Laba Pan Brothers (PBRX) Melesat Jadi Rp 1,6 T, Benarkah Bisnisnya Bangkit?


PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mencatatkan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 94,7 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun (kurs JISDOR akhir Maret 2025: Rp 16.566/US$). Angka ini naik beratus-ratus kali lipat dibandingkan kuartal I 2025 yang hanya mencapai US$ 124 ribu.
Namun, benarkah kinerja emiten tekstil ini benar-benar bangkit?
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia pada Kamis (22/5), pendapatan perusahaan dalam tiga bulan pertama tahun ini justru anjlok 44% . Pendapatan PBRX pada kuartal I 2025 tercatat hanya mencapai US$ 51,8 juta, turun dibandingkan kuartal I 2024 sebesar US$ 92,2 juta.
Beban penjualan juga ikut turun dari US$ 81,4 juta pada kuartal I 2024 menjadi US$ 47,7 juta pada kuartal I 2025. Adapun laba bruto turun dari US$ 10,9 juta menjadi US$ 4,1 juta.
Lonjakan laba pada kuartal I 2025 terutama dipengaruhi oleh pendapatan lain yang mencapai US$ 102 juta, melesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai US 563 ribu. Pendapatan lain, terutama berasal dari modifikasi utang yang mencapai US$ 101,5 juta.
Dalam laporan keuangannya, perusahaan menjelaskan bahwa utang perusahaan di PT Bank Mayapada Indonesia Tbk sebesar US$3,64 juta telah direstrukturisasi sebagai pinjaman jangka panjang sesuai dengan keputusan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Adapun selisih antara nilai wajar pinjaman baru dan pinjaman lama sebesar US$ 1,7 juta diakui sebagai keuntungan atas modifikasi utang.
Hal yang sama juga terjadi pada utang perusahaan di PT Permata Bank Tbk sebesar US$ 7,4 juta yang direstrukturisasi sebagai pinjaman bank jangka panjang. Selisih sebesar US$ 3,5 juta yang diperoleh dari nilai wajar pinjaman baru sebesar US$ 38 juta dengan nilai tercatat pinjaman lama juga diakui sebagai keuntungan atas modifikasi utang.
Selain itu, ada pula pinjaman sindikasi sebesar US$ 123 juta yang juga direstrukturisasi menjadi pinjaman jangka panjang dan US$ 33,3 juta sebagai ekuitas, sesuai keputusan PKPU. Adapun selisih US$ 43,8 juta antara nilai wajar pinjaman baru sebesar US$ 46,2 juta dengan nilai tercatat pinjaman lama diakui sebagai keuntungan atas modifikasi utang .
Sesuai keputusan PKPU, utang obligasi sebesar US$ 171 juta sebagai pinjaman jangka panjang dan sisanya US$ 92 juga sebagai ekuitas lainnya. Adapun selisih sebesar US$52,4 juta antara nilai wajar pinjaman baru sebesar US$ 26,3 juta dengan nilai tercatat pinjaman lama ikut diakui sebagai keuntungan atas modifikasi utang.
Harga saham PBRX pada perdagangan pagi ini dibuka melesat 4% ke level 26. Dalam sepekan terakhir, saham Pan Brothers telah melesat 13%.