Investor Asing Belanja Rp 5 T Sepekan, Saham Bank Jumbo BBRI, BMRI, BBCA Diserbu


Pasar saham Indonesia bergairah selama pekan kedua Mei 2025. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan selama 14-16 Mei 2025 investor asing mencatatkan beli bersih atau net buy senilai Rp 5,05 triliun.
Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian yang naik 24,52%. Pada 14-16 Mei rata-rata transaksi mencapai Rp 16,59 triliun dari sebelumnya Rp 13,32 triliun.
Volume transaksi perdagangan juga ikut naik 22,46% dari 24,52 miliar lembar menjadi 30,02 miliar lembar saham dalam sehari. Rata-rata
frekuensi transaksi harian selama pekan ini mengalami kenaikan sebesar 9,98%, menjadi 1,42 juta kali
transaksi dari 1,29 juta kali transaksi pada pekan lalu.
"Selain itu, kapitalisasi pasar BEI mengalami kenaikan sebesar 3,82% menjadi Rp12.318 triliun dari Rp11.865 triliun pada sepekan sebelumnya," ujar Kautrsar seperti dikutip Senin (19/5).
Lebih jauh ia mengatakan pergerakan IHSG selama sepekan mengalami kenaikan sebesar 4,01% dan ditutup pada level 7.106,526 dari 6.832,803 pada pekan lalu. Sejak awal tahun investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 48,80 triliun.
Merujuk data perdagangan, saham-saham yang banyak diborong adalah saham bank dengan kapitalisasi besar atau bank jumbo. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) paling banyak diburu dengan nilai mencapai Rp 2,03 Triliun.
Di urutan kedua ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai transaksi Rp 1,58 triliun diikuti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai transaksi Rp 646 miliar. Selanjutnya ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan transaksi Rp 461 miliar.
Di luar sector perbankan, saham yang juga diburu investor asing selama sepekan adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan nilai transaksi Rp 391 miliar. Sementara itu saham PT Astra International Tbk (ASII) paling banyak dilepas dengan nilai transaksi Rp 200 miliar.
Analis BinaArtha Sekuritas, Ivan Rosanova, meramal IHSG masih memiliki berpeluang untuk melanjutkan tren naik dengan target resisten terdekat di level 7.174. IHSG bakal melaju terus selama mampu bertahan di atas level kunci 6.969.
Menurut Ivan apabila IHSG menembus ke bawah level tersebut, IHSG justru berpotensi koreksi agresif ke 6.811. Adapun level support IHSG saat ini berada di 6.969, 6.811, 6.765, dan 6.708. Sementara level resistennya tercatat di 7.174, 7.261, dan 7.345.
“Indikator MACD menunjukkan adanya momentum kenaikan atau bullish,” kata Ivan dalam risetnya, Senin (19/5). Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah tren harga saham.
BinaArtha Sekuritas merekomendasikan untuk hold saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan target harga terdekat di 1330. Kemudian buy on weakness saham PT Astra International Tbk (ASII) pada rentang harga 4.600–4.680 dengan target harga terdekat di 4.970. Lalu hold saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga terdekat di 3.170.