Setelah Qatar, Pemerintah Sebut 2 Investor Asing Tertarik Investasi di Danantara


Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan bahwa dua negara lain telah menyatakan minat untuk membentuk pendanaan bersama (joint fund) dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Hal ini menyusul kesepakatan antara Danantara dan Qatar Investment Authority (QIA) untuk mengelola dana investasi bersama senilai US$4 miliar, yang diumumkan saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Qatar pada 13 April 2025.
“Ada dua fund dari negara lain, langsung yang menghubungi kami, menghubungi saya juga, untuk sama-sama membentuk fund, perusahaan investasi bersama dengan Danantara di bidang-bidang lainnya, seperti infrastruktur dan lain-lain,” kata Rosan dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu malam (23/4).
Rosan menjelaskan bahwa masing-masing pihak dalam kesepakatan Indonesia-Qatar akan mengalokasikan dana sebesar US$2 miliar. Dana ini akan difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti hilirisasi, kesehatan, energi terbarukan, dan teknologi.
“Akan fokus investasi di Indonesia, walaupun terbuka untuk berinvestasi di tempat lain. Prioritasnya adalah hilirisasi, bidang kesehatan, ekonomi digital, dan juga energi baru terbarukan,” ujarnya.
Menurut Rosan, kesepakatan ini menjadi bukti kepercayaan internasional terhadap kapasitas kelembagaan Indonesia dalam mengelola investasi skala besar. Ia juga menegaskan bahwa Danantara akan mengelola dana ini dengan tata kelola yang transparan dan akuntabel.
“Kami siap menjalankan mandat ini dengan menerapkan tata kelola investasi yang prudent, transparansi, dan berorientasi pada hasil,” tegasnya.
Saat ini, penjajakan kerja sama dengan dua negara lain tersebut masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.