Saham Mitratel (MTEL) dan MBMA Masuk Indeks MSCI, Analis Ungkap Prospeknya


Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina mengatakan masuknya saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) sebagai pertanda baik. Menurut dia, rilis terbaru itu akan memberikan sentimen positif terhadap saham dua perusahaan.
Menurut Martha, ketika suatu saham masuk Indeks MSCI, maka efek tersebut akan menarik bagi investor. “Minat investor untuk masuk ke saham itu menjadi lebih tinggi,” kata Martha ketika Media Day di Mirae Asset Sekuritas Investment House, Jakarta, Kamis (15/5).
Dalam pandangan Martha, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juga memiliki potensi kinerja positif setelah masuk ke dalam indek MSCI. Meskipun harga nikel mungkin stagnan Rp 15.000 sampai Rp 16.000 namun ia mengatakan bahwa produksi nikel terus meningkat.
Seiring dengan itu, saham MBMA dan MTEL kompak melejit. Pada perdagangan hari ini pukul 14.00 WIB, saham emiten yang sebelumnya bernama Hamparan Logistik Nusantara ini naik 1,11% atau 4 poin ke level 364.
Sementara secara year to date turun 20,52% atau 94. Adapun saham MTEL terpantau menghijau 3,10% atau 25 poin ke level 670 pada perdagangan yang sama hari ini. Secara year to date, sahamnya melonjak 3,88% atau 25 poin. “Target buat tahun ini juga beberapa saya lihat targetnya double,” ujarnya.
Sebelum itu, Morgan Stanley baru saja menegangkan MTEL dan MBMA masuk dalam Indeks MSCI Small Cap terbaru untuk periode efektif 2 juni 2025 hingga 1 September 2025.
Selain itu, MSCI juga mendepak empat emiten penghuni MSCI sebelumnya. Ada PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
“Evaluasi selanjutnya akan diumumkan pada 12 Agustus 2025 dengan tanggal efektif 1 September 2025,” tulis pengumuman MSCI dikutip Stockbit.