Analis Rekomendasi Beli Saham Pembagi Dividen Saat IHSG Tertekan, Ini Daftarnya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 502,14 poin atau 7,71% pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (8/4). Sebelumnya pada pagi, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt lantaran IHSG merosot hingga di atas 9%.
Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengatakan investor harus cermat dalam berinvestasi terlebih saat IHSG tertekan. Ia merekomendasikan investor melakukan aksi beli (net buy) terhadap saham-saham perusahaan yang akan membagikan dividen besar.
Emiten lainnya yang menurut Budi patut dipertimbangkan adalah perusahaan yang memiliki laporan keuangan kuartal I-2025 yang baik. Ia menyarankan agar dana yang digunakan untuk berinvestasi adalah yang tidak akan dipakai minimal dalam 2 tahun mendatang.
“Beli saham-saham yang akan membagikan dividen dengan yield lebih dari 6 persen dan yang laporan keuangan kuartal I-2025 -nya bagus, serta yang turunnya sangat besar,” ujar Budi seperti dikutip Selasa (8/4).
Menurut Budi, saat ini IHSG berpotensi berbalik menguat (rebound) pada saat momentum pembagian dividen pada April 2025. Selain itu juga ada momentum rilis laporan keuangan kuartal I-2025 oleh berbagai perusahaan. Budi mengatakan apabila ada penundaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga berpotensi akan membuat pasar saham berbalik menguat.
Sementara itu, VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi memperkirakan tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut sepanjang hari.
“Estimasi kami IHSG mampu bertahan di atas level support psikologis 6.000, dengan asumsi ditopang perubahan ARB menjadi 15 persen untuk seluruh fraksi,” ujar Oktavianus.
BEI sempat membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 09.00.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), setelah penurunan IHSG)yang melebihi 8 persen. Sebelumnya, BEI dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan Efek (trading halt) dan batasan persentase Auto Rejection Bawah (ARB).
Apa saja saham-saham pembagi dividen yang patut dipertimbangkan?
4 Bank BUMN Bagi Dividen April 2025
Sebelumnya empat emiten perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengumumkan penggunaan laba bersih untuk tahun buku 2024. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah berlangsung, sebagian laba digunakan untuk pembayaran dividen kepada setiap pemegang sahamnya.
Merujuk pengumuman dividen keempat bank pelat merah, nilai dividen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk alias BBRI paling besar yakni Rp 51,74 triliun. Sementara peringkat kedua yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 43,5 triliun.
Kemudian peringkat ketiga ditempati oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang memberikan dividen Rp 13,95 triliun. Terakhir yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 751,83 miliar.
BRI mengumumkan akan membagikan dividen tahun buku 2024 setara Rp 343,4 per saham. Rasio dividen yang dibagikan BRI kepada pemegang sahamnya yakni 85,32%.
Sementara itu Bank Mandiri atau BMRI mengumumkan dividen setara Rp 466,18 per lembar saham. Dividen yang diberikan Bank Mandiri setara 78% dari laba bersih perseroan pada 2024 yakni Rp 55,8 triliun.
BNI memberikan dividen Rp 13,95 triliun atau Rp 374,05 per saham. Rasio dividen BNI 65% dari laba yang dibukukan tahun 2024 sebesar Rp 21,46 triliun. Sedangkan BTN mengumumkan membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 751,83 miliar atau Rp 53,57 per saham yang akan dibagikan dalam bentuk tunai.
Daftar 20 Saham Pembagi Dividen
Selain 4 bank BUMN yang telah mengumumkan laporan keuangan dan menggelar RUPS, terdapat sejumlah emiten yang terkenal rajin membagikan dividen. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah mengumumkan daftar terbaru saham pembagi dividen tinggi yang masuk dalam Indeks High Dividend 20 (IDXHIDIV20) yang akan berlaku hingga 3 Februari 2026.
Indeks high dividen berisi 20 saham yang dikenal memberikan dividen tinggi dan likuid di pasar modal Indonesia. Dalam daftar terbaru ini, terdapat beberapa perubahan dengan masuknya tujuh saham baru ke dalam indeks.
Saham yang tetap berada dalam indeks mencakup emiten besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mempertahankan bobot maksimum 15%. Adapun saham dengan bobot terkecil adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
Saham lainnya yang mengalami kenaikan bobot indeks antara lain PT Alamtri Resources Indonesia (ADRO), PT Astra International Tbk (ASII), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Daftar Saham Baru Masuk IDXHIDIV20 Berlaku hingga 3 Februari 2026
- ACES – Ace Hardware Indonesia Tbk
- AKRA – AKR Corporindo Tbk
- BNGA – Bank CIMB Niaga Tbk
- HMSP – H.M. Sampoerna Tbk
- JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk
- PGAS – Perusahaan Gas Negara Tbk
- SIDO – Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Daftar Saham keluar dari IDXHIDIV20 Berlaku hingga 3 Februari 2026
- AMRT – Sumber Alfaria Trijaya Tbk
- BRPT – Barito Pacific Tbk
- ICBP – Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
- INKP – Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
- KLBF – Kalbe Farma Tbk
- SMGR – Semen Indonesia (Persero) Tbk
- TPIA – Chandra Asri Pacific Tbk
Daftar Lengkap 20 saham masuk Indeks IDX High Dividend 20 (IDXHIDIV20) berlaku hingga 3 Februari 2026:
- ACES – Ace Hardware Indonesia Tbk (Baru)
- ADRO – Adaro Energy Indonesia Tbk (Naik)
- AKRA – AKR Corporindo Tbk (Baru)
- ANTM – Aneka Tambang Tbk (Naik)
- ASII – Astra International Tbk (Naik)
- BBCA – Bank Central Asia Tbk (Tetap)
- BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Turun)
- BBRI – Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Tetap)
- BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk (Naik)
- BNGA – Bank CIMB Niaga Tbk (Baru)
- HMSP – H.M. Sampoerna Tbk (Baru)
- INDF – Indofood Sukses Makmur Tbk (Turun)
- ITMG – Indo Tambangraya Megah Tbk (Naik)
- JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Baru)
- PGAS – Perusahaan Gas Negara Tbk (Baru)
- PTBA – Bukit Asam Tbk (Turun)
- SIDO – Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Baru)
- TLKM – Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Turun)
- UNTR – United Tractors Tbk (Naik)
- UNVR – Unilever Indonesia Tbk (Turun)
