Menakar Prospek Saham Antam (ANTM) dan Gula-Gula Dividen Jumbo, Intip Kinerjanya


PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), emiten tambang emas milik negara, dijadwalkan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis (12/6). Rapat tahunan ini menjadi salah satu momen yang ditunggu investor di pasar modal.
Berdasarkan pengumuman rapat, agenda pertemuan hari ini mencakup berbagai keputusan penting. Beberapa di antaranya berkaitan dengan pengesahan laporan keuangan konsolidasi tahun 2024, penetapan penggunaan laba, dan pembahasan tantiem serta remunerasi untuk jajaran direksi dan komisaris. Selain itu, perusahaan juga akan membahas perubahan susunan manajemen.
Di pasar modal, gerak saham ANTM melonjak tajam menjelang pembagian dividen. Saham ANTM ditutup pada harga Rp 3.280 pada perdagangan Rabu (11/6). Nilai ini telah melonjak 28,63% dalam sebulan dari Rp 2.550 pada Rabu (14/5). Semetara sejak awal tahun harga saham ANTM naik 112,3% dari Rp 1.545.
Berkaitan dengan pembagian dividen, dalam kebijakan yang tercantum di situs resminya, Antam menyatakan komitmennya untuk membagikan dividen setidaknya satu kali dalam setahun. Pembagian dividen akan disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
“Kebijakan pembagian dividen minimal sebesar 30% dari laba bersih setelah pajak, kecuali ditentukan lain oleh RUPS,” tulis manajemen dalam keterangannya pada Kamis (12/6).
Potensi ANTM membagikan dividen jumbo menguat seiring dengan kinerja keuangan perusahaan yang solid selama 2024. Kinerja cemerlang itu berlanjut di awal tahun dan menjadi sinyal kuat bagi kemungkinan pembagian dividen jumbo.
Kinerja ANTM
Pada kuartal pertama 2025, ANTM mencatatkan lonjakan laba bersih hingga 1.003% year-on-year menjadi Rp 2,3 triliun. Kenaikan laba ini signifikan bila dibanding periode 2024 yang hanya Rp 210 miliar.
Kenaikan signifikan tersebut terutama ditopang oleh peningkatan penjualan emas yang melonjak tajam di tengah tren harga emas dunia yang menguat. Penjualan emas Antam mencapai Rp 26,15 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini, melesat 203% dibandingkan Rp 8,62 triliun pada kuartal I tahun sebelumnya.
Direktur Utama ANTM, Nicolas D Kanter, menyebutkan bahwa pencapaian tersebut berkat efisiensi berkelanjutan dan strategi pemasaran yang agresif. “Kami menerapkan strategi penjualan yang inovatif, pengendalian biaya yang ketat, serta menjaga struktur biaya yang kompetitif,” ujar Nicolas.
Tidak hanya emas, lini bisnis nikel dan bauksit juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Penjualan nikel meningkat 581% menjadi Rp 3,77 triliun dan menyumbang sekitar 14% dari total penjualan. Volume penjualan bijih nikel pun mencapai rekor tertinggi dengan 3,83 juta wet metrik ton (wmt) selama Januari hingga Maret 2025.
“Volume produksi dan penjualan bijih nikel kuartal ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan,” lanjut Nicolas.
Total aset perusahaan per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp 48,3 triliun, naik 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan kinerja yang begitu solid dan rekam jejak pembagian dividen yang atraktif, investor kini menantikan keputusan RUPS esok hari—apakah Antam kembali akan mengguyur pasar dengan dividen jumbo?
Proyeksi Dividen Jumbo ANTM
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho, mengatakan besarannya akan berada di sekitar 35% hingga 50% dari hasil laba tahun buku 2024. Ia menyebut hal tersebut dilakukan berdasarkan metode perkiraan Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
"Rule of thumb payout ratio dividend dari MIND ID itu selalu 35%-50%, sekitar itu," ujar Arianto kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/11).
Arianto mengatakan kemungkinan turunnya dividen payout ratio Antam sejalan dengan rencana perusahaan yang tengah menggarap berbagai proyek pengembangan. Hal itu karena Antam membutuhkan capital expenditure (capex) yang lebih besar.
Apabila menilik riwayat dividennya, ANTM konsisten membagikan dividen setiap tahun dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas, sebelumnya Antam membagikan dividen sebesar Rp 3,07 triliun atau 100% pada 2024 dari hasil laba tahun buku 2023. Jumlah ini setara dengan Rp 128 per saham didistribusikan kepada pemegang saham.
Sementara pada 2022, Antam menyalurkan Rp 1,91 triliun atau 50% dari laba bersih sebagai dividen, dan pada 2021 sebesar Rp 930,87 miliar atau setara Rp 38,74 per saham. Sebelumnya, ANTM juga mencatat pembagian dividen sebesar Rp 16,74 per saham pada 2021 dan Rp 2,82 per saham pada 2020, masing-masing dengan imbal hasil 0,72% dan 0,46%.