Adu Laba Bank Kakap BCA, BNI, BMRI dan BRI di Kuartal I 2025, Siapa Juaranya


Sejumlah perbankan raksasa RI telah melaporkan kinerja keuangannya hingga kuartal pertama 2025. Perbankan jumbo tersebut di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Dari empat perbankan jumbo, siapa yang meraup laba tertinggi?
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih perusahaan dan entitas anak usahanya naik 9,8% mencapai Rp 14,1 triliun sepanjang kuartal pertama 2025. Pertumbuhan laba bersih BCA ini seiring dengan pertumbuhan total kredit yang mencapai 12,6% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 941 triliun.
Pertumbuhan kredit ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan. Pendanaan inti giro dan tabungan atau CASA tumbuh 8,3% year-on-year mencapai Rp 979 triliun atau sekitar 82% total dana pihak ketiga atau DPK.
Dari sisi pendapatan, net interest income BCA meningkat 7,1% yoy menjadi Rp 21,1 triliun. Pendapatan non-bunga turut naik 8,1% yoy menjadi Rp 6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 27,9 triliun atau tumbuh 7,4% yoy.
Tabel perbandingan Laba Empat Bank Kakap
No. | Nama Perusahaan | Laba | Keterangan |
1 | PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) | Rp 14,1 triliun | Naik 9,8% |
2 | PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) | Rp 13,8 triliun | Turun 13,63% |
3 | PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) | Rp 13,2 triliun | Naik 3,89% |
4 | PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) | Rp 5,38 triliun | Naik 1,1% |
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Lalu emiten perbankan pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,38 triliun sepanjang kuartal pertama 2025. Torehan laba bersih itu naik 1,1% secara tahunan dari periode yang sama sebelumnya Rp 5,32 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan laba, BNI mencatat pertumbuhan kredit dan tabungan masing-masing sebesar 10,1% dan 10,2% secara tahunan (yoy) pada kuartal pertama 2025.
Adapun total penyaluran kredit per Maret 2025 mencapai Rp 765,47 triliun didorong oleh segmen korporasi yang tumbuh 16% yoy menjadi Rp 433,4 triliun. Secara rinci, pembiayaan ke sektor swasta dan institusi naik 17% menjadi Rp 317,1 triliun, sementara kredit ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 13,3% menjadi Rp 116,3 triliun.
3. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencetak laba Rp 13,20 triliun sepanjang kuartal pertama 2025. Torehan laba itu naik 3,89% secara tahunan (yoy) dari sebelumnya Rp 12,70 triliun.
Seiring dengan kenaikan laba, pendapatan bunga tumbuh 11,51% yoy menjadi Rp 39,63 triliun dari semula Rp 35,54 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pencapaian tersebut mendorong pendapatan bunga bersih naik 4,87% yoy menjadi Rp 28,73 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan menjelaskan, penyaluran kredit hingga Maret 2025 mencapai Rp 1.672 triliun. Penyaluran kredit ini didorong oleh segmen wholesale maupun retail. “Kami tetap terus meningkatkan transaksional baik di segmen wholesale maupun retail untuk menjaga biaya dana tetap efisien,” kata kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi pada Selasa (29/4).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan kredit mendorong pendapatan bunga naik 11,51% secara tahunan menjadi Rp 39,63 triliun. Namun, beban bunga naik lebih tinggi mencapai 24,4% menjadi Rp 14,1 triliun. Hal ini membuat kenaikan bunga bersih hanya mencapai 4,87% menjadi Rp 28,73 triliun.
4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Tbk (BBRI) mencatatkan laba periode kuartal pertama Rp 13,8 triliun. Angka ini turun 13,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy) Rp 15,88 triliun pada kuartal I 2024. Margin bunga alias net interest margin (NIM) turun dari 6,71% menjadi 6,28%.
Namun beban bunga membaik dari Rp 14,11 triliun menjadi Rp 13,99 triliun. Pendapatan bunga konsolidasi pun turun 1,52% menjadi Rp 49,83 triliun. Pendapatan bunga bersih melorot 1,75% menjadi Rp 35,85 triliun.
Selain itu, penurunan nilai aset keuangan atau impairment naik 14,56% menjadi Rp 12,27 triliun pada akhir Maret. Meski begitu, BRI menyalurkan kredit Rp 1.373,7 triliun. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga atau DPK naik 0,4% menjadi Rp 1.421,6 triliun dan dana murah alias CASA tumbuh 7,1% menjadi Rp 934,9 triliun.
“Pertumbuhan ini didorong penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, semua segmen kredit mencatatkan pertumbuhan positif dengan tetap berfokus pada segmen UMKM,” kata Direktur Utama BRI Heri Gunardy saat konferensi pers laporan kinerja kuartal I, Rabu (30/4).