Diisukan Merger dengan Grab, Saham GOTO Terjual hingga 3 Miliar Lembar


Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan aktivitas perdagangan tertinggi pada penutupan perdagangan Jumat (9/5). Volume perdagangan mencapai angka 3,08 miliar lembar saham. GOTO pun menjadi saham paling aktif pada perdagangan hari ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (8/5) saham GOTO mencatat aliran dana asing masuk (net foreign buy) sebesar Rp 66,41 miliar di seluruh pasar. Dana tersebut terdiri dari Rp 63,54 miliar di pasar reguler dan Rp 2,87 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Pencapaian ini menjadikan GOTO sebagai saham yang paling banyak diborong oleh investor asing.
Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova, dalam risetnya memperkirakan GOTO berpotensi melanjutkan tren kenaikan jangka pendek dengan target harga di atas level fraktal 89 selama harga tetap bertahan di atas support 77. Indikator teknikal Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan sinyal netral. Ivan merekomendasikan investor untuk Hold atau Trading Buy pada level 77–80. ”Target resistance terdekat di 89, 97 dan 110,” kata Ivan dikutip Jumat (9/5).
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan, resistance merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Kinerja Keuangan GOTO Membaik di Kuartal I 2025
GoTo Gojek Tokopedia baru saja melaporkan kinerja keuangan pada kuartal pertama 2025. Direktur Utama GOTO Patrick Walujo menyampaikan bahwa perusahaan berhasil mencetak kinerja yang positif karena fokus pada segmen pengguna premium dan peningkatan inovasi produk.
“Kami memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak rekor baru dan kinerja kuartalan yang menguntungkan. Ini mencerminkan kedisiplinan dalam menjalankan strategi dan kekuatan model ekosistem kami,” ujar Patrick dalam keterangan pers, Selasa (29/4).
Direktur Keuangan GOTO Simon Ho menambahkan bahwa bisnis perusahaan menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan meski menghadapi tantangan musiman seperti Ramadan. “Awal yang kuat ini mencerminkan kekuatan fundamental bisnis kami,” ujarnya.
Merujuk laporan kinerja GOTO, perseroan ini berhasil memotong kerugian hingga 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan bersih perusahaan pun tumbuh signifikan sebesar 37% seiring peningkatan kinerja dari lini bisnis on-demand dan layanan keuangan digital.
Pada segmen layanan on-demand yang mencakup layanan pesan antar makanan dan transportasi, segmen ini menyumbang porsi pendapatan terbesar yakni tumbuh sebesar hampir 40%, sementara GoRide dan GoCar tumbuh sekitar 20%. Sementara itu, layanan keuangan berbasis teknologi seperti GoPay dan produk pinjaman digital mencatatkan lonjakan pendapatan hampir dua kali lipat. Pendapatan dari layanan pinjaman tumbuh lebih dari 160%.
Dari sisi volume transaksi, nilai transaksi bruto atau Gross Transaction Value (GTV) perusahaan tumbuh 24%. GTV dari GoPay meningkat tajam hingga 57%. Kemudian EBITDA yang disesuaikan berhasil membaik dari posisi negatif menjadi surplus sebesar Rp 393 miliar.
Rumor Grab Merger GoTo
Kabar Grab mengkaji akuisisi Gojek sudah berhembus sejak awal pandemi corona pada 2020. Rumornya semakin berhembus awal tahun ini. Grab dikabarkan akan mencapai kesepakatan untuk mengambil alih saham GoTo Gojek Tokopedia pada kuartal II.
Dua sumber Reuters menyampaikan Grab telah merekrut penasihat untuk menangani kesepakatan yang diusulkan. Salah satu sumber menyampaikan kesepakatan Grab dan GoTo Gojek Tokopedia tersebut akan tunduk pada ketentuan seperti pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank.
Pada Februari 2020, sumber The Information menyampaikan Grab dan Gojek berdiskusi terkait konsolidasi guna meminimalkan kerugian perusahaan. Saat itu, Gojek belum merger dengan Tokopedia.
“Perusahaan mencoba untuk membendung kerugian yang disebabkan oleh pertarungan mahal untuk merebut pangsa pasar,” demikian dikutip dari The Information.
Kabar itu berhembus setelah Grab mendapat pendanaan 80 miliar yen atau Rp 9,8 triliun dari bank terbesar di Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG, serta Nadiem Makarim yang mundur dari posisi CEO Gojek pada Oktober 2019.
Saat itu, valuasi Grab disebut-sebut mencapai US$ 14 miliar atau Rp 194,6 triliun, sementara Gojek US$ 9 miliar atau Rp 125,1 triliun. Pada Maret 2020, Financial Times melaporkan pemegang saham Grab mendorong agar kedua perusahaan bergabung.
Sumber yang merupakan investor Grab menyampaikan upaya menyatukan keduanya intens dibahas sejak 2018. Walaupun sumber menyampaikan rencana merger Grab dan Gojek kabarnya merupakan ide investor SoftBank, Elliot Management Corp. Akan tetapi, SoftBank membantah rumor itu.