GOTO Siapkan Rp 3,3 T untuk Buyback Saham di Tengah Kabar Merger dengan Grab

Ira Guslina Sufa
12 Mei 2025, 15:41
GOTO
Dokumentasi perseroan
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencana untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham hingga maksimal US$ 200 juta atau setara Rp 3,3 triliun. Rencana ini dilakukan di tengah berkembangnya kabar merger GoTo Gojek Tokopedia dengan Grab Holdings Ltd yang bakal terjadi lewat skema akuisisi. 

Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia, manajemen GOTO mengatakan buyback akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 12 bulan. Namun, buyback baru akan dilakukan setelah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan pada 18 Juni 2025 mendatang.

Dalam keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat (9/5), manajemen GOTO menyampaikan aksi korporasi ini bertujuan memberikan fleksibilitas lebih besar dalam pengelolaan modal. Buyback juga diharapkan bisa mendukung inisiatif strategis jangka panjang.

“Termasuk mengoptimalkan struktur modal dan mendukung inisiatif potensial di masa depan," ujar manajemen dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin (12/5).

Manajemen GOTO mengatakan lewat buyback perusahaan berencana membeli kembali saham hingga maksimal 91,2 miliar lembar atau sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Saat ini, GoTo memiliki 27,8 miliar saham treasuri, atau setara 2,33% dari total modal ditempatkan.

Pelaksanaan buyback akan dilakukan melalui perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan di luar bursa. Untuk pelaksanaan di pasar reguler, GoTo telah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai pelaksana.

Dana buyback seluruhnya akan berasal dari kas internal perusahaan. Perusahaan menegaskan bahwa tidak akan menggunakan dana hasil penawaran umum atau pinjaman.

Kinerja Keuangan Solid 

Manajemen GOTO menyebutkan perusahaan telah melampaui target adjusted EBITDA breakeven pada 2024. Per akhir Maret 2025, GoTo Gojek Tokopedia memiliki likuiditas kuat dengan kas, setara kas, dan deposito berjangka mencapai Rp 21 triliun.

Dana buyback maksimal sebesar Rp 3,3 triliun akan disalurkan secara bertahap dan tidak akan mengganggu operasional maupun arus kas perusahaan.

"Dengan posisi kas yang solid, kami memiliki ruang yang cukup untuk menjalankan strategi pertumbuhan sekaligus menjaga kepentingan pemegang saham," tulis manajemen.

Manajemen menyebutkan bahwa aksi buyback tidak akan berdampak negatif secara material terhadap operasional atau pendapatan, karena perusahaan memiliki modal kerja yang mencukupi. Namun, dengan buyback ini, rugi per saham berpotensi meningkat secara teknis akibat berkurangnya jumlah saham beredar. 

Pada 2024, rugi per saham tercatat Rp5. Proyeksi ke depan menyebutkan bahwa aksi ini akan memberikan efek akretif terhadap earning per share (EPS) begitu GoTo mulai membukukan laba.

Secara proforma, kas dan setara kas akan turun menjadi Rp 15,9 triliun setelah buyback maksimal. Sementara total ekuitas akan berkurang dari Rp 30,4 triliun menjadi Rp 27,1 triliun.

Rencana Merger GOTO dan Grab

Sebelumnya, sinyal merger antara GOTO dan Grab Holdings Limited (GRAB.O) yang berbasis di Singapura tersebut dikabarkan akan rampung pada kuartal II ini. Jalan penggabungan Gojek dan Grab ini pun semakin mulus karena mendapat dukungan dari para pemegang saham kedua perusahaan tersebut. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, kesepakatan untuk merger sudah dibahas intens di manajemen Gojek Tokopedia dalam dua pekan terakhir. Pemegang saham Multiple Voting Shares (MVS) yang mayoritas adalah pendiri Gojek - Tokopedia turut mendukung dan mendorong agar merger itu segera terealisasi. 

Pemegang saham MVS adalah investor yang dapat memberikan hak suara lebih banyak dibanding pemegang saham biasa.  Skema pemegang saham MVS memungkinkan para pendiri GOTO tetap mempertahankan kendali atas arah dan strategi perusahaan, meskipun kepemilikan saham mereka terdilusi setelah IPO. 

"Proses merger kini juga didorong oleh beberapa pemegang saham MVS GOTO," kata seorang sumber yang mengetahui proses negosiasi tersebut, Rabu lalu (7/5).

Katadata.co.id  sudah menghubungi dua di antara pemegang saham MVS GOTO  yaitu Andre Soelistyo dan William Tanuwijaya untuk mengkonfirmasi sikap atas merger. Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada respon dari keduanya. 

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani mengakui adanya pembicaraan mengenai sejumlah aksi korporasi. "Dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak," ujar Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia Kamis (8/5).  

Dia pun mengatakan atas penawaran yang masuk, Direksi telah melakukan penjajakan secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian. Menurut Koesoemohadiani, dalam melakukan evaluasi direksi memperhatikan berbagai aspek termasuk kepentingan mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan dan karyawan.

“Belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa,” ujar Koesoemohadiani lagi. 

Sementara itu Chief Financial Officer (CFO) Grab, Peter Oey, mengungkap target Grab memperluas pasar di Indonesia. Dalam wawancara dengan CNBC akhir April 2025 lalu, meski menolak untuk berkomentar mengenai rumor akuisisi, Peter mengatakan Indonesia terus menjadi negara penting bagi bisnis Grab. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan