Wall Street Menguat Usai AS Beri Sinyal Ketegangan dengan Cina akan Mereda

Nur Hana Putri Nabila
23 April 2025, 06:20
Wall Street
Antara
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS). ANTARA/Reuters/pri
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Selasa (22/4), seiring harapan investor bahwa ketegangan dagang antara AS dan Cina akan segera mereda. Kenaikan ini terjadi setelah pasar mengalami penurunan tajam sehari sebelumnya.

Indeks Dow Jones naik 1.016 poin atau 2,66% ke level 39.186. S&P 500 menguat 2,51% menjadi 5.287, sementara Nasdaq melonjak 2,71% ke 16.300.

Sentimen positif dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang menyampaikan kepada sejumlah investor bahwa hubungan dagang dengan Cina kemungkinan akan membaik.

“Situasi sekarang tidak bisa dibiarkan terus berlanjut. Jika dalam dua atau tiga tahun ke depan tercapai kesepakatan, itu akan jadi kemenangan besar,” ujarnya dikutip dari CNBC, Rabu (23/4).

Saham-saham yang berkaitan erat dengan ekonomi Cina turut terdorong. Exchange-Traded Fund (ETF) iShares China (FXI) dan iShares MSCI China (MCHI) masing-masing naik sekitar 3%.

Manajer portofolio Argent Capital Management, Jed Ellerbroek, menilai pernyataan Bessent sebagai sinyal yang sengaja dikirim ke pasar. “Pemerintah AS tampaknya memahami dampak negatif perang dagang terhadap pasar,” kata Ellerbroek.

Menurutnya, pasar merespons pernyataan tersebut sebagai kabar baik yang memicu optimisme investor. “Ini membuat investor lebih yakin bahwa perang dagang akan segera berakhir dalam beberapa bulan ke depan,” ucapnya.

Ketidakpastian Ekonomi Masih Tinggi

Namun, ia juga menekankan bahwa ketidakpastian saat ini masih tinggi. “Satu hal yang jelas, semakin lama ketidakpastian ini berlanjut, maka dampaknya terhadap ekonomi akan semakin parah,” ujarnya.

Kenaikan pasar saham pada Selasa berhasil menghapus kerugian besar sehari sebelumnya. Pada Senin (21/4), Dow Jones sempat anjlok lebih dari 970 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun lebih dari 2%.

Kekhawatiran terkait perang dagang telah menekan pasar dalam beberapa pekan terakhir. Sejak 2 April, saat Presiden Donald Trump mengumumkan tarif baru terhadap berbagai barang impor, indeks S&P 500 tercatat terkoreksi hingga 6%.

Situasi pasar semakin tidak pasti setelah Trump melontarkan sindiran terhadap Federal Reserve lewat platform Truth Social. Ia menyatakan ekonomi bisa melambat jika The Fed tidak segera memangkas suku bunga. Dalam beberapa unggahannya, Trump bahkan menyebut Ketua The Fed, Jerome Powell, sebagai “Tuan Terlambat” dan “pecundang besar”.

Trump juga sempat mengisyaratkan keinginannya untuk memecat Powell. Namun, menurut penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, wacana itu masih dalam tahap kajian.

Di sisi lain, Powell menegaskan bahwa ia tidak bisa diberhentikan berdasarkan undang-undang, dan berniat tetap menjabat hingga masa tugasnya berakhir pada Mei 2026.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan