29 Emiten Antre IPO, Chandra Daya (CDIA) Anak Usaha TPIA Milik Prajogo Termasuk?


Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan hingga saat ini terdapat 29 9 perusahaan dalam antrean atau pipeline pencatatan saham. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan sebanyak sembilan di antaranya merupakan calon emiten jumbo.
Nyoman menjelaskan, klasifikasi aset perusahaan masuk dalam calon emiten jumbo merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017. Berdasarkan ketentuan ini perusahaan jumbo dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.
Berdasarkan data BEI, terdapat tiga perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang masuk dalam pipeline. Kemudian 17 perusahaan dalam pipeline tergolong skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar.
"Sampai dengan 16 Mei 2025 telah tercatat 14 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 7,01 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Senin (19/5).
Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:
- 1 perusahaan dari sektor material dasar
- 4 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
- 5 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
- 3 perusahaan dari sektor energi
- 4 perusahaan dari sektor finansial
- 3 perusahaan dari sektor kesehatan
- 3 perusahaan dari sektor industri
- 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 2 perusahaan dari sektor teknologi
- 3 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
Di sisi lain, meski sudah mendapatkan gambaran perusahaan yang akan IPO, Nyoman belum memerinci nama masing-masing emiten tersebut. Sebelumnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah mengkonfirmasi tengah mempersiapkan langkah besar dengan memboyong anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi segera IPO.
Rencana IPO Chandra Daya (CDIA)
Chandra Daya Investasi yang terafiliasi dengan orang terkaya nomor Indonesia, Prajogo Pangestu itu akan listing di BEI dengan kode ticker CDIA. Penggunaan kode ticker ini sudah diumumkan langsung oleh manajemen dalam salah satu dokumen keterbukaan informasi yang disampaikan pada BEI.
Merujuk data yang diterima Katadata.co.id, lewat IPO ini, Chandra Daya ditaksir akan meraup total dana segar mencapai Rp 2,37 triliun. CDIA disebut akan menawarkan 12,48 miliar saham dengan nilai nominal per saham Rp 10.
Berdasarkan informasi di dokumen tersebut, CDIA akan menawarkan saham perdana (IPO) di kisaran harga Rp 190 per lembar saham. Estimasi ini didasarkan pada rencana penghimpunan dana sebesar Rp 2,37 triliun, yang dibagi dengan total jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 12,48 miliar lembar.
“Perkiraan harga IPO berdasarkan perhitungan kasar, belum final,” demikian tertulis data yang diterima Katadata, seperti dikutip Senin (5/5).
Dalam IPO nantinya, CDIA menunjuk enam perusahaan sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Joint Lead Underwriters. Keenam penjamin emisi tersebut adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Merujuk sumber Katadata, Chandra Asri saat ini terus memfinalisasi rencana IPO dengan target prospektus akan diterbitkan pada akhir Mei. Sedangkan pemesanan dan listing di Bursa Efek Indonesia diperkirakan pada Juni.
Informasi ini senada dengan kabar yang sebelumnya telah dihimpun Katadata dari sumber yang mengetahui rencana aksi korporasi Grup Barito itu. Sumber itu membenarkan IPO akan digelar dalam waktu dekat.
“Sebelum pertengahan 2025,” kata sumber tersebut saat berdiskusi dengan Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.
Rencana IPO itu juga telah diprediksi sejumlah analis. “TPIA mempersiapkan IPO anak perusahaan yang berfokus pada infrastruktur yakni PT Chandra Daya Investasi,” kata Analis Institutional Equity Ciptadana Sekuritas Asia Yehezkiel Christian dalam riset.
Katadata.co.id sudah menghubungi Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy PT Chandra Asri Pacific Tbk atau Chandra Asri (TPIA), Edi Riva'i untuk mendapatkan konfirmasi. Namun hingga berita ini tayang belum ada jawaban yang diterima.