Cipta Sarana Medika (DKHH) Resmi IPO, Harga Saham Naik 34,8%


Emiten sektor kesehatan PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis (8/5). Perseroan ini menjadi emiten ke-14 yang terdaftar di bursa pada tahun ini.
Merujuk prospektus yang telah diterbitkan, PT Siliwangi Djajakusuma Hospital (PT SDH) tercatat sebagai pengendali utama DKHH. Siliwangi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan. Cakupannya adalah pengelolaan rumah sakit swasta dan perdagangan eceran alat laboratorium, seperti alat farmasi dan alat kesehatan umum manusia.
Pada debut perdananya, harga saham DKHH naik 34,85% atau 46 poin ke level 178 per lembar saham. Pada pukul 9.03 WIB, saham terpantau stagnan pada level 178. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 4 juta lembar saham dengan frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.565 kali.
Perusahaan menetapkan harga IPO sebesar Rp 132 per lembar saham. Lewat IPO, DKHH menawarkan sebanyak 530 juta lembar saham baru ke publik atau setara dengan 20,78% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Total nilai emisi yang bakal diraup mencapai Rp 69,90 miliar.
Menyusuri nilai pemesanan selama masa penjatahan terpusat (polling allotment) mencapai Rp 3,8 triliun. Permintaan investor bahkan melebihi pesanan yang sudah ditetapkan atau oversubscribed hingga 190 kali.
Direktur Utama DKHH, Satria Muhammad Wilis, menyatakan bahwa tujuan pembentukan perusahaan ini adalah untuk membantu masyarakat indonesia mendapatkan layanan kesehatan yang baik. Berpegang kepada nilai tersebut, DKHH fokus di ekspansi layanan dan kenaikan kualitas sehingga dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin.
"Setiap tahun lebih dari 100 ribu pasien kami layani, dan tingkat bed occupancy rate kami sudah mendapati kapasitas maksimum, sebuah bukti kepercayaan masyarakat,” kata Satria pada pembukaan IPO DKHH di Main Hall BEI, Kamis (8/5).
Penggunaan Dana IPO
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO Cipta Sarana Medika, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk pengembangan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit DKH Cibadak, Sukabumi.
Sekitar Rp 612 juta akan digunakan untuk merenovasi gedung rumah sakit yang sudah ada. Sementara itu, sebesar Rp 40,76 miliar akan dialokasikan untuk pembangunan gedung baru di area yang sama. Proyek renovasi dan pembangunan ini akan melibatkan pihak ketiga non-afiliasi, yakni PT Wyn Karya Perkasa.
Selain itu, sekitar Rp3,61 miliar dari dana IPO akan digunakan untuk pengadaan CT-Scan serta berbagai alat medis dan non-medis yang akan ditempatkan di gedung baru. Pengadaan ini dilakukan melalui pihak ketiga non-afiliasi, PT D&V International Makmur Gemilang, dengan sistem pembelian PO (purchase order) dan estimasi barang diterima paling lambat pada kuartal IV 2025.
Adapun sisa dana lainnya akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk untuk biaya pemasaran guna memperkuat branding perusahaan serta pembayaran kepada vendor obat dan farmasi.
Pembagian Dividen
Setelah resmi tercatat di BEI, mulai tahun buku 2024 dan seterusnya, manajemen Perseroan berencana membagikan dividen tunai kepada pemegang saham hingga maksimal 50% dari laba bersih tahun berjalan.
Kebijakan pembagian dividen ini akan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti kinerja keuangan, kondisi arus kas, prospek bisnis, serta kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi ke depan. Seluruh keputusan tetap akan mengacu pada ketentuan peraturan dan kewajiban yang berlaku.