Rugi GOTO Susut Jadi Rp 366,59 Miliar, Pendapatan Tembus Rp 4,23 T di Kuartal I


PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan rugi periode berjalan Rp 366,59 miliar sepanjang kuartal pertama 2025. Kerugian GOTO ini susut 61% yoy dibandingkan periode yang sama pada 2024 Rp 937,10 miliar.
Sementara itu, rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 283,32 miliar pada kuartal pertama 2025. Angka itu susut 67,1% dari periode yang sama tahun lalu Rp 861,91 miliar pada 2024.
Berdasarkan laporan keuangan GOTO yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, sepanjang Januari - Maret 2025, perusahaan sektor teknologi ini membukukan pendapatan Rp 4,23 triliun. Pendapatan naik 4% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yakni Rp 4,07 triliun.
Kemudian GOTO mencatat pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) inti sebesar 54% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 83,2 triliun pada kuartal I 2025. Sementara EBITDA yang disesuaikan tercatat Rp 393 miliar, berbalik arah dari rugi Rp 101 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun unit bisnis Financial Technology turut mencetak kinerja positif dengan rekor EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 47 miliar. Hal itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bersih yang melonjak 90% yoy berkat ekspansi portofolio pinjaman yang berkelanjutan.
Lalu layanan On-Demand Services mencatat rekor EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 314 miliar. Kenaikan ini merupakan hasil dari fokus unit bisnis pada efisiensi operasional serta pelaksanaan strategi yang mengarah pada profitabilitas.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, menyampaikan bahwa perusahaan mengawali tahun 2025 dengan momentum yang kuat. Hal itu diperoleh dari pencapaian rekor baru dan kinerja kuartalan GOTO yang mencetak keuntungan.
Menurutnya, pencapaian sepanjang kuartal pertama 2025 mencerminkan keberhasilan dalam menjalankan strategi secara disiplin serta menunjukkan keunggulan dari model ekosistem GoTo.
Ia juga menyebut GOTO terus mengoptimalkan basis pelanggan untuk mencakup segmen pengguna premium yang memiliki daya beli tinggi. Apalagi dengan tingkat keterlibatan yang tetap tangguh sehingga memberikan stabilitas lebih kuat bagi bisnis GOTO.
Di sisi lain, GoTo juga fokus untuk meningkatkan layanan di semua segmen melalui inovasi produk yang berkelanjutan dan investasi di teknologi. Hal itu demi memperkuat pengalaman pengguna dan memperluas jangkauan pasar.
“Seluruh upaya ini memperluas jangkauan kami, meningkatkan profitabilitas, dan memposisikan bisnis untuk pertumbuhan jangka panjang,” kata Patrick dalam keterangan resminya, Selasa (29/4).
Direktur Keuangan Grup GoTo, Simon Ho, mengungkapkan GoTo berhasil mencatatkan pertumbuhan yang konsisten serta kenaikan profitabilitas di seluruh lini bisnis. Ia menyebut lini bisnis pinjaman menjadi kontributor utama pertumbuhan, dengan portofolio pinjaman konsumen yang meningkat 108% secara tahunan.
Sementara itu, layanan On-Demand menunjukkan perbaikan margin selama tiga kuartal berturut-turut, disertai kenaikan Gross Transaction Value (GTV) sebesar 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, capaian positif ini mencerminkan kekuatan fundamental bisnis GoTo dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan makroekonomi.
“Kami memperkirakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di sisa tahun 2025 dan tetap yakin dapat mencapai pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun penuh sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun,” ucapnya.