Wall Street Bergerak Variasi, Investor Cermati Laporan Keuangan dan Tarif Impor


Indeks saham Wall Street di Amerika Serikat bergerak bervariasi pada perdagangan Senin (28/4). Investor akan berfokus memantau sejumlah data ekonomi dan laporan keuangan emiten, serta perkembangan tarif dagang selama sepekan ini.
S&P naik tipis 0,06% ke level 5.528,75, mencatatkan kenaikan lima hari beruntun. Dow Jones Industrial Average menguat 0,28% menjadi 40.227,59. Sebaliknya, Nasdaq Composite turun 0,1% ke 17.366,13.
Empat saham dari kelompok ‘Tujuh Besar’ yakni Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft sempat tertekan sepanjang sesi jelang rilis laporan keuangan kuartalan. Apple dan Meta masing-masing berhasil ditutup menguat sekitar 0,4%. Sementara itu, Microsoft turun 0,2% dan Amazon 0,7%.
Menurut data FactSet, sekitar 73% perusahaan yang telah melaporkan kinerja keuangan tercatat berhasil melampaui estimasi analis. Walaupun, 77% di antaranya mencatatkan penghasilan sedikit di bawah rata-rata lima tahun.
Analis Wall Street juga mulai memangkas proyeksi keuangan kuartal kedua dan setahun penuh, karena banyak perusahaan memberikan prospek yang kurang meyakinkan di tengah ketidakpastian kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump.
Menteri Keuangan Scott Bessent menjelaskan terkait peluang tercapainya kesepakatan tarif impor dengan Cina. Akan tetapi, ia menegaskan bahwa tanggung jawab utama bukan dari pihak Amerika.
Sementara dengan negara lain, Bessent menyatakan ada kemajuan dalam negosiasi tarif impor. Dengan India misalnya, kemungkinan akan menjadi salah satu yang pertama tercapai.
"Saya percaya Cina yang harus mengambil langkah untuk meredakan ketegangan, karena mereka mengekspor lima kali lebih banyak ke AS dibandingkan sebaliknya. Dengan begitu, tarif tinggi seperti 120% hingga 145% ini tidak bisa terus dipertahankan," ujar Bessent dikutip dari CNBC International, Senin waktu setempat (28/4).
Ekonom Barclays, Jonathan Millar mengatakan dalam beberapa hari terakhir terlihat tanda-tanda ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok mulai mereda. Kedua negara mulai mengurangi tarif impor yang dinilai tidak berkelanjutan.
AS juga memberi sinyal untuk meredakan ketegangan tersebut. "Namun, ini masih sebatas wacana. Kami tetap meragukan diskusi perdagangan ini akan menghasilkan kemajuan untuk mencegah resesi di Amerika," ujar Millar.
Di tengah isu tarif impor, saham Wall Street sepanjang April bergerak dalam rentang perdagangan yang lebar. Dow Jones berpotensi membukukan penurunan lebih dari 4% sepanjang bulan ini. Sementara itu, Nasdaq Composite naik sekitar 0,4%.
S&P 500 turun lebih dari 1% selama bulan ini atau sekitar 10% di bawah puncak 52 minggu yang tercapai akhir Februari. Indeks ini sempat memasuki fase pasar bearish pada 7 April sebelum akhirnya pulih, meski belum berhasil menembus level resistance.
Pergerakan saham Wall Street selama sepekan ke depan akan diramaikan dengan rilis data keuangan emiten, laporan pasar tenaga kerja, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Fokus utama akan tertuju pada laporan nonfarm payrolls yang dijadwalkan keluar Jumat, serta data Produk Domestik Bruto alias PDB kuartal pertama dan indikator inflasi favorit The Fed yang akan dirilis Rabu.