Indosat (ISAT) Tambah Lini Bisnis Baru, Proyeksi Pendapatan Tumbuh 10% di 2026


PT Indosat Tbk (ISAT) mengumumkan menambah lini usaha baru yang menunggu restu pemegang saham. Aksi korporasi terbaru ini diyakini mampu mendukung transformasi digital di Indonesia, termasuk AI, IoT, dan riset pasar.
Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ISAT berencana menambah lini bisnis untuk keperluan pertahanan dan keamanan, jasa jual kembali jasa telekomunikasi dan aktivitas pemrograman berbasis kecerdasan buatan (AI). Emiten ini juga menambah bisnis dalam kegiatan konsultasi dan desain internet of thing (IoT), penyelenggara penunjang sistem pembayaran dan layanan periklanan dan penelitian pasar.
Dalam laporan kepada BEI, manajemen ISAT mengatakan pengembangan usaha ini sesuai dengan pasal 3 ayat 1 Anggaran Dasar Indosat. Sementara tujuan melakukan ekspansi untuk menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang informatika dan komunikasi, perdagangan besar, aktivitas ketenagakerjaan serta aktivitas jasa keuangan lainnya.
Sebagai upaya memperluas lini bisnisnya, ISAT menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Yanuar, Rosye dan Rekan (Y&R) untuk memberikan pendapat studi kelayakan bisnis tersebut.
“Dalam mempersiapkan laporan ini, Y&R bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan dan Y&R tidak terafiliasi dengan perseroan ataupun dengan pihak-pihak yang terafiliasi dengan perseroan,” kata manajemen dikutip dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (26/5).
Sementara itu, penilaian laporan mencakup berbagai yang meliputi aspek makro, pasar, teknis, pola bisnis, model manajemen dan keuangan. Adapun laporan uji kelayakan disusun sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam POJK 17/2020.
Lebih lanjut, uji kelayakan bisnis baru telah dilakukan sejak 31 Desember tahun lalu. Sementara masa berlaku laporan uji kelayakan sampai 30 Juni 2025. “Batas tersebut diambil atas dasar pertimbangan kepentingan dan tujuan Studi Kelayakan,” ujarnya.
Jasa Penilai Publik Y&R menggunakan tiga metode analisa untuk menguji kelayakan bisnis tersebut. Pertama dengan mengumpulkan data primer ISAT meliputi data identitas, perizinan, rencana usaha dan data terkait yang diperlukan.
Metode kedua adalah analisis makro ekonomi untuk mengevaluasi pengaruh dari penambahan lini bisnis tersebut terhadap kinerja ISAT di masa mendatang. Terakhir adalah analisis kelayakan melalui aspek pasar, aspek teknis, aspek pola bisnis, aspek model manajemen dan aspek keuangan atau perubahan kegiatan usaha.
Menurut jasa penilai publik Y&R, peluang pasar terhadap perubahan kegiatan usaha ini masih terbuka lebar. Perubahan Kegiatan Usaha masih terbuka lebar, mengingat Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi serta teknologi informasi. Besarnya peluang pasar dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa potensi pasar yang menjadi target Perseroan di tahun 2025.
Semenatra itu, menurut analis, untuk melaksanakan perubahan kegiatan usaha, ISAT tidak membutuhkan adanya sumber dana khusus dan ditargetkan dapat memanfaatkan perputaran modal kerja atas perubahan kegiatan usaha yang dijalankan.
Menurut manajemen, aksi korporasi ini sudah mendapat persetujuan kelayakan dari analis. Adapun total pertumbuhan pendapatan pada tahun 2026 yang diproyeksikan analis mencapai sebesar 10%, kemudian mengalami pertumbuhan sekitar 3-5% pada tahun 2027-2029.
“Berdasarkan kajian, evaluasi aspek pasar, teknis, pola bisnis, kelayakan model manajemen dan analisa keuangan serta proyeksi-proyeksi lainnya dengan syarat asumsi-asumsi yang telah ditetapkan dapat terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa rencana Perubahan Kegiatan Usaha yang akan dilaksanakan oleh Perseroan adalah layak,”tulis manajemen dalam keterbukaan.