5 Fakta IPO Fore Coffee (FORE), Oversubscribe 201 Kali Saat Pemesanan

Nur Hana Putri Nabila
11 April 2025, 11:41
IPO
Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Startup kopi lokal Indonesia, Fore Coffee, membocorkan ketertarikannya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee kelebihan permintaan atau oversubscribe 200,63 kali dan jumlah investor sebanyak 114.873 investor. Oversubscribe dalam pasar saham merujuk pada situasi  ketika jumlah permintaan saham lebih banyak (over) daripada jumlah saham yang ditawarkan saat IPO. 

Sebelumnya FORE sudah mengantongi restu Otoritas Jasa Keuangan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, (14/4) mendatang.  Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, mengatakan penawaran IPO Fore Coffee yang menarik minat banyak investor menunjukkan bagaimana produk asli dari startup lokal tetap diminati.

Menurut Wilson sambutan dari investor menunjukkan optimisme di pasar saham. “Keputusan yang berlawanan dengan intuisi untuk melanjutkan IPO ketika pasar IHSG berada pada titik terendah sejak pandemi membuahkan hasil,” kata Willson dalam keterangan resminya, Jumat (11/4). 

Harga IPO Fore

Perusahaan menetapkan harga IPO sebesar Rp 188 per saham. Lewat IPO Fore Coffee menawarkan sebanyak 1,88 miliar lembar saham ke publik atau setara 21,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Dengan skema ini, Fore Coffee berpotensi meraup dana segar hingga Rp 353,44 miliar. Dalam aksi korporasi ini, Fore menggandeng Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Rencana Penggunaan Dana IPO 

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham (IPO), setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan operasional. Sekitar 76% dana akan dialokasikan untuk membuka 140 outlet baru di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. 

Ekspansi ini akan dilakukan secara bertahap pada 2025-2026, mencakup biaya renovasi serta pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet.

Sebanyak 18% dana IPO akan digunakan untuk setoran modal kepada CFI, yang selanjutnya akan membuka 30 outlet tambahan hingga 2027. Sedangkan sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk pembelian bahan baku seperti biji kopi, susu, dan sirup, serta biaya operasional seperti sewa outlet, listrik, dan internet. 

Fore Coffee merinci rencana penggunaan dana hasil IPO untuk tiga kebutuhan utama. Sekitar Rp 275 miliar akan dialokasikan guna memperluas jaringan gerai kopi, dengan target pembangunan 140 outlet baru di seluruh Indonesia dalam dua tahun ke depan.

Selain itu, sekitar Rp 60 miliar akan digunakan untuk ekspansi bisnis melalui pembukaan outlet donat oleh anak usahanya. Sementara sisanya, sebesar Rp 18,44 miliar, akan dimanfaatkan sebagai modal kerja guna mendukung operasional perusahaan.

Prospek Bisnis 

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, FORE fokus pada industri makanan dan minuman, khususnya roast coffee yang menyasar kelas menengah. Dengan strategi produk premium affordable, Fore mampu menghadirkan kopi berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, sekaligus menawarkan pengalaman belanja yang unik bagi konsumennya. Ekspansi ke pasar internasional juga telah dilakukan melalui anak usaha yang beroperasi di Singapura.   

Di industri kopi Indonesia, Fore mencatat kinerja impresif dengan Same Store Sales Growth (SSSG) sebesar 42% dalam sembilan bulan hingga 30 September 2024, jauh di atas rata-rata global sebesar 5%. Keunggulan ini didorong oleh kekuatan merek, strategi pemasaran yang efektif, dan inovasi produk yang menarik minat konsumen.    

Perseroan juga berada di posisi strategis untuk memanfaatkan pertumbuhan segmen Foodservice Roast Coffee, yang diperkirakan akan mencapai 66% dari total pasar kopi pada 2030. 

Menurut survei Redseer, perubahan budaya konsumsi kopi di Indonesia semakin menguntungkan, dengan lebih banyak konsumen memilih untuk membeli kopi di luar rumah untuk bersosialisasi (37%) dan menikmati atmosfer outlet (22%). 

Kebijakan Dividen 

Setelah melantai di bursa, manajemen FORE berkomitmen untuk membagikan dividen minimal 40% dari laba bersih setelah pajak kepada pemegang saham. 

Pembagian dividen ini akan dilakukan jika seluruh syarat sesuai UUPPSK telah terpenuhi, dengan tetap mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan serta keputusan RUPS sesuai Anggaran Dasar.  

Kinerja Keuangan 

Berdasarkan laporan keuangannya, FORE membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 42,3 miliar dalam sembilan bulan hingga 30 September 2024. Angka itu berbalik untung setelah sebelumnya merugi Rp 16,4 miliar pada periode yang sama di 2023.   

Adapun untuk tahun penuh 2023, perseroan membukukan laba sebesar Rp 1,1 miliar, berbalik dari kerugian Rp 59,9 miliar di tahun 2022.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan