Merger Grab-GOTO Dikabarkan Tuntas Kuartal II 2025, Targetkan Ekspansi Layanan


Sinyal merger atau penggabungan dua perusahaan transportasi raksasa Tanah Air Grab dan PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat. Dalam merger ini yang bakal terjadi lewat skema akuisis ini, perusahaan layanan ride-hailing dan pengantaran makanan asal Singapura, Grab Holdings (GRAB.O) disebut tengah merampungkan sejumlah persyaratan untuk memuluskan aksi korporasi.
Menurut laporan terbaru yang dikutip dari Reuters, aksi ini diperkirakan bisa terjadi pada kuartal kedua tahun ini. Sebagai bagian tak terpisahkan dari proses merger, Grab disebut sudah menunjuk penasehat untuk menangani rencana akuisisi itu.
Masih merujuk pemberitaan Reuters, manajemen Grab saat ini tengah berdiskusi dengan beberapa bank untuk membahas pendanaan terkait kesepakatan akuisisi. “Kesepakatan tersebut tunduk pada ketentuan seperti mengenai pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” ujar salah seorang sumber Reuters seperti dikutip Rabu (7/5).
Kabar merger antara Grab dan GOTO sudah mulai tersiar sejak awal tahun 2025. Pada Maret 2025, Grab Holding Ltd. dikabarkan tengah mencari pinjaman US$ 2 miliar untuk membiayai rencana akuisisi GOTO. Sebelumnya pada Februari 2025 laporan Bloomberg mengulas rencana Grab mengakuisisi GOTO dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar.
Dalam rencana akuisisi ini, Grab disebut mempertimbangkan untuk membeli seluruh saham Gojek Tokopedia. Adapun harga akuisisi diperkirakan di Rp 100 rupiah per lembar.
Katadata.co.id sudah menghubungi dua pendiri Gojek Tokopedia mengkonfirmasi kabar akuisisi ini. Namun, Andre Soelistyo dan William Tanuwijaya yang merupakan pemegang saham GOTO belum memberikan respons atas rencana merger.
Sementara itu manajemen GOTO tak mau berkomentar soal rencana merger. Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada Februari lalu menegaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger.
Ia menyebut rumor GoTo Gojek Tokopedia mengkaji merger dengan Grab sudah berhembus dalam beberapa tahun terakhir. Kabar ini berdasarkan spekulasi. “Berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis Koesoemohadiani.
Grab Bidik Tambahan Pengemudi
Di tengah kabar dan sinyal kuat akuisisi, Chief Financial Officer (CFO) Grab, Peter Oey, mengungkap target Grab memperluas pasar di Indonesia. Dalam wawancara dengan CNBC akhir April 2025 lalu, Peter mengatakan pangsa pasar Indonesia merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Menurut Peter, apabila melihat pertumbuhan dari kuartal keempat 2024 hingga kuartal satu 2025 ini, GRAB punya lebih banyak pengguna di platform dibanding sebelumnya. “Kami juga terus meningkatkan margin bisnis di Indonesia, dan pasar ini sangat menguntungkan bagi kami,” ujar Peter, seperti dikutip CNBC pada Rabu (7/5).
Selain itu, Peter juga mengakui Indonesia masih punya potensi besar yang belum tergarap menyeluruh. Ia menjelaskan, Grab berkomitmen terus menghadirkan produk baru yang bisa diakses dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
Salah satu peluang besar lainnya adalah sektor pemberian pinjaman, baik untuk konsumen maupun usaha kecil, yang saat ini mulai diperluas oleh Grab di Indonesia. Peter juga mengatakan perusahaan sudah berhasil menjaga keuntungan selama tiga kuartal terakhir.
Menurut Peter, salah satu rahasia Grab mempertahankan kinerja pasar adalah mengelola pelanggan Grab yang setia seiring dengan hasil dari berbagai produk baru yang terus dikembangkan oleh Grab. Peter juga menjelaskan, jumlah insentif (bonus) yang diberikan ke pengemudi memang sengaja dibuat naik-turun, tergantung kebutuhan.
Di kuartal pertama, Grab banyak berinvestasi di bisnis transportasi, terutama untuk menarik lebih banyak pengemudi. “Permintaan naik tinggi, perjalanan naik 25% dibanding tahun lalu. Jadi, kami butuh lebih banyak pengemudi di lapangan. Sekarang mitra pengemudi kami lebih banyak dibanding sebelumnya, supaya pasar tetap sehat, kami harus atur investasi dengan baik,” jelasnya.
Selain itu, Peter menyebut saat ini Grab terus bertumbuh menjadi makin efisien. Misalnya, keuntungan dari bisnis pengiriman naik sekitar 40 basis poin, sementara bisnis transportasi tetap stabil. Peter memastikan perusahaan sudah melakukan langkah-langkah yang tepat agar bisnis makin kuat sekaligus terus bertumbuh.