Presiden AS Donald Trump Diduga Manipulasi Pasar Lewat Penundaan Tarif

Nur Hana Putri Nabila
10 April 2025, 11:32
donald trump, bursa, saham, kebijakan trump, tarif impor
Instagram/@realdonaldtrump

Ringkasan

  • Senator Elizabeth Warren mendesak penyelidikan terhadap Presiden Trump atas dugaan manipulasi pasar terkait kebijakan tarif yang menguntungkan donatur Wall Street. Warren menuduh Trump memberi sinyal kepada rekan miliardernya sebelum mengubah tarif, merugikan usaha kecil dan pekerja. Indeks Wall Street melonjak tajam setelah Trump mengumumkan penundaan 90 hari atas beberapa tarif, kecuali untuk China yang justru dinaikkan. Kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah menciptakan ketidakpastian ekonomi dan dianggap sebagai "bencana" oleh Warren. Warren mendesak Kongres untuk mencabut otoritas darurat Trump dalam menetapkan tarif.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diduga memanipulasi pasar untuk menguntungkan para donaturnya di Wall Street melalui kebijakan penundaan tarif.

Senator Massachusetts, Elizabeth Warren, mendesak agar dilakukan penyelidikan atas kemungkinan Trump sengaja memanipulasi pasar demi menguntungkan para pendukung finansialnya di Wall Street, sementara pekerja dan pelaku usaha kecil justru menjadi pihak yang dirugikan.

Sebelumnya, Presiden Trump pada Rabu (9/5) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi yang baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, kecuali untuk China yang justru dinaikkan menjadi 125%.

Keputusan mendadak ini langsung mendorong indeks saham utama AS melonjak tajam dan membawa angin segar ke pasar keuangan global yang sempat dilanda kekacauan.

“Apakah Trump membantu orang untuk mengeruk keuntungan dari perubahan tarif yang dilakukannya? Sepertinya ini terlihat seperti korupsi,” tulis Warren dalam media sosial X pribadinya, Selasa (10/4).

Dalam video singkatnya, ia menuding Donald Trump merusak perekonomian dengan kebijakan tarif yang berubah-ubah. Setelah sempat menetapkan tarif tinggi secara luas, Trump menurunkan tarif 10% untuk semua pihak, lalu menaikkannya menjadi 125% khusus untuk Cina, angka itu naik dari 105% sehari sebelumnya.

Menurutnya, kebijakan yang tidak konsisten ini menciptakan kebingungan dan ketidakpastian sebab tak ada yang tahu tarif apa yang akan diberlakukan esok atau minggu depan

 “Apakah harga-harga masih naik? Ya. Apakah bisnis masih waspada dalam berinvestasi? Ya. Apakah jutaan orang yang bekerja masih khawatir tentang pekerjaan mereka? Dan jutaan bisnis kecil masih khawatir tentang penutupan toko? Ya,” tambah Warren. 

 Warren mendesak dilakukannya penyelidikan independen terhadap dugaan manipulasi pasar oleh Trump. Ia menuduh Trump sengaja memberi sinyal kepada para miliarder rekannya sesaat sebelum mencabut sebagian tarif, dengan memposting pesan berbunyi 'INI SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMBELI' di media sosial.

Warren menilai tindakan tersebut berpotensi sebagai bentuk korupsi terbuka yang menguntungkan para donatur Trump, sementara usaha kecil dan keluarga pekerja justru menanggung kerugian akibat kebijakan tarif yang tidak konsisten. Ia juga menyebut kebijakan perdagangan Trump sebagai "bencana", karena menciptakan ketidakpastian dan kekacauan ekonomi.

Lebih lanjut, Warren mendesak Partai Republik di Kongres untuk bertindak menghentikan perang dagang yang merugikan rakyat Amerika. Ia mendorong pengesahan resolusi bipartisan yang diajukannya bersama Senator Ron Wyden, yang bertujuan mencabut otoritas darurat yang digunakan Trump dalam menetapkan tarif secara global. Warren menegaskan, apabila Kongres tidak mengambil tindakan, mereka akan turut bertanggung jawab atas dampak kebijakan tersebut.

“Jadi saya punya pertanyaan sederhana untuk Senat, mengapa kami tidak menjalankan resolusi ini sekarang juga?” ucapnya.

Wall Street Melesat Usai Trump Tunda Tarif hingga 90 Hari

Melansir CNBC, Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) melonjak pada perdagangan saham Rabu (9/4). Rekor itu mencatatkan salah satu reli terbesar dalam sejarah, usai Presiden Donald Trump mengumumkan penghentian sementara sejumlah tarif "timbal balik" terhadap negara lain. Pernyataan ini juga memicu lonjakan besar di pasar yang sebelumnya tertekan selama sepekan terakhir.

S&P 500 melesat 9,52% dan ditutup di level 5.456,90, menjadi lonjakan harian terbesar sejak krisis 2008 dan kenaikan ketiga terbesar sejak Perang Dunia II. Sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 2.962,86 poin atau 7,87% ke 40.608,45, kenaikan tertinggi sejak Maret 2020. 

Nasdaq Composite pun tak kalah, terapresiasi 12,16% dan ditutup di 17.124,97, mencetak lonjakan harian tertinggi sejak Januari 2001 dan menjadi hari terbaik kedua dalam sejarah indeks tersebut.

Volume perdagangan juga mencetak rekor, dengan sekitar 30 miliar saham berpindah tangan, menjadikannya hari tersibuk di Wall Street sejak data dicatat 18 tahun lalu.

Dalam unggahannya di Truth Social, Donald Trump menyatakan bahwa ia telah menyetujui jeda selama 90 hari atas tarif, termasuk penurunan signifikan tarif timbal balik sebesar 10% yang langsung berlaku. Namun, dalam pernyataan yang sama, Trump juga mengumumkan bahwa tarif terhadap Cina justru dinaikkan menjadi 125%.

Menteri Keuangan, Scott Bessent, menjelaskan bahwa semua negara selain Cina akan kembali ke tarif dasar sebesar 10%, turun dari level yang lebih tinggi yang sempat mengguncang pasar. Namun, ia menegaskan jeda ini tidak berlaku untuk tarif sektoral.

Sebelum pengumuman jeda tarif 90 hari, kekhawatiran investor meningkat drastis akibat aksi saling balas antara Trump dan Cina. Situasi diperparah oleh keputusan Uni Eropa yang menyetujui penerapan tarif perdana terhadap AS, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 15 April.

Meski begitu, pasar mulai menunjukkan pergerakan positif pada sore hari. Sentimen membaik setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menyatakan akan mengambil peran utama dalam negosiasi tarif, yang memberi harapan akan pendekatan yang lebih terarah.

Sementara itu, Trump mencoba meyakinkan pasar dengan menyebut bahwa sekarang adalah "waktu yang tepat untuk membeli," dalam unggahan di Truth Social sesaat setelah pembukaan pasar.

Pernyataan resmi mengenai jeda tarif disampaikan Trump pada pukul 1:18 siang waktu ET, saat Dow sudah menguat sekitar 350 poin. Hanya dalam hitungan detik setelah pengumuman, indeks langsung melonjak lebih dari 2.000 poin.

Dalam konferensi pers pada sore harinya, Trump menyatakan bahwa kekhawatiran para investor telah berlebihan dan menegaskan kembali optimisme terhadap kondisi pasar.

"Saya pikir orang-orang melompat sedikit di luar batas. Mereka menjadi bersemangat, Anda tahu, mereka menjadi sedikit bersemangat, sedikit takut," kata Trump.

Kekhawatiran atas peluncuran tarif memicu aksi jual besar-besaran di pasar, menyebabkan kekalahan selama empat hari berturut-turut. Dalam periode tersebut, Dow Jones merosot lebih dari 4.500 poin, S&P 500 anjlok 12%, dan Nasdaq Composite turun lebih dari 13%, mencatat kerugian terbesar sejak pandemi Covid-19.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...