Adu Laba 4 Emiten Tambang MIND ID: TINS, INCO, PTBA dan ANTM Siapa Paling Cuan?

Nur Hana Putri Nabila
16 April 2025, 06:37
MIND ID
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Pengunjung mencoba simulator eskavator di experience booth MIND ID dalam D Futuro Futurist Summit 2024 di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Empat emiten tambang yang berada di bawah naungan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tambang MIND ID sudah menyampaikan laporan kinerja sepanjang 2024. Laporan itu merupakan kinerja perusahaan di tengah fluktuasi harga komoditas. 

Empat emiten pelat merah yang berada di bawah MIND ID itu terdiri dari PT Timah Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Bagaimana laporan keuangan keempat emiten tambang dan siapa yang paling cuan? 

Kinerja PT Timah Tbk (TINS)

Sepanjang 2024, Timah membukukan laba bersih Rp 1,19 triliun. Nilai ini naik 364% secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya merugi Rp 449,67 miliar. 

Sejalan dengan kenaikan laba, pendapatan TINS juga naik 29,37% yoy menjadi sebesar Rp10,86 triliun pada 2024. Hal itu seiring dengan kenaikan volume penjualan logam timah dan harga jual rata-rata logam timah.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah, Fina Eliani, menyampaikan kinerja keuangan perusahaan mencatat hasil positif. Hal ini tercermin dari beberapa indikator keuangan utama seperti Quick Ratio sebesar 73,2%, Current Ratio sebesar 222,0%, Debt to Asset Ratio 41,8%, dan Debt to Equity Ratio 71,8%.

Sepanjang 2024, perusahaan juga telah menjalankan berbagai langkah efisiensi dan pengendalian biaya. Salah satunya dengan menekan biaya tetap melalui investasi yang diprioritaskan pada kebutuhan operasional, guna mengurangi tekanan dari beban penyusutan dan menjaga arus kas tetap sehat.

“Serta menurunkan interest bearing debt untuk mengurangi biaya bunga dengan melakukan buyback MTN,” ucap Fina dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (16/4).

PT Antam Tbk (ANTM) Catatkan Sejarah

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencatatkan capaian kinerja keuangan tertinggi sepanjang sejarah di tahun buku 2024. Antam mencatatkan pendapatan Rp 69,19 triliun, dan laba Rp 3,85 triliun atau melonjak 25% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year) sebesar Rp 3,08 triliun.

Direktur Utama Antam, Nicolas D Kanter menyampaikan, capaian ini merupakan buah dari ketangguhan dan strategi manajemen perusahaan dalam merespon tantangan pasar. Selain itu Antam juga terus melakukan optimalisasi kinerja operasional secara berkelanjutan.

"Antam berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan," kata Nicolas. 

Seiring dengan peningkatan laba, Antam juga mencatatkan pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar 3% menjadi Rp 6,73 triliun dari sebelumnya Rp 6,55 triliun. Laba kotor naik 3 persen menjadi Rp 6,50 triliun, dan laba usaha meningkat 15 persen menjadi Rp 3 triliun dari Rp 2,62 triliun di tahun 2023.

Laba Susut PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

Selanjutnya, Vale Indonesia (INCO) membukukan laba bersih sebesar US$ 57,76 juta atau sekitar Rp 931,33 miliar sepanjang 2024. Perolehan itu anjlok 78,96% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang mencapai US$ 274,33 juta atau Rp 4,22 triliun.

Sejalan dengan penurunan laba, pendapatan perusahaan juga turun sebesar 22,87% menjadi US$ 950,38 juta dari sebelumnya US$ 1,23 miliar pada 2023.

CFO Vale Indonesia, Rizky Putra mengatakan INCO saat ini tengah menghadapi tantangan, terutama dari penurunan harga nikel yang masih berlanjut. Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya harga realisasi nikel matte.

“Juga efek satu kali dari pemeliharaan fasilitas penggilingan batu bara pada September, yang menyebabkan konsumsi HSFO lebih tinggi untuk menggantikan penggunaan batu bara," kata Rizky dalam keterangan resmi.

Ekspor Topang Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID ini membukukan pendapatan sebesar Rp 42,76 triliun, atau tumbuh 11% secara tahunan (year on year/yoy).

Seiring dengan kenaikan pendapatan, PTBA juga mencetak laba bersih Rp 5,10 triliun dan EBITDA Rp 8,30 triliun. Total aset perusahaan per 31 Desember 2024 sebesar Rp 41,79 triliun, tumbuh 8% secara tahunan.

Berdasarkan keterangan resminya, kenaikan pendapatan PTBA ditopang oleh penjualan ekspor yang mencapai 20,26 juta ton atau naik 30% secara tahunan. Penjualan domestik juga meningkat 6% secara tahunan menjadi 22,64 juta ton. Total penjualan pada 2024 mencapai 42,89 juta ton atau tumbuh 16% secara tahunan.

Penjualan batu bara PTBA didominasi oleh pasar domestik. Namun secara bauran, porsi ekspor semakin meningkat. Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53% dan ekspor 47%.

Perseroan berhasil merealisasikan belanja modal sebesar Rp 2,35 triliun sepanjang 2024, meningkat 17% secara tahunan. Belanja modal tersebut terutama untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan.

Kinerja baik dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen secara tahunan dari US$ 84,76 per ton pada 2023 menjadi US$ 74,19 per ton di 2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen secara tahunan menjadi US$ 134,85 per ton pada 2024, dari US$ 172,79 per ton pada 2023.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan