Saham Garuda (GIAA) Melesat Berkat Kabar Suntikan Modal, Bagaimana Prospeknya?

Karunia Putri
23 Mei 2025, 11:20
Garuda Indonesia, GIAA, saham garuda
Katadata/ Wahyu Dwi Jayanto
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk melesat 41% dalam sepekan terakhir ke level 55. Lonjakan saham emiten dengan kode GIAA ini terjadi seiring rencana suntikan modal yang akan dilakukan Danantara. 

Namun, bagaimana prospeknya ke depan?

Analis Mirae Asset Nafan Aji menilai, prospek Garuda Indonesia bisa membaik sering dengan rencana penambahan modal. Dengan dukungan modal, Garuda dapat memperbarui armadanya dengan pesawat generasi terbaru, seperti Boeing seri 777X. 

Namun, menurut dia, suntikan modal, bukan satu-satunya upaya untuk memperbaiki kinerja keuangan maskapai pelat merah ini. Garuda dinilai perlu melakukan efisiensi. 

"Tantangannya adalah efisiensi, serta bagaimana Garuda bisa meningkatkan kinerja dan mencetak laba,” kata Nafan Aji ketika dihubungi Katadata, Jumat (23/5).

Menurut Nafan mengatakan, efisiensi perusahaan ini membutuhkan waktu. Karena itu, menurut dia,  investor perlu mencermati kinerja Garuda Indonesia pada kuartal yang akan datang.

Pasar bisa melihat apakah transformasi yang dijalankan perusahaan mampu meningkatkan profitabilitas.

Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara Rosan Roeslani sebelumnya menyatakan masih mengkaji rencana penyuntikan modal kepada Garuda Indonesia. Namun, ia belum bisa memastikan karena prosesnya masih dalam tahap kajian dan pembahasan internal.

“Nanti lah kalau itu, karena kami masih diskusi dengan semua pihak dalam hal itu,” kata Rosan di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (22/5).

Rosan juga enggan menjelaskan besaran nominal penyertaan modal dari Danantara ke Garuda Indonesia.

Sementara itu, manajemen Garuda Indonesia juga belum dapat memastikan rencana suntikan dana tersebut. "Hingga saat ini, belum ada perkembangan yang dapat diumumkan ke publik. Perusahaan akan terus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal" tulis manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi dikutip, Jumat (23/5).

Perusahaan mengaku akan melakukan koordinasi dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait secara berkala. Garuda juga memastikan operasional tetap berjalan dengan strategi kinerja yang telah ditetapkan. 

Garuda Masih Catat Rugi

Garuda Indonesia masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 76 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun pada kuartal I 2025. Namun, kerugian ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 87 juta.  

Garuda mencatatkan pendapatan dari penerbangan tidak terjadwal naik hampir dua kali lipat dari US$ 19 juta pada kuartal I 2024 menjadi US$ 37 juta pada kuartal I 2025. Sedangkan pendapatan dari penerbangan berjadwal yang mendominasi pendapatan naik tipis sebesar 0,6% dari US$ 599 juta menjadi US$ 603 juta. 

Di sisi lain, segmen pemeliharaan pesawat menyumbang pendapatan sebesar US$ 95,36 juta dan pendapatan dari operasi lain-lain tercatat sebesar US$ 93,7 juta. Saham emiten dengan kode GIAA turun 22% sepanjang tahun ini ke level 42. Namun harga sahamnya hari ini naik 7,69% dan naik 16,67% dalam sepekan terakhir. 

Adapun dari sisi neraca, ekuitas Garuda Indonesia tercatat minus Rp 23,2 triliun atau menandakan bahwa perusahaan sudah insolvent  alias bangkrut secara pencatatan akuntansi (technically bankrupt). Perusahaan juga mencatatkan utang menembus Rp 62,5 triliun hingga 31 Maret 2025.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan