PTPP akan Divestasi 2 Anak Usaha Rp 3 Triliun Demi Bayar Utang


PT PP Tbk berencana melepas dua anak usaha bidang infrastruktur air dan kereta api demi mengurangi utang perusahaan. Nilai divestasi kedua perusahaan ini diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.
Adapun dua anak usaha yang akan dilepas emiten konstruksi ini adalah PT PP Infrastruktur yang bergerak di bidang sistem penyediaan air minum atau SPAM dan PT Celebes Railways Indonesia yang bergerak dibidang infrastruktur kereta api. Direktur Utama PTPP Novel Arsyad berharap, divestasi PP Infrastruktur dapat tuntas pada pertengahan tahun ini.
"Ini merupakan program kami untuk memperbaiki arus kas perusahaan,” kata Novel dalam konferensi pers PTPP di Plaza PP, Jakarta, Rabu (30/4).
Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP I Gede Upeksa Negara menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari strategi PTPP untuk lebih fokus dalam bisnis perusahaan. Aset yang tidak sejalan dengan bisnis inti perusahaan akan dilepas.
“Ini yang akan kami lakukan dan sudah berproses. Kami juga didampingi financial advisor untuk melakukan proses divestasi,” kata Upeksa.
Ia menjelaskan, saat ini sudah ada tiga calon investor, terdiri dari dua perusahaan asing dan satu perusahaan lokal, yang tengah masuk dalam proses uji tuntas atau due diligence untuk membeli PP Infrastruktur. Proses penawaran diharapkan masuk pada Mei 2025, yang akan dilanjutkan ke tahap Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA).
Proses uji tuntas, menurut dia, juga tengah dilakukan dua investor yang terdiri dari lokal dan asing terhadap PT Celebes Railways Indonesia
Selain melakukan divestasi pada dua anak usahanya, PT PP juga berencana melepas sebagian kepemilikan pada proyek tol Semarang–Demak untuk membayar. Divestasi proyek ini rencananya akan dilakukan pada 2027, setelah tol tersebut resmi beroperasi.
"Untuk menurunkan utang, kami juga akan melakukan rights issue di proyek Semarang–Demak,” ucapnya.
PTPP juga berencana melakukan divestasi atas aset-aset alat berat yang sudah tidak lagi terpakai di anak usaha PP Presisi. Ia menyebut langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi dan optimalisasi aset.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PTPP mencatatkan total liabilitas atau utang mencapai Rp 41,33 triliun pada akhir 2024, sudah turun jika dibandingkan akhir Desember 2023 yang mencapai Rp 41,38 triliun.