Penjelasan BEI Soal Pengalihan Saham Seri B Seluruh Emiten BUMN ke Danantara

Ringkasan
- Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, mengakui adanya penurunan jumlah kelompok kelas menengah akibat pandemi Covid-19, dan menekankan sektor manufaktur sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara meningkatkan lapangan kerja di sektor formal.
- Kualitas sektor manufaktur perlu ditingkatkan untuk memenuhi standar internasional dan meningkatkan daya saing produk lokal, seperti memproduksi produk tekstil berkualitas tinggi yang dapat bersaing dengan merek internasional seperti Uniqlo, sebagai langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan kelompok kelas menengah.
- Visi Indonesia 2045 bertujuan untuk meningkatkan persentase penduduk kelas menengah menjadi 80% dari total penduduk, dengan harapan pendapatan per kapita mencapai USD 30.000, yang akan meningkatkan daya beli dan memacu pertumbuhan ekonomi secara mandiri, didukung oleh strategi pemerintah seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk memperkuat kelas menengah.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons langkah pemerintah mengalihkan seluruh kepemilikan saham BUMN seri B melalui proses inbreng setelah bergabung dengan Danantara. Pengalihan saham dilakukan di bawah PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi pengalihan saham dilakukan pada seluruh emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat di BEI. Pengalihan saham terjadi pada emiten perbankan pelat merah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), hingga PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Kemudian diikuti oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Garuda Indonesia (GIAA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Pengalihan saham lainnya juga terjadi pada PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Saham Seri B adalah jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan dengan hak-hak tertentu yang berbeda dari saham Seri A atau saham biasa. Biasanya, saham Seri B memiliki hak suara yang lebih kecil dibandingkan saham Seri A, atau bahkan tidak memiliki hak suara sama sekali.
Saham jenis ini sering diterbitkan oleh perusahaan untuk memberikan fleksibilitas dalam struktur kepemilikan dan pengambilan keputusan. Dalam konteks perusahaan publik, saham Seri B dapat ditawarkan kepada investor tertentu dengan ketentuan khusus.
Merespons hal tersebut, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan transaksi tersebut dilakukan di luar bursa dan BEI tidak terlibat dalam transaksi. Meski begitu, Jeffrey optimistis keberadaan Danantara dapat memberikan kontribusi positif terhadap pasar modal Indonesia.
“Khususnya investor, lebih khusus lagi investor ritel yang hari hari ini melakukan akumulasi dengan keyakinan saham-saham yang mereka beli punya fundamental yang baik,” kata Jeffrey di Jakarta, Senin (24/3).
Merespons turunnya IHSG, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan bahwa meskipun IHSG sempat anjlok menjelang pengumuman Danantara dan pelemahan indeks tersebut terjadi akibat persepsi pasar. Ia mengatakan penurunan juga ini tidak berkaitan langsung dengan kinerja fundamental emiten.
Iman mengatakan, IHSG bakal rebound atau kembali menguat. Menurutnya, tren ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia membutuhkan persepsi. "Itu sebagai bukti bahwa Indonesia butuh persepsi," ucap Iman.
Sebelumnya di sektor perbankan, pengalihan terbesar terjadi pada Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan 80,61 miliar saham atau 53,19%, diikuti oleh Bank Mandiri (BMRI) sebanyak 48,53 miliar saham atau 52,00%.
Sedangkan Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN) masing-masing mengalihkan 22,38 miliar saham atau 60,00% dan 8,42 miliar saham atau 60,00%. Kemudian Telkom Indonesia (TLKM) mengalihkan 51,60 miliar saham atau setara 52,09% kepemilikan, Jasa Marga (JSMR) 5,08 miliar saham atau 70%.
Selain itu, Semen Indonesia (SMGR) juga mengalihkan 3,46 miliar saham 51,20%. Pemerintah juga telah mengalihkan kepemilikan saham Seri B dan Seri C di PT Garuda Indonesia (GIAA) kepada BKI. Pengalihan ini mencakup 15,67 miliar saham Seri B dan 43,37 miliar saham Seri C, dengan total 59,04 miliar lembar saham atau setara 64,54% dari seluruh saham yang telah diterbitkan dan disetor penuh oleh Perseroan.
“Proses ini dilakukan melalui mekanisme inbreng yang dijalankan oleh negara kepada BKI,” tulis Prasetio, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Senin (24/3).
Pemerintah juga mengalihkan kepemilikan saham Seri B di PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Pengalihan ini mencakup 15,48 miliar saham atau setara 80% dari seluruh saham yang telah diterbitkan dan disetor penuh oleh KRAS. Lalu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengalihkan 36,29 miliar saham atau setara 91,02%.
PT Biro Klasifikasi Indonesia merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2025 tanggal 21 Maret 2025 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Biro Klasifikasi Indonesia untuk pendirian holding operasional.