Kabar Merger: GOTO Akui Terima Penawaran, Bos Grab Sebut Indonesia Pasar Penting

Ira Guslina Sufa
8 Mei 2025, 17:38
Grab dan Gojek
Meta.ai, Katadata/Desy Setyowati
Grab dan Gojek
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sinyal merger atau penggabungan dua perusahaan transportasi raksasa Grab dan PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat. Penggabungan ini terjadi seiring dengan kabar perusahaan layanan ride-hailing dan pengantaran makanan asal Singapura, Grab Holdings (GRAB.O),  merampungkan sejumlah dokumen dan persyaratan untuk mengakuisisi GOTO.  

Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani mengakui adanya pembicaraan mengenai sejumlah aksi korporasi termasuk rencana akuisisi. "Dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak," ujar Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia Kamis (8/5). 

Dia pun mengatakan atas penawaran yang masuk, Direksi telah melakukan penjajakan secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian. Koesoemohadiani mengatakan evaluasi atas penawaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham. 

Menurut Koesoemohadiani, dalam melakukan evaluasi direksi memperhatikan berbagai aspek termasuk kepentingan mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan dan karyawan. Ia mengatakan sampai hari ini, belum ada keputusan yang diambil manajemen terkait tawaran yang diterima dari berbagai pihak. 

“Belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa,” ujar Koesoemohadiani lagi. 

Sebelumnya, dalam laporan terbaru yang ditulis Reuters, proses akuisisi diperkirakan dimungkinkan terjadi pada kuartal kedua tahun ini. Grab disebut sudah menunjuk penasehat untuk menangani rencana akuisisi itu.  

Selain itu Grab juga disebut tengah berdiskusi dengan beberapa bank untuk membahas pendanaan terkait kesepakatan akuisisi. “Kesepakatan tersebut tunduk pada ketentuan seperti mengenai pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” ujar salah seorang sumber  seperti dikutip dari Reuters Kamis (8/5). 

Kabar merger antara Grab dan GOTO makin santer sejak Grab Holding Ltd. pada Maret 20205 lalu dilaporkan tengah mencari pinjaman US$ 2 miliar atau setara  Rp 33,2 triliun untuk membiayai rencana akuisisi. Sebulan sebelumnya, Bloomberg juga menurunkan pemberitaan yang mengulas rencana Grab mengakuisisi GOTO dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar atau setara Rp 114,32 triliun. 

Dalam rencana akuisisi ini, Grab disebut mempertimbangkan untuk membeli seluruh saham Gojek Tokopedia. Adapun harga akuisisi diperkirakan di kisaran Rp 100 rupiah per lembar.  Adapun total jumlah saham GOTO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 1,14 triliun lembar. 

Bos Grab Sebut Indonesia Pasar Penting 

Di tengah kabar dan sinyal kuat akuisisi, Chief Financial Officer (CFO) Grab, Peter Oey, mengungkap target Grab memperluas pasar di Indonesia. Dalam wawancara dengan CNBC akhir April 2025 lalu, meski menolak untuk berkomentar mengenai rumor akuisisi, Peter mengatakan Indonesia terus menjadi negara penting bagi bisnis Grab. 

Menurut Peter, apabila melihat pertumbuhan dari kuartal keempat 2024 hingga kuartal satu 2025 ini, GRAB punya lebih banyak pengguna di platform dibanding sebelumnya. “Kami juga terus meningkatkan margin bisnis di Indonesia, dan pasar ini sangat menguntungkan bagi kami,” ujar Peter, seperti dikutip Kamis  (8/5).

Selain itu, Peter juga mengakui Indonesia masih punya potensi besar yang belum tergarap menyeluruh. Ia menjelaskan, Grab berkomitmen terus menghadirkan produk baru yang bisa diakses dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia. 

Salah satu peluang besar lainnya adalah sektor pemberian pinjaman, baik untuk konsumen maupun usaha kecil, yang saat ini mulai diperluas oleh Grab di Indonesia. Peter juga mengatakan perusahaan sudah berhasil menjaga keuntungan selama tiga kuartal terakhir. 

Menurut Peter, salah satu rahasia Grab mempertahankan kinerja pasar adalah mengelola pelanggan Grab yang setia seiring dengan hasil dari berbagai produk baru yang terus dikembangkan oleh Grab. Peter juga menjelaskan, jumlah insentif (bonus) yang diberikan ke pengemudi memang sengaja dibuat naik-turun, tergantung kebutuhan. 

Di kuartal pertama, Grab banyak berinvestasi di bisnis transportasi, terutama untuk menarik lebih banyak pengemudi.  “Permintaan naik tinggi, perjalanan naik 25% dibanding tahun lalu. Jadi, kami butuh lebih banyak pengemudi di lapangan. Sekarang mitra pengemudi kami lebih banyak dibanding sebelumnya, supaya pasar tetap sehat, kami harus atur investasi dengan baik,” jelasnya.

Selain itu, Peter menyebut saat ini Grab terus bertumbuh menjadi makin efisien. Misalnya, keuntungan dari bisnis pengiriman naik sekitar 40 basis poin, sementara bisnis transportasi tetap stabil. Peter memastikan perusahaan sudah melakukan langkah-langkah yang tepat agar bisnis makin kuat sekaligus terus bertumbuh.

Imbauan pemberian THR bagi ojek daring dan kurir paket
Ojek daring dan kurir paket (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.)

Jalan Panjang Merger Grab - GOTO

Kabar Grab mengkaji akuisisi Gojek bukanlah hal yang baru tersiar di pasar saham. Rencana ini sudah berhembus sejak awal pandemi akibat virus corona pada 2020. Saat itu sumber The Information menyampaikan Grab dan Gojek berdiskusi terkait konsolidasi guna meminimalkan kerugian perusahaan. Saat itu, Gojek belum merger dengan Tokopedia.

Pada Maret 2020, Financial Times melaporkan pemegang saham Grab mendorong agar kedua perusahaan bergabung. Sumber yang merupakan investor Grab menyampaikan upaya menyatukan keduanya intens dibahas sejak 2018. 

Laporan itu menyebutkan rencana merger mulanya merupakan ide investor SoftBank, Elliot Management Corp. Namun, SoftBank membantah rumor itu. Kemudian pada Oktober 2020, Bloomberg menurunkan laporan yang menyebutkan CEO Grab Anthony Tan memilih untuk mengakuisisi pasar yang lebih sempit. Dengan begitu, perusahaan memiliki kendali yang lebih besar.

Sementara itu, pemegang saham Gojek disebut mendorong kombinasi di seluruh Asia Tenggara. Pemegang saham Grab dan Gojek kemudian disebut membujuk SoftBank untuk mendukung merger kedua perusahaan. Perusahaan investasi multinasional asal Jepang ini berinvestasi di kedua startup bernuansa hijau itu.

Selain SoftBank, Grab dan Gojek memiliki investor yang sama yakni raksasa korporasi asal Jepang Mitsubishi. Berdasarkan data Crunchbase, Mitsubishi UFJ Financial Group menyuntikan modal di Grab, sementara Mitsubishi Corporations, Mitsubishi Motors, Mitsubishi UFJ Financial Group, dan Visa berinvestasi di Gojek.

Rumor merger Grab dan Gojek ini kemudian mereda seiring dengan aksi korporasi yang dilakukan Gojek dengan mengakuisisi Tokopedia pada awal 2021. Keduanya akhirnya merger pada 17 Mei 2021. Setelah bergabung, terbentuklah PT GoTo Gojek Tokopedia secara resmi pada 9 November 2021.

Bergaung Lagi pada 2024

Kabar Grab bakal mengakuisisi Gojek berhembus lagi pada awal 2024. Salah satu sumber Bloomberg menyatakan, salah satu opsi potensial dari merger yakni Grab yang berbasis di Singapura mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia dengan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Menurut sumber, GoTo Gojek Tokopedia lebih terbuka untuk melakukan kesepakatan, setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi chief executive officer alias CEO pada 2023.

Isu merger itu beberapa kali muncul pada 2024. Pada tahun yang sama, Gojek menutup bisnis di Vietnam pada September 2024. Awal tahun ini, isu merger di antara keduanya semakin intens. 

Pada Februari 2025, Grab Holdings Ltd. disebut tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi GoTo dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar atau Rp 114,32 triliun (kurs Rp 16.331 per US$). Namun GoTo Gojek Tokopedia pada Februari membantah soal rencana merger dengan Grab.

Bloomberg melaporkan Grab telah memulai uji tuntas atau due diligence untuk mengambil alih GoTo Gojek Tokopedia. Uji tuntas adalah proses investigasi, audit, atau peninjauan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu perusahaan atau individu untuk mengonfirmasi fakta dan detail terkait sebelum membuat keputusan bisnis atau investasi, dikutip dari laman OCBC.

Proses due diligence biasanya dilakukan dalam berbagai situasi bisnis, seperti investasi skala besar, merger, akuisisi, atau restrukturisasi perusahaan. Kegiatan ini membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko dan peluang yang mungkin tidak terlihat pada penilaian awal, sehingga pihak yang terlibat dapat membuat keputusan yang lebih tepat.

Kemudian, Grab pada Maret 2025 dikabarkan mencari pinjaman hingga US$ 2 miliar atau Rp 33,2 triliun (kurs Rp 16.580 per US$) untuk mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia. Laporan Bloomberg menyebutkan pinjaman yang disebut business bridging loan tersebut dapat memiliki tenor sekitar 12 bulan.

Business bridging loan merupakan salah satu jenis pinjaman komersial. Ini adalah solusi keuangan jangka pendek untuk bisnis dalam berbagai skala, menurut laman British Business Bank. Grab juga disebut mempertimbangkan untuk mengambil obligasi atau ekuitas setelah mendapatkan pinjaman.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila, Desy Setyowati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan