Mandiri Sekuritas Target Raih 1,6 Juta Investor di Akhir 2025, Ini Strateginya


PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melalui PT Mandiri Sekuritas menargetkan penambahan hingga 1 juta investor sampai akhir tahun 2025. Saat ini jumlah investor yang terdaftar di Mandiri Sekuritas adalah 600 ribu orang, sehingga totalnya akan mencapai angka satu juta enam ratus investor.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan perusahaan melakukan sejumlah terobosan untuk bisa mengejar target. “Target kita itu penambahan satu juta nasabah. Kolaborasi [bersama BEI] terutama karena kita punya profit yang sudah growing di Livin,” kata Oki dalam seminar Komitmen Sinergi Cerdas Investasi, Finansial Mandiri di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (6/5).
Menurut Oki, kolaborasi bersama BEI dibuat untuk mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pasar modal. Selain itu juga untuk memperkuat literasi keuangan dan meningkatkan jumlah nasabah retail di Indonesia.
“Kami akan terus galakkan supaya peningkatan jumlah nasabah itu terus menerus sehingga impulsi dari pasar modal Indonesia itu terus berjalan,” ujar Oki.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan pada 2024, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat sebesar 65,43%. Sementara untuk pasar modal, survei terakhir yang dilakukan pada 2022 menunjukkan angka literasi masih di level 4,11%.
Selain melakukan kolaborasi dengan BEI, Mandiri Sekuritas juga melakukan pengembangan digital platform melalui fitur-fitur produk-produk yang baru disertai dengan program-program marketing. Menurut Okki, apabila berkaca pada kondisi ekonomi di Indonesia saat ini, Oki mengatakan bahwa hal tersebut tidak memengaruhi jumlah nasabah retail.
“Kalau kami lihat pasar modal kita sekarang itu sangat attractive, dari segi valuasi aja relatif sangat murah dibandingkan dengan negara lain,” lanjutnya.
Peresmian kolaborasi ini dimulai dengan penandatanganan kerja sama oleh Pejabat Eksekutif Network & Retail Funding Bank Mandiri Jan Winston Tambunan bersama jajaran manajemen Bank Mandiri, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, Direktur PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Antonius Herman Azwar, Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Eqy Essiqy, Direktur PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (Indonesia SIPF) Narotama Aryanto, serta Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana.
Sebelumnya Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan sepanjang tahun ini, jumlah investor saham bertambah hampir 400 ribu dan secara total sudah ada penambahan sekitar 1,3 juta investor. Ia juga menyoroti data dari periode 28 Maret–7 April 2025 saat terjadi gejolak pasar modal baik di global maupun dalam negeri.
Dalam rentang waktu itu, kata Jeffrey, tercatat ada 38.676 investor saham baru. Lalu saat pasar kembali dibuka pada 8 April 2026, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 2,8 triliun. Meski begitu, Jeffrey menyebut penjualan tersebut diserap sepenuhnya oleh investor ritel lokal.
“Kami berharap investor institusi domestik kita berperan, kami terus berdiskusi kepada seluruh stakeholder bagaimana investor institusi kita lebih berperan lagi,” tambah Jeffrey.
Jumlah investor pasar modal Indonesia telah melampaui 16 juta Single Investor Identification (SID) pada Selasa (22/4), yaitu tepatnya sebesar 16.021.179 SID. Jumlah tersebut terus bertambah menjadi 16.216.944 SID pada Selasa (29/4) atau meningkat hingga 1.345.305 SID di sepanjang tahun 2025. Lalu lebih dari 79% investor tersebut berusia di bawah 40 tahun.