GBK akan Masuk Aset Investasi Danantara, Bagaimana Bisa?
Kawasan Gelora Bung Karno atau GBK akan masuk dalam daftar aset investasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. Kawasan ini sebelumnya berada di bawah pengelolaan Kementerian Sekretariat Negara.
Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara Indonesia menyebut bahwa Gelora Bung Karno (GBK) akan dimasukkan dalam daftar aset investasi Danantara. “GBK dan seluruh lokasi yang ada akan dimasukkan ke dalam Danantara dengan perencanaan yang matang,” kata Chief Executive Officer Danantara Rosan Roeslani ketika diwawancara di Town Hall, Jakarta Convention Center Senin (28/4).
Ia menjelaskan, pengelolaan GBK di bawah Danantara bertujuan agar dapat menjadi aset yang lebih produktif dan menghasilkan return of asset dan return of investment sesuai dengan parameter perbandingan kinerja menuju perbaikan atau benchmarking.
Rosan juga menyebut, seluruh Badan Usaha Milik Negara dengan jumlah 844 perusahaan, termasuk anak perusahaan hingga turunan-turunannya resmi bergabung untuk berinvestasi di bawah naungan Danantara. “Semua ini telah berada di bawah pengawasan sejak 21 Maret lalu,” kata Rosan
Menurut Rosan, seluruh perencanaan ini telah melalui tahap konsolidasi secara bertahap. Terutama terhadap perusahaan-perusahaan besar yang memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. “Mengenai aset Bisnis Model Innovation, nilainya kini telah mencapai 982 miliar dolar dan angka ini meningkat dari sebelumnya yang berkisar US$ 95-100 miliar,” katanya.
Mengandalkan Dividen Rp 49 Triliun
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memaparkan bahwa Danantara akan beroperasi efektif pada akhir April 2025. Menurut Erick, lembaga negara baru ini akan mengandalkan dividen dari bank milik negara senilai Rp 49,7 triliun, antara lain dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai modal awal.
"Dividen dari bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara kan hampir Rp 50 triliun. Kami harus konsolidasi di situ dulu," ujar Erick di Kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Selasa (23/4).
Namun, Erick belum memerinci BUMN mana yang akan digunakan Danantara untuk berinvestasi, karena lembaga tersebut masih dalam tahap konsolidasi.
Menurut dia, Qatar saa ini sudah menyepakati kerjasama dengan Danantara yang difokuskan untuk sektor-sektor prioritas, di antaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi, infrastruktur digital, kesehatan, hingga pariwisata. Indonesia bersama Qatar telah menyepakati komitmen investasi bersama sebesar US$ 4 miliar atau setara Rp 34 triliun. Dalam kerja sama ini komitmen investasi dari masing-masing negara senilai US$ 2 miliar.
