Saham GOTO Anjlok Sejak Kemarin, Bagaimana Prospeknya?

Nur Hana Putri Nabila
27 Mei 2025, 15:59
goto, grab, saham
Dokumentasi GOTO
Saham GOTO rontok sejak kemarin, Senin (27/5).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah analis pasar modal kompak memberikan proyeksi positif terhadap saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Saham GOTO diramal masih berpotensi naik hingga menembus level Rp 125 meski sahamnya tengah jeblok.

Pada perdagangan saham hari ini, saham GOTO ditutup turun 4,41% ke level Rp 65. Volume yang diperdagangkan tercatat 8,78 miliar, dengan nilai transaksi Rp 581 miliar dan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 77,42 triliun. 

Berdasarkan data Bloomberg per 26 Mei 2025, sebanyak 76,7% atau 23 dari total 30 analis memberikan rekomendasi beli terhadap saham emiten teknologi itu. Menariknya, tak satu pun analis memberikan rekomendasi jual.

Secara konsensus, analis memperkirakan harga saham GOTO berpotensi naik hingga Rp 98,92 dalam 12 bulan ke depan. Angka ini mencerminkan potensi kenaikan atau upside sebesar 45,5% dibandingkan harga penutupan terakhir di level Rp 68 per saham pada penutupan saham, Senin (26/5). 

Aletheia Capital memberikan target harga tertinggi untuk saham GOTO yakni bisa mencapai Rp 125 per saham. Maybank Investment dan Yuanta Investment masing-masing menempatkan target di level Rp 120 dan Rp 100 Rp per saham. 

Beberapa lembaga keuangan lainnya seperti Citi, BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Indo Premier Sekuritas memberikan target harga GOTO  sebesar Rp 110. Bank investasi global asal Cina China International Capital Corporation (CICC) juga memberikan rekomendasi “outperform” terhadap saham GOTO dengan target Rp 96. 

JPMorgan juga memberikan rekomendasi overweight dengan target Rp 95 dan mencatat imbal hasil tenor satu tahun sebesar 8,18%. Adapun Morgan Stanley menargetkan harga saham GOTO di Rp 91 per saham, Deutsche Bank di harga Rp 115.

Sementara analis lainnya memilih sikap hati-hati dengan memberikan rekomendasi tahan (hold). Sebagai contoh, HSBC merekomendasikan hold saham GOTO di level Rp 73 dan Morningstar di level Rp 84. 

Asing Akumulasi Beli

Berdasarkan data Stockbit, asing mencatatkan akumulasi beli dalam dua pekan terakhir. Meski saham GOTO anjlok 5,88% kemarin, asing mencatatkan beli bersih mencapai Rp 200 miliar. 

Total akumulasi beli yang dilakukan investor sejak 14 Maret 2025 mencapai Rp 1,46 triliun. Aksi beli bersih paling besar dicatatkan pada kemarin. 

Isu Merger dengan Grab

Proyeksi kenaikan harga saham GOTO itu seiring dengan kabar penggabungan usaha atau merger GOTO dengan Grab. GOTO juga dikabarkan tengah menyelesaikan proses aksi itu yang disebut bakal rampung dalam kuartal kedua 2025.

Merujuk pemberitaan Reuters, Grab disebut sudah menunjuk penasehat untuk menangani rencana akuisisi itu dan tengah berdiskusi dengan beberapa bank untuk membahas pendanaan terkait kesepakatan akuisisi.  

“Kesepakatan tersebut tunduk pada ketentuan seperti mengenai pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” ujar salah seorang sumber  seperti dikutip dari Reuters Kamis (15/5).  

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani mengakui adanya pembicaraan mengenai sejumlah aksi korporasi termasuk rencana akuisisi. "Dari waktu ke waktu. Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak," ujar Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia.  

Dia pun mengatakan, direksi telah melakukan penjajakan secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian atas penawaran yang masuk. Koesoemohadiani mengatakan evaluasi atas penawaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham.  

Menurut Koesoemohadiani, direksi memperhatikan berbagai aspek dalam melakukan evaluasi, termasuk kepentingan mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan dan karyawan. Ia mengatakan, belum ada keputusan yang diambil manajemen terkait tawaran yang diterima dari berbagai pihak hingga hari ini.

“Belum ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa,” ujar Koesoemohadiani lagi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan