Wall Street Bergejolak, Pasar Cerna Inflasi hingga Kesepakatan Dagang AS - Cina

Nur Hana Putri Nabila
12 Juni 2025, 06:14
Wall Street
Wall Street
Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada perdagangan Rabu (11/6), seiring investor mencerna data inflasi terbaru dan perkembangan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Kenaikan pasar yang terjadi dalam beberapa hari terakhir pun terhenti sementara.

Indeks S&P 500 terkoreksi 0,27% ke level 6.022,24 setelah mencatatkan reli tiga hari berturut-turut. Nasdaq Composite turun 0,5% menjadi 19.615,88. Sementara Dow Jones hampir tidak bergerak, hanya turun 1,1 poin ke posisi 42.865,77.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,1% secara bulanan pada Mei, lebih rendah dari proyeksi konsensus Dow Jones sebesar 0,2%. Inflasi inti (core CPI), yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga naik 0,1%, lebih rendah dari perkiraan.

Global co-CIO Solusi Multi-Aset di Goldman Sachs Asset Management, Alexandra Wilson-Elizondo, mengatakan angka inflasi Mei yang di bawah perkiraan menunjukkan bahwa tarif belum berdampak signifikan. 

“Banyak perusahaan masih memanfaatkan stok lama atau lambat menyesuaikan harga karena permintaan yang belum pasti,” kata Wilson dikutip CNBC, Kamis (12/6).

Tak hanya itu, Wilson-Elizondo menambahkan, selama masa penundaan tarif 90 hari, pelaku pasar akan mencermati arah inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja. Apabila tekanan harga tetap jinak atau tenaga kerja mulai melemah, The Fed bisa mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga.

Kemudian pasar juga mencermati hasil pembicaraan dagang AS-Cina. Setelah dua hari pertemuan di London, pejabat dari kedua negara sepakat pada kerangka kerja baru. Namun, implementasinya masih menunggu persetujuan dari Presiden AS dan Cina.

Dalam kerangka kerja tersebut, Cina akan membuka kembali ekspor mineral tanah jarang, sedangkan AS akan mencabut sebagian pembatasan penjualan teknologi tinggi. Namun, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, memastikan tarif impor dari Cina belum akan berubah.

Seiring dengan hal itu Presiden Donald Trump menyatakan melalui Truth Social bahwa kesepakatan telah selesai dan tinggal menunggu persetujuan akhir. Ia menyebut, sebagai bagian dari kesepakatan, Cina akan lebih dulu memasok magnet dan mineral tanah jarang, sementara AS akan mengizinkan mahasiswa Cina kembali belajar di universitasnya. Lalu Trump juga menyebut AS memperoleh tarif sebesar 55%, sedangkan China 10%.

Di sisi lain, harga minyak mentah AS melonjak lebih dari 4% pada sore hari, dipicu ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan