Menilik Pengendali dan Fakta IPO Cipta Sarana (DKHH), Banjir Pesanan 190 Kali

Nur Hana Putri Nabila
7 Mei 2025, 15:45
IPO
Website PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH)
PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten kesehatan PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (8/5). Selama masa penjatahan terpusat (pooling allotment), jumlah pemesanan yang masuk nilainya mencapai Rp 3,8 triliun.

Manajemen DKKH mengatakan, jumlah pesanan yang diterima telah kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 190 kali. Dalam IPO kali ini, Cipta Sarana menerbitkan saham baru sebanyak 530 juta saham. Jumlah ini setara dengan 20,78% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Pada saat IPO, DKHH menawarkan saham dengan harga Rp 132 per saham. Dengan demikian, total nilai emisi dari hajatan tersebut mencapai Rp 69,90 miliar.

Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas Wilson Sofan sangat mengapresiasi banyaknya permintaan saat IPO. “Respon masyarakat yang luar biasa ini mencerminkan tingkat kepercayaan para pelaku pasar terhadap prospek bisnis jangka panjang perseroan di masa depan,” ujar Wilson seperti dikutip Rabu (7/5). 

Sementara itu, Direktur Utama Cipta Sarana Medika Satria Muhammad Wilis optimistis, ekspansi yang akan dilakukan oleh perseroan akan berdampak positif terhadap kinerja DKHH di masa mendatang.  “Dengan adanya gedung baru dan penambahan fasilitas di rumah sakit yang sudah ada, kami percaya hal ini akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan di masa mendatang,” tuturnya.

 Selain itu, Cipta Sarana Medika juga menerbitkan maksimal 265 juta Waran Seri I secara atau 13,12% dari total saham disetor penuh. Setiap dua saham baru memberikan satu waran, yang bisa ditebus menjadi saham dengan harga pelaksanaan Rp 155 per saham.  

 Waran akan diterbitkan mulai enam bulan setelah penerbitan dan berlaku selama enam bulan. Total dana hasil pelaksanaan waran sebesar-besarnya mencapai Rp 41,07 miliar. Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yakni PT MNC Sekuritas. 

Di balik IPO emiten sektor kesehatan itu, siapa pengendalinya?

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, PT Siliwangi Djajakusumah Hospitals atau PT SDH menjadi pengendali perusahaan. Berdasarkan akta pendirian PT SDH merupakan perusahaan di bidang jasa dan perdagangan yang mencangkup rumah sakit swasta, serta perdagangan eceran alat laboratorium, alat farmasi, dan alat kesehatan umum manusia.

Selain itu, PT SDH juga memegang usaha eceran khusus barang dan obat farmasi, alat kedokteran, parfum dan kosmetik, hingga aktivitas konsultasi manajemen lainnya. 

Perusahaan memiliki dua pemegang saham, yakni PT Siliwangi Dajajakusumah Bersatu sebagai pemegang mayoritas dengan kepemilikan 99.999 saham bernilai nominal Rp 99,9 miliar atau setara 100%, serta Iqbal Rahim Wilis yang memiliki 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta, atau 0%.

Adapun susunan pengurus perusahaan terdiri dari Iqbal Rahim Wilis sebagai Komisaris, Satria Muhammad Wilis sebagai Direktur Utama, dan Octen Suhadi sebagai Direktur. Adapun Iqbal Rahim Wilis merupakan menantu dari Wakil Presiden keempat RI Umar Wirahadikusumah.

Struktur Pemegang Saham Sebelum dan Sesudah IPO

Sebelum IPO, seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 2,02 miliar saham dimiliki oleh PT Siliwangi Dajajakusumah Hospitals atau sebanyak 2.019.998.000 saham. Kemudian Iqbal Rahim Willis sebanyak 2.000 saham, dengan kepemilikan PT Siliwangi Dajajakusumah Hospitals mendominasi 100%.

Setelah proses IPO, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh meningkat menjadi 2,55 miliar saham. Dalam struktur kepemilikan terbaru, PT Siliwangi Dajajakusumah Hospitals tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi 79,22%, sementara masyarakat sebagai investor publik memperoleh 530 juta saham atau setara 20,78%. Iqbal Rahim Willis sebentara yakni 2.000 saham atau 0%.

Penggunaan Dana IPO 

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO Cipta Sarana Medika, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk pengembangan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit DKH Cibadak, Sukabumi.  

Sekitar Rp 612 juta akan digunakan untuk renovasi gedung rumah sakit yang ada. Sementara Rp 40,76 miliar dialokasikan untuk pembangunan gedung baru di area yang sama. Renovasi dan pembangunan tersebut akan melibatkan pihak ketiga non-afiliasi, yakni PT Wyn Karya Perkasa.

Selain itu, sekitar Rp3,61 miliar dari dana IPO akan digunakan untuk pengadaan CT-Scan serta alat medis dan non-medis yang akan ditempatkan di gedung baru rumah sakit. Pengadaan ini dilakukan melalui pihak ketiga non-afiliasi, PT D&V International Makmur Gemilang, dengan sistem pembelian PO dan estimasi barang diterima paling lambat kuartal IV 2025.  

 Adapun sisa dana lainnya akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk untuk biaya pemasaran guna meningkatkan branding perusahaan serta pembayaran vendor obat dan farmasi.

Kebijakan Dividen 

Setelah melantai di BEI, mulai tahun buku 2024 dan seterusnya, manajemen Perseroan berencana membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham hingga sebesar 50% dari laba bersih tahun berjalan.  

Kebijakan dividen ini akan mempertimbangkan kinerja keuangan, kondisi arus kas, prospek bisnis, serta kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi di masa depan, dengan tetap mengacu pada ketentuan peraturan dan kewajiban yang berlaku.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan