BRI Bagikan Dividen Tunai Rp 51,74 Triliun untuk Tahun Buku 2024

Ringkasan
- KPK menyita sebuah Mitsubishi Pajero putih yang diduga milik mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang disembunyikan di Kota Makassar oleh orang kepercayaannya untuk menghindari penyidikan.
- Selama beberapa hari terakhir, tim penyidik KPK telah menyita aset di Sulawesi Selatan yang berkaitan dengan penyidikan kasus dugaan pemerasan dan korupsi di Kementerian Pertanian yang melibatkan Syahrul Limpo, termasuk kendaraan mewah dan properti.
- Syahrul Limpo sedang menjalani sidang atas dakwaan melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan, dan dia didakwa melanggar pasal-pasal dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan KUHP.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengumumkan pembagian dividen tunai Rp 51,74 triliun untuk tahun buku 2024 setara Rp 343,4 per saham.
Rasio dividen yang dibagikan BRI kepada pemegang sahamnya yakni 85,32%. BRI sebelumnya melakukan pembayaran dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp 135 per lembar saham dengan total nilai mencapai Rp 20,33 triliun pada Januari.
Adapun BBRI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60,15 triliun. Laba bank pelat merah ini hanya mampu menumbuhkan laba 0,09% dibandingkan periode sebelumnya yakni Rp 60,1 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan BRI di media massa, perusahaan mencatatkan kerugian penurunan nilai aset atau impairment Rp 41,75 triliun pada 2024, naik dari tahun sebelumnya Rp 29,52 triliun. Selain itu, BRI membukukan sejumlah beban lain yang berdampak negatif terhadap kinerjanya.
BRI membukukan beban tenaga kerja Rp 39,18 triliun, lalu beban promosi Rp 2,73 triliun, dan beban lainnya yakni Rp 54,83 triliun. Beban operasional BRI mencapai 66,72 triliun, secara total rugi operasional BRI mencapai Rp 78,58 triliun.
Bank pelat merah ini mencatatkan pendapatan bunga Rp 199,26 triliun, pendapatannya naik dibandingkan sebelum Rp 181,21 triliun. Namun beban bunga BRI mencapai Rp 57,2 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih yakni Rp 142,05 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. Selain itu, BRI turut membukukan NPL coverage di level 215,01%.