Profil Alfamart: Jejak Sampoerna hingga Patrick Walujo, Kini Sah Akuisisi Lawson

Ira Guslina Sufa
15 Mei 2025, 15:05
Alfamart
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.
Kasir memindai barcode QRIS CPM OVO dari gawai konsumen di gerai Alfamart Patal Senayan, Jakarta, Senin
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), emiten pengelola jaringan ritel Alfamart, kembali membuat langkah strategis di sektor ritel domestik. Perusahaan yang didirikan pengusaha Djoko Susanto itu resmi mengambil alih kepemilikan saham Lawson Indonesia dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). 

Aksi korporasi ini diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/5). Adapun MIDI merupakan entitas di bawah pengendalian Alfamart dengan kepemilikan saham 77,09%. 

Dalam transaksi tersebut, AMRT mengakuisisi 1,48 miliar lembar saham PT Lancar Wiguna Sejahtera yang merupakan entitas pengelola jaringan gerai Lawson Indonesia. Akuisisi tersebut bernilai Rp 200,45 miliar atau setara Rp 135 per saham dari MIDI.

Corporate Secretary AMRT Tomin Widian menegaskan bahwa transaksi ini bukan termasuk benturan kepentingan maupun transaksi material. Atas alasan itu, ia mengatakan perusahaan tidak memerlukan persetujuan dari seluruh pemegang saham. 

“Transaksi ini tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari RUPS seperti diatur dalam POJK 42/2020 serta tidak termasuk transaksi material sebagaimana diatur dalam POJK 17/2020,” ujar Tomin dalam keterangan resmi dikutip Kamis (15/5). 

Lawson sendiri merupakan jaringan gerai makanan dan minuman siap saji asal Jepang yang masuk ke pasar Indonesia pada 2011 di bawah bendera Midi Utama dengan merek pasar Alfamidi. Pada 2018, Lawson Indonesia resmi berbadan hukum dan mulai beroperasi aktif tujuh bulan kemudian. 

Akuisisi Lawson membuat jaringan ritel emiten yang dimiliki konglomerat Tanah Air Djoko Susanto itu kembali menjadi perhatian publik. Di balik jaringan minimarket Alfamart yang menjamur di Indonesia itu tersimpan kisah transformasi bisnis yang tak kalah menarik dari kiprah ekspansinya. 

Di balik sukses Alfamart mengembangkan lebih dari 20 ribu jaringan ritel di Tanah Air itu, terdapat dua nama besar yaitu Putera Sampoerna dan Patrick Walujo lewat perusahaan investasi raksasa Northstar Group.

Profil Alfamart; Didirikan Djoko Susanto, Dipegang Sampoerna

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) memulai kisahnya sebagai perusahaan dagang sejak didirikan oleh konglomerat Tanah Air Djoko Susanto bersama keluarganya pada 1989. Tak lama berselang, Djoko menjual mayoritas saham perusahaan kepada konglomerasi rokok milik keluarga Sampoerna PT HM Sampoerna Tbk dan kepemilikan saham Djoko menyusut menjadi 20%. Sementara itu Putera Sampoerna memegang 10% saham dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna sebanyak 70%. 

Merujuk prospektus IPO, pada 1994 Djoko dan Putera Sampoerna meleburkan saham yang mereka punya lewat proses inbreng kepada PT. Sigmantara Alfindo lewat keputusan RUPS tertanggal 19 Desember 1994. Sepuluh tahun sejak berdiri Alfamart memasuki ranah minimarket, dan dalam waktu singkat, konsep ini berhasil menarik perhatian publik. Perusahaan mengalami transformasi besar pada tahun 2002 ketika mengakuisisi 141 gerai Alfa minimart dan merubah namanya menjadi Alfamart. 

Sebelum diakuisisi, Alfa Minimarket merupakan jaringan bisnis yang dibangun Djoko bersama Putera Sampoerna sejak 1994. Perubahan ini menandai pergeseran fokus Perseroan dari perdagangan dan distribusi menjadi perdagangan eceran dalam format minimarket dan layanan waralaba, yang hingga kini menjadi identitas utamanya.

Seiring dengan berkembangnya jaringan ritel Alfamart, ketika Sampoerna melepas bisnis rokoknya ke Philip Morris pada 2005, lini bisnis ritelnya, termasuk Alfamart, ikut terdampak. Pada September 2006, RUPS menyetujui penjualan seluruh saham milik PT Hanjaya Mandala Sampoerna kepada PT Sigmantara Alfindo yang kemudian dimiliki oleh PT Cakrawala Mulia Prima sebanyak 40%. 

Setelah Sampoerna meninggalkan Alfamart, Patrick Walujo disebut masuk lewat Norstar Group dengan skema private equity. Kehadiran Northstar lewat Private equity kemudian selesai setelah Alfamart resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia melalui Initial Public Offering (IPO) pada 2009. 

Peran dalam menggawangi Alfamart melantai di BEI ini sebelumnya pernah disinggung langsung oleh Patrick. Dalam salah satu sesi diskusi seperti terekam dalam Youtube Indonesia Investment Education (IIE) pada 2021 ia bercerita tentang investasinya di Alfamart.  

Patrick mengungkapkan Alfamart menjadi salah portofolio investasi yang cukup mengesankan baginya. Ia menyebutkan lewat perencanaan yang matang dan injeksi modal, firma investasi miliknya berhasil mengembangkan Alfamart dari di bawah 500-an toko menjadi lebih dari 3.300 toko pada saat IPO.

Setelah melantai di Bursa, Djoko lewat Sigmantara Alfindo kembali menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali Sumber Alfaria Trijaya Tbk.  Pada 2013 Alfamart memperkuat bisnis dengan melakukan akuisisi tambahan saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) hingga kini kepemilikannya mencapai 70%. Pada tahun yang sama didirikan pula anak perusahaan Alfamart Retail Asia Pte. Ltd dengan Kepemilikan saham 100%. 

Sejak menjadi perusahaan publik, Alfamart secara proaktif merespon berbagai peluang bisnis, tumbuh menjadi salah satu peritel terbesar di Indonesia. Dalam menghadapi beragam tantangan, Perseroan menunjukkan ketangguhan dengan mengadopsi inovasi dan strategi yang efektif, yang memungkinkan untuk terus berkembang dan tumbuh secara berkelanjutan. 

“Komitmen Alfamart tidak hanya terletak pada profitabilitas, tetapi juga pada kontribusi sosial,” ujar manajemen Alfamart seperti dikutip dari laman resmi perusahaan. 

Kini Alfamart telah memiliki sekitar 20 ribu di Indonesia dengan lebih dari 3.500 gerai entitas anak. Adapun di luar negeri yaitu Filipina juga sudah berdiri sekitar 1.600 toko. Selain itu perusahaan juga mengelola 3.114 Toko Siap Antar Pesanan Anda atau dikenal SAPA. 

Dengan jejak Sampoerna sebagai pondasi awal, dan campur tangan Patrick Walujo di lini ekspansi dan konsolidasi, Alfamart menjelma menjadi ritel raksasa yang terus memperluas dominasinya di sektor perdagangan modern Tanah Air. Kini, setelah akuisisi Lawson rampung, Alfamart bersiap mengembangkan sayap bisnis di lini ritel, makanan dan minuman. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan