Danantara Mulai Aktif Beroperasi, Pandu Sjahrir Optimistis Kerek Pasar Modal


Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) direncanakan mulai aktif beroperasi pada akhir April ini. Hal ini ditandai dengan rencana Presiden Prabowo Subianto menggelar paparan publik rencana strategis Danantara yang akan digelar hari ini, Senin (28/4) siang.
Dalam acara yang berlangsung di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center tersebut Prabowo akan didampingi Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria, Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir. Selain itu Menteri Badan Usaha Milik Negara sekaligus Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick Thohir juga akan hadir bersama wakilnya Muliaman Hadad dan jajaran dewan pengawas lainnya.
Dalam pertemuan yang digelar terbuka untuk media tersebut Prabowo bakal menjelaskan arah strategi investasi Danantara ke depannya. Sebelumnya CIO Danantara Pandu Patria Sjahrir mengatakan 99 % dari arah investasi Danantara dikendalikan oleh prinsip-prinsip profesional dan korporasi, dengan 1 % keterlibatan dari pemerintah melalui BUMN.
“Tujuan kami bukan hanya return on investment, tapi juga penciptaan lapangan kerja, manajemen risiko, dan kolaborasi erat dengan sektor swasta serta investor global,” ujar Pandu dalam seminar nasional pekan lalu yang dikutip Senin (28/4).
Danantara merupakan lembaga investasi yang dibentuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pendanaan strategis di berbagai sektor prioritas. Menurut Pandu, meski Danantara adalah entitas for-profit, pendekatannya terfokus pada nilai tambah jangka panjang untuk ekonomi nasional.
Pada kesempatan itu, Pandu juga menyampaikan sekilas mengenai arah strategi beserta 9 sektor prioritas Danantara.Ia menyebutkan investasi yang akan dilakukan Danantara diyakini akan berdampak positif terhadap pasar modal terutama beritakan dengan peran Danantara sebagai penyedia likuiditas pasar modal.
“Ya lihat nanti setelah penerimaan. Nanti kita ngomong ke market, Ya nanti Ibu lihat lah kan kita setelah penerimaan, nanti kita ngomong ke market. Kita bisa investasi di saham, obligasi, dan pasar uang,” kata Pandu.
Sektor Prioritas Danantara: Industri hingga AI
Dalam 12 bulan ke depan, Danantara akan memfokuskan investasi pada sektor-sektor strategis seperti industrial downstream seperti mineral, minyak, biodiesel dan bioavtur. Kemudian sektor upstream seperti ekspansi produksi minyak dan gas.
Lalu ada manufaktur, ketahanan pangan, infrastruktur digital, air dan pengelolaan limbah. Disusul oleh keamanan energi, real estate strategis, serta pusat data dan komputasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
“Ini bukan hanya soal investasi, tetapi soal menyiapkan Indonesia agar mampu melompat di tengah tren disrupsi global,” ujar Pandu lagi.
Ia juga menyoroti hadirnya Danantara dalam mendorong dinamika pasar modal Indonesia. Pandu membandingkan volume perdagangan harian Indonesia yang hanya sekitar 10-12 juta transaksi dengan negara seperti India yang bisa mencapai 250 juta transaksi per hari.
“Positif melihat perkembangan terakhir sejak 10-12 minggu terakhir di ekosistem modal Indonesia, jadi kalau belum pernah yang dapat bisa dicari itu UBS report dari pagi. 12 hari terakhir juga foreign food sudah masuk di Indonesia. Domestic juga semakin aktif,” ujarnya.
Peningkatan ini juga didukung oleh masuknya investor asing dan peningkatan alokasi investasi domestik, seperti dari Taspen dan instansi lain yang kini menaikkan porsi investasi di pasar saham hingga 20 %.
Pandu yakin bahwa dalam dua tahun ke depan, pihaknya akan fokus meningkatkan peran investor lokal dengan berbagai produk investasi, seperti pension-linked investment products, obligasi hybrid, dan pendanaan bersama proyek strategis nasional.
Rencana Jangka Panjang Danantara
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menjelaskan Danantara akan beroperasi efektif pada akhir April 2025. Menurut Erick, lembaga negara baru ini akan mengandalkan dividen dari bank milik negara senilai Rp 49,7 triliun sebagai modal awal.
Menurut Erick sebelum bergerak jauh soal investasi, Danantara terlebih dahulu akan merampungkan proses konsolidasi di internal. Proses ini menjadi bagian penting dalam penyusunan strategi investasi dan operasional Danantara.
Meski baru beroperasi dan dalam tahap awal rekrutmen, Erick yakin Danantara akan menjalankan fungsinya dengan baik. "Danantara ini baru lahir, di Danantara ada investasi dan operasional. Tentu kita memprioritaskan konsolidasi dari Danantara supaya mereka bisa jalan," ujar Erick.
Lebih jauh ia menjelaskan, dalam proses konsolidasi ini, Danantara akan memperhatikan pemilihan orang-orang yang tepat. Sementara itu, Pandu Sjahrir mengungkapkan mengenai mulai adanya kepercayaan dari dunia internasional pada Danantara yang ditandai dengan adanya komitmen investasi.
Salah satu komitmen investasi saat ini sudah disepakati bersama pemerintah Qatar. Kerja sama akan difokuskan untuk sektor-sektor prioritas, di antaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi, infrastruktur digital, kesehatan, hingga pariwisata.
Indonesia bersama Qatar telah menyepakati komitmen investasi bersama sebesar US$ 4 miliar atau setara Rp 34 triliun. Dalam kerja sama ini komitmen investasi dari masing-masing negara senilai US$ 2 miliar.