Wall Street Menghijau di Tengah Perundingan Tarif AS dan Cina

Karunia Putri
4 Juni 2025, 06:18
wall street, saham, bursa amerika
xPACIFICA/Getty Image
Dolar AS menguat dari posisi terendah dalam enam minggu terakhir ketika investor khawatir mengenai dampak ekonomi dari perang dagang.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Amerika Serikat, Wall Street ditutup  naik pada Selasa (3/6) waktu setempat, seiring harapan investor terhadap kemajuan perundingan tarif antara AS dan Cina. Kenaikan ini juga terjadi jelang rilis laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat.

Ketiga indeks utama Wall Street berakhir di zona hijau. Dow Jones Industrial Average naik 0,51% atau 214,16 poin menjadi 42.519,64. Indeks S&P 500 naik 0,58% atau 34,43 poin ke posisi 5.970,37, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,81% atau 156,34 poin menjadi 19.398,96.

Saham Chip membuat Nasdaq memimpin kenaikan setelah adanya sinyal dari Gedung Putih bahwa Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping minggu ini untuk membahas sengketa dagang kedua negara. 

Dolar AS menguat dari posisi terendah dalam enam minggu terakhir ketika investor khawatir mengenai dampak ekonomi dari perang dagang. Indeks dolar naik 0,71% menjadi 99,28, dengan euro melemah 0,62% ke level US$ 1,137 dan dolar menguat terhadap yen sebesar 0,93% menjadi 144,02. 

Di sisi lain, harga emas tergelincir dari level tertingginya dalam hampir empat minggu. Harga emas spot turun 0,78% ke level US$ 3.352,87 per ons, sedangkan emas berjangka AS turun 0,59% menjadi US$ 3.350,60 per ons.

"Tampaknya ada sedikit rasa nyaman karena ekonomi tidak mengalami resesi, dan mungkin ada sedikit aksi mendahului di sini dalam artian laporan pekerjaan akan dirilis dan investor ingin berada di sisi yang benar sebelum dirilis," kata CEO Horizon Investment Services Chuck Carlson dikutip Reuters, Rabu (4/6).

Pemerintahan Trump terus mendesak mitra dagangnya untuk menyampaikan penawaran terbaik pada Rabu (4/6). Namun negosiasi yang tak kunjung rampung  membuat para ekonom memangkas ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperingatkan bahwa ekonomi global mengarah ke perlambatan yang lebih tajam dibandingkan perkiraan sebelumnya, terutama akibat meningkatnya proteksionisme dan terganggunya rantai pasokan.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) juga merevisi turun proyeksi ketenagakerjaan global karena memburuknya kondisi ekonomi akibat ketegangan dagang.

“Mungkin hal ini membantu pasar AS,” imbuh Carlson, seraya mencatat bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang melemah dapat mendorong investor untuk memindahkan uang kembali ke AS.

Data ekonomi terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan meningkat secara tak terduga pada April. Namun, pesanan baru untuk barang-barang manufaktur tercatat turun, lebih besar dari perkiraan analis.

Investor kini fokus ke laporan ketenagakerjaan Mei yang akan dirilis pada Jumat. Konsensus ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan penambahan 130.000 lapangan kerja, dengan tingkat pengangguran tetap di level 4,2%.

Di Eropa, indeks saham ditutup sedikit lebih tinggi. Investor mencermati inflasi zona euro yang melemah di bawah target Bank Sentral Eropa, membuka peluang bagi pelonggaran kebijakan moneter. Indeks pan-Eropa STOXX 600 naik 0,09%, sedangkan FTSEurofirst 300 menguat 0,17%.

Indeks saham MSCI global naik 0,30% menjadi 885,52 dengan pasar negara berkembang naik 0,32% dan indeks Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,37%. Di sisi lain, indeks Nikkei Jepang justru turun tipis 0,06% menjadi 37.446,81.

Harga minyak mentah melanjutkan kenaikan, terdorong oleh ketegangan geopolitik akibat meningkatnya konflik di Ukraina dan ketidakpastian atas kesepakatan nuklir Iran. Minyak mentah AS naik 1,42% ke level US$ 63,41 per barel, sedangkan Brent naik 1,55% menjadi US$ 65,63 per barel.

Sementara itu, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun menjadi 4,452% dan tenor 30 tahun turun ke 4,9769%. Sebaliknya, imbal hasil obligasi tenor 2 tahun yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga, naik tipis ke 3,953%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan