun sebelumnya Rp 29,52 triliun. Selain itu, BRI membukukan sejumlah beban lain yang berdampak negatif terhadap kinerjanya.
BRI membukukan beban tenaga kerja Rp 39,18 triliun, lalu beban promosi Rp 2,73 triliun, dan beban lainnya yakni Rp 54,83 triliun. Beban operasional BRI mencapai 66,72 triliun, secara total rugi operasional BRI mencapai Rp 78,58 triliun.
Bank pelat merah ini mencatatkan pendapatan bunga Rp 199,26 triliun, pendapatannya naik dibandingkan sebelum Rp 181,21 triliun. Namun beban bunga BRI mencapai Rp 57,2 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih yakni Rp 142,05 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. Selain itu, BRI turut membukukan NPL coverage di level 215,01%.