Prospek Saham GOTO di Tengah Kabar Merger dengan Grab hingga Masuknya Danantara

Nur Hana Putri Nabila
10 Juni 2025, 14:43
goto, saham goto, danantara, grab
Dokumentasi GOTO
GoTo melepas sebanyak 46,7 miliar saham dan meraih dana IPO senilai Rp 15,8 triliun
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kabar rencana keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara dalam merger PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd dinilai berpotensi mendongkrak harga saham GOTO. Masuknya Danantara dinilai dapat membawa dampak positif pada GOTO.

Ekonom senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai peluang kenaikan saham GOTO kini cukup besar. Selain karena potensi masuknya Danantara, ia menyebut sinyal perbaikan dalam ekosistem industri digital semakin terlihat jelas.  

Ia menilai saat ini harga saham GOTO masih jauh di bawah nilai wajar. Apabila GOTO berhasil memperkuat ekosistem industri, harga sahamnya bisa melonjak signifikan.

“Tentunya ini akan memberikan return yang bagus bagi Danantara,” kata Wijayanto ketika dihubungi Katadata.co.id, Selasa (10/6).  

Wijayanto menilai potensi kenaikan harga saham akan semakin besar apabila rencana strategis merger antara GOTO dan Grab terealisasi. Menurutnya, keterlibatan Danantara dalam entitas hasil penggabungan akan menjadi faktor penting dalam memperkuat ekosistem digital serta menjamin terjaganya kepentingan nasional.

Ia juga menyebut keberadaan Danantara di perusahaan gabungan GOTO-Grab akan mempercepat pembenahan struktur industri dan memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi digital. Merger ini dinilai akan menghadirkan platform yang menghubungkan jutaan mitra dan puluhan juta konsumen. 

Aksi korporasi itu juga bisa memperluas cakupan layanan di luar transportasi online dan pembayaran digital, menjadi penggerak bagi pelaku ekonomi dari berbagai sektor.                          

“Tapi sebisa mungkin jangan lepas ke asing,” kata Wijayanto. 

Vice President Head of Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menilai merger antara GOTO dan Grab dapat menimbulkan sejumlah dampak. Pertama, potensi dominasi pasar, dengan estimasi penguasaan sekitar 85% pasar Asia Tenggara bahkan mencapai sekitar 90% di Indonesia dan Singapura.

Hal ini, menurut dia, dapat memicu kekhawatiran terbentuknya monopoli serta pengaruh kuat dari pihak asing. GOTO memiliki peran besar dalam perekonomian nasional, dengan kontribusi sekitar Rp 259 – Rp 392 triliun pada 2023 dan target penyerapan 2,6 juta mitra pengemudi hingga 2025.

Kedua, ia melihat potensi penguatan dari sisi profitabilitas dan efisiensi yang bisa diperoleh melalui kolaborasi operasional dan strategi pemasaran antara kedua entitas.

“Target dari management untuk EBITDA GOTO akan positif dalam kisaran Rp1,4-1,6 triliun di tahun 2025, sehingga efisiensi yang berlanjut dengan merger berpotensi menciptakan laba pertama GOTO,” kata Audi kepada Katadata.co.id, Selasa (10/6).  

Dampak Kehadiran Danantara

Lebih lanjut, Kiwoom Sekuritas menilai kehadiran Danantara dalam potensi merger GOTO dan Grab merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat peran domestik. 

Pertama, langkah ini dinilai sebagai bentuk penguatan kendali dalam negeri. Mengingat kontribusi signifikan GOTO terhadap perekonomian nasional, dengan Gross Transaction Value (GTV) yang mencapai Rp 268,2 triliun pada 2024 atau sekitar 1,2% dari PDB. Kehadiran Danantara diyakini juga akan meningkatkan kepercayaan investor.

Kedua, partisipasi Danantara dipandang sebagai langkah antisipatif untuk melindungi tenaga kerja. Terutama dari risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mungkin timbul akibat efisiensi pascamerger dan potensi dominasi pasar.

Hal ini juga dikhawatirkan akan berdampak terhadap kesejahteraan mitra, terutama soal komisi, yang bisa berimbas pada ekosistem UMKM dan konsumsi rumah tangga secara lebih luas.

Meski Danantara masuk dalam struktur merger, menurut dia,  fokus utamanya tetap pada dampak terhadap ekonomi nasional dan keberlangsungan tenaga kerja. Manajemen menargetkan pertumbuhan EBITDA sekitar Rp1,4–1,6 triliun sehingga prospek merger dinilai tetap positif bagi investor.

“Meski di sisi lain, jika terjadi merger maka potensi pemegang saham GOTO existing akan terdampak dilusi kepemilikan di entitas baru,” kata dia.  

Kiwoom Sekuritas menilai masuknya Danantara ke aksi korporasi kedua entitas itu dapat membawa pengaruh signifikan terhadap arah kebijakan perusahaan, khususnya pada dua aspek utama.

Pertama, pada sektor ketenagakerjaan terkait kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK), sistem outsourcing, serta skema pembagian komisi mitra. Meskipun berpotensi melindungi kepentingan publik, Audi menilai intervensi ini bisa menimbulkan trade-off terhadap efisiensi operasional dan menambah nuansa politis dalam pengambilan keputusan.

Kedua, masuknya Danantara dinilai dapat memperlambat proses pengambilan keputusan strategis, terutama yang berkaitan dengan rencana bisnis jangka panjang. Hal ini terjadi karena adanya dorongan untuk memastikan kebijakan perusahaan tetap sejalan dengan prioritas dan agenda nasional, terutama yang berdampak langsung terhadap kepentingan publik.

“Kami merekomendasikan trading buy untuk GOTO dengan target harga Rp 80.” tambah Audi. 

Danantara Minat Masuk di Merger Goto-Grab

Danantara sebelumnya telah buka suara soal kabar rencana pembelian saham di entitas gabungan GOTO dan Grab Holdings Ltd. Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja menyatakan belum ada pembicaraan terkait pembelian saham GOTO.

Namun, menurut dia, Danantara pada prinsipnya selalu terbuka terhadap peluang investasi untuk memperkuat sektor strategis dan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional. 

"Setiap keputusan investasi dilakukan secara selektif, melalui kajian yang menyeluruh, dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik, serta mempertimbangkan potensi imbal hasil yang berkelanjutan bagi negara," ujar Stefanus dalam keterangan yang diterima, Senin (9/6).  

Kabar Danantara masuk ke GOTO pertama kali diberitakan Bloomberg. Danantara disebut tengah mempertimbangkan untuk membeli sebagian saham pada entitas gabungan GOTO dan Grab.  

Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, Danantara telah memulai diskusi awal dengan GOTO untuk mengakuisisi saham minoritas dalam entitas gabungan GOTO dan Grab. Hal itu dapat membantu meredakan kekhawatiran pemerintah terkait rencana penjualan perusahaan teknologi nasional tersebut kepada Grab yang merupakan perusahaan asal Singapura. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan