Pemegang Saham MVS GOTO Disebut Setuju Merger ke Grab, Analis Ungkap Prospeknya

Ira Guslina Sufa
9 Mei 2025, 07:10
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
GOTO
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sinyal merger atau penggabungan dua perusahaan transportasi raksasa Tanah Air yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab kian kuat. Bahkan penggabungan dua induk usaha yaitu GOTO dan Grab Holdings Limited (GRAB.O) yang berbasis di Singapura tersebut dikabarkan akan rampung pada kuartal II ini. 

Jalan penggabungan Gojek dan Grab ini semakin mulus karena mendapat dukungan dari para pemegang saham kedua perusahaan tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, kesepakatan untuk merger sudah dibahas intens di manajemen Gojek Tokopedia dalam dua pekan terakhir. Pemegang saham Multiple Voting Shares (MVS) yang mayoritas adalah pendiri Gojek - Tokopedia turut mendukung dan mendorong agar merger itu segera terealisasi. 

Pemegang saham MVS adalah investor yang dapat memberikan hak suara lebih banyak dibanding pemegang saham biasa.  Di Indonesia GoTo Gojek Tokopedia merupakan salah satu contoh perusahaan yang menerapkan skema MVS saat melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada April 2022. 

Skema pemegang saham MVS memungkinkan para pendiri GOTO tetap mempertahankan kendali atas arah dan strategi perusahaan, meskipun kepemilikan saham mereka terdilusi setelah IPO. Merujuk prospektus IPO GOTO, terdapat lima pihak yang menjadi pemegang saham istimewa ini yaitu Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, William Tanuwijaya, Melissa Siska Juminto dan PT Saham Anak Bangsa. 

Rencana merger itu pun sebenarnya sudah intens dibicarakan internal GOTO sejak dua tahun terakhir. Berbagai skema penawaran diterima manajemen GOTO untuk memuluskan aksi merger. Diskusi mengenai akuisisi makin kencang dibahas setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi Chief Executive Officer alias CEO pada 2023.

"Proses merger kini juga didorong oleh beberapa pemegang saham MVS GOTO," kata seorang sumber yang mengetahui proses negosiasi tersebut, Rabu lalu (7/5).

Katadata.co.id  sudah menghubungi dua di antara pemegang saham MVS GOTO  yaitu Andre Soelistyo dan William Tanuwijaya untuk mengkonfirmasi sikap atas merger. Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada respon dari keduanya. 

Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani mengakui adanya pembicaraan mengenai sejumlah aksi korporasi. "Dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak," ujar Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia Kamis (8/5).  

Dia pun mengatakan atas penawaran yang masuk, Direksi telah melakukan penjajakan secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian. Koesoemohadiani mengatakan evaluasi atas penawaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham.  

Menurut Koesoemohadiani, dalam melakukan evaluasi direksi memperhatikan berbagai aspek termasuk kepentingan mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan dan karyawan. Ia mengatakan sampai hari ini, belum ada keputusan yang diambil manajemen terkait tawaran yang diterima dari berbagai pihak. 

 “Belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa,” ujar Koesoemohadiani lagi. 

Sementara itu Chief Financial Officer (CFO) Grab, Peter Oey, mengungkap target Grab memperluas pasar di Indonesia. Dalam wawancara dengan CNBC akhir April 2025 lalu, meski menolak untuk berkomentar mengenai rumor akuisisi, Peter mengatakan Indonesia terus menjadi negara penting bagi bisnis Grab. 

Menurut Peter, apabila melihat pertumbuhan dari kuartal keempat 2024 hingga kuartal satu 2025 ini, GRAB punya lebih banyak pengguna di platform dibanding sebelumnya. “Kami juga terus meningkatkan margin bisnis di Indonesia, dan pasar ini sangat menguntungkan bagi kami,” ujar Peter, seperti dikutip dari CNBC. 

Peter juga mengakui Indonesia masih punya potensi besar yang belum tergarap menyeluruh. Ia menjelaskan, Grab berkomitmen terus menghadirkan produk baru yang bisa diakses dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia. 

Soal akuisisi, sinyal juga datang dari menguatnya dukungan Softbank yang menjadi investor penting Grab dan Gojek Tokopedia. Selain SoftBank, Grab dan Gojek memiliki investor yang sama yakni raksasa korporasi asal Jepang Mitsubishi. Berdasarkan data Crunchbase, Mitsubishi UFJ Financial Group menyuntikkan modal di Grab, sementara Mitsubishi Corporations, Mitsubishi Motors, Mitsubishi UFJ Financial Group, dan Visa berinvestasi di Gojek.

Laporan terbaru yang ditulis Reuters menyebutkan Grab disebut sudah menunjuk penasehat untuk menangani rencana akuisisi itu.  Grab juga disebut tengah berdiskusi dengan beberapa bank untuk membahas pendanaan terkait kesepakatan akuisisi.

“Kesepakatan tersebut tunduk pada ketentuan seperti mengenai pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” ujar salah seorang sumber  seperti dikutip dari Reuters . 

Kabar merger antara Grab dan GOTO makin santer sejak Grab Holding Ltd. pada Maret 20205 lalu dilaporkan tengah mencari pinjaman US$ 2 miliar atau setara  Rp 33,2 triliun untuk membiayai rencana akuisisi. Sebulan sebelumnya, Bloomberg juga menurunkan pemberitaan yang mengulas rencana Grab mengakuisisi GOTO dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar atau setara Rp 114,32 triliun. 

Dalam rencana akuisisi ini, Grab disebut mempertimbangkan untuk membeli seluruh saham Gojek Tokopedia. Adapun harga akuisisi diperkirakan di kisaran Rp 100 rupiah per lembar.  Adapun total jumlah saham GOTO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 1,14 triliun lembar. 

Prospek Saham GOTO di Tengah Kabar Merger

Kabar merger Grab dan GOTO turut menjadi perhatian pelaku pasar. Equity Research Analyst dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengatakan investor perlu mencermati aksi korporasi kedua perusahaan tersebut. 

Menurut Azis bila merger antara Grab dan GOTO jadi dilaksanakan hal ini berpotensi mendorong pertumbuhan positif bagi kedua entitas ke depannya. Selain itu, langkah ini juga dinilai dapat menciptakan iklim berusaha yang lebih baik. 

“Hal ini juga akan mempersehat persaingan sehingga bisa berpotensi memperbaiki kinerja,” kata Azis kepada Katadata.co.id seperti dikutip Jumat (9/5). 

Lebih jauh Azis mengatakan, kabar merger juga bisa menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar. Menurut Azis, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli atau buy untuk saham GOTO dengan target harga di level Rp 95.

Meski begitu, rencana merger juga memungkinkan terjadinya fluktuasi untuk saham GOTO walau hanya berlangsung sesaat. Hal ini terjadi lantaran investor masih menanti kepastian kabar akuisisi GOTO oleh Grab. 

Apabila melihat pergerakan sahamnya, pada Kamis (8/5), saham GOTO turun 3,57% ke level Rp 81 per lembar saham di tengah rencana akuisisi. Selama sebulan terakhir harga saham GOTO telah naik 14% dari Rp 67 ke Rp 81 meski dalam sepekan terakhir harga sahamnya tertekan. 

Sementara itu pada perdagangan kemarin volume saham GOTO yang diperdagangkan tercatat 8,50 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 715,01 miliar.  Adapun kapitalisasi pasar GOTO tercatat sebesar Rp 92,39 triliun. 

Bagaimana Kinerja Keuangannya?

Di tengah isu tersebut, kinerja keuangan Grab dan GoTo Gojek Tokopedia membaik pada kuartal pertama tahun ini. Grab untung US$ 10 juta atau Rp 167 miliar (Rp 16.710 per US$), sementara GoTo masih merugi namun mencatatkan perbaikan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan.

Seiring dengan pertumbuhan positif pada kuartal pertama 2025, Grab pun menaikkan proyeksi EBITDA yang disesuaikan sepanjang tahun ini dari US$ 470 juta menjadi US$ 480 juta.

Sementara itu, EBITDA Grup yang disesuaikan GoTo Gojek Tokopedia membaik dari kuartal I 2024 negatif Rp 101 miliar menjadi positif Rp 393 miliar. Perusahaan menyampaikan, kenaikan ini didorong oleh perbaikan dari sisi pendapatan dan peningkatan efisiensi biaya. 

Di samping itu, GoTo Gojek Tokopedia pada kuartal I 2025 masih mencatatkan rugi, turun 36% menjadi Rp 276 miliar sedangkan pendapatan bersihnya naik 37% menjadi Rp 4,2 triliun. Kemudian Grab selama kuartal pertama 2025 profitnya membaik dari negatif US$ 115 juta menjadi untung US$ 10 juta dengan pendapatan naik 18% menjadi US$ 773 juta.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan