Emiten Boy Thohir Merdeka Copper Beberkan Progres Proyek Tambang Emas Raksasa
Emiten tambang emas afiliasi Grup Saratoga dan konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membeberkan progres proyek emas Pani yang berada di Provinsi Gorontalo, Sulawesi. Presiden Direktur Merdeka Copper Albert Saputro menyebut, proyek emas Pani mencatat kemajuan signifikan, dengan progres konstruksi mencapai 33% hingga akhir 2024.
Menurut dia, penuangan emas perdana ditargetkan pada awal 2026, dengan kapasitas produksi puncak diproyeksikan mencapai sekitar 500.000 ounce emas per tahun.
“Proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia,” kata Albert dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (9/4).
Selain proyek emas Pani, Albert juga mengungkapkan bahwa proyek Tembaga Tujuh Bukit (TB Copper) mencatat perkembangan positif. Estimasi sumber daya terindikasi telah diperbarui dan menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan estimasi sebelumnya.
Ia mengatakan, MDKA berencana merilis studi pra-kelayakan terbaru pada kuartal kedua 2025 yang akan mencakup proyeksi keuntungan yang lebih baik serta rencana peningkatan kapasitas produksi.
Di sisi lain, pengembangan Pabrik Acid Iron Metal (AIM) oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) juga mencatat kemajuan. Komisioning atau uji coba untuk Pabrik Pirit dan Pabrik Asam telah selesai dilakukan. Adapun Pabrik Klorida dan Pabrik Katoda Tembaga juga sedang menjalani tahap komisioning, di mana Pabrik Klorida berhasil memproduksi spons tembaga pertama pada Januari 2025.
MDKA membukukan pendapatan mencapai US$2,23 miliar atau R p37,93 triliun dengan asumsi kurs 16.941 per dolar AS pada 2024. Pendapatan meningkat 31% year on year (yoy) dari capaian tahun lalu USUS$1,7 miliar atau Rp28,91 triliun pada 2023.
Merdeka mencatat pertumbuhan positif yang ditopang dari operasi nikel melalui entitas anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), yang didorong oleh lonjakan produksi signifikan di Tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).
Produksi limonit melonjak 150% secara tahunan menjadi 10,1 juta metrik ton basah (wmt), sedangkan produksi saprolit meningkat 110% menjadi 4,9 juta wmt pada tahun lalu.Kinerja smelter MBMA juga menunjukkan kenaikan.
Produksi nickel pig iron (NPI) mencapai 82.161 ton atau naik 26% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan produksi nikel matte bermutu tinggi (High Grade Nickel Matte/HGNM) meningkat 66% menjadi 50.315 ton dibandingkan capaian tahun 2023.
Namun, MDKA mencatat rugi bersih sebesari US$55,76 juta atau Rp944,66 miliar pada 2024. Angka ini naik dari rugi tahun sebelumnya sebesar US$20,65 juta atau Rp349,96 miliar pada 2023.
“Merdeka tetap teguh pada komitmennya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan. Dengan berbagai pencapaian penting yang menanti pada 2025 dan tahun-tahun selanjutnya,” ucap Albert.
