Harga Saham MDKA, BRMS dan ANTM Naik, Analis Soroti Dampak Konflik Israel-Iran

Nur Hana Putri Nabila
13 Juni 2025, 13:12
Apa Itu Investasi Saham
Pexels
Apa Itu Investasi Saham
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6) dini hari berdampak ke berbagai sektor, terutama ke emiten pertambangan di Indonesia. Pejabat militer Israel menyebut serangan tersebut menargetkan program nuklir dan kemampuan rudal jarak jauh Iran. 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan pasar Amerika Serikat sempat ditutup melemah setelah muncul kabar evakuasi dari Kedutaan Besar AS di Timur Tengah yang diperintahkan oleh Washington. Hal itu juga menyusul meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran. 

Di sisi lain, serangan unilateral yang dilakukan Israel ke Iran turut memperburuk sentimen pasar. Menurut Nafan, kondisi ini mendorong pelaku pasar untuk bersikap lebih hati-hati. Namun, ia menilai gejolak geopolitik tersebut justru berdampak positif bagi sektor-sektor yang terkait dengan energi.

“Walaupun juga pertambangan, juga basic materials, ya,” kata Nafan ketika dihubungi Katadata.co.id, Jumat (13/6). 

Nafan menjelaskan sektor bahan baku atau basic materials seperti emas biasanya melesat dalam situasi seperti konflik. Hal itu lantaran emas merupakan instrumen safe haven yang kerap menjadi pilihan investor untuk strategi lindung nilai (hedging).

Lebih lanjut, dalam kondisi konflik seperti perang di Timur Tengah, ia menilai harga minyak cenderung ikut terdorong naik. Hal itu karena meningkatnya risiko geopolitik di wilayah yang menjadi salah satu pusat produksi minyak dunia.

“Karena kan memang kawasan timur tengah itu merupakan kawasan oil drilling ya, kawasan yang kaya akan minyak,” tambah Nafan. 

Di samping itu, Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, menyampaikan harga minyak Brent melonjak 7,4% ke posisi US$ 74,52 per barel pada Jumat pagi (13/6), didorong oleh perkembangan terbaru. Lalu harga emas turut menguat hampir 1% hingga mencapai US$ 3.420 per ons.

Di sisi lain, pasar saham Asia merespons perkembangan tersebut secara negatif. Tercermin dari merosotnya indeks utama di Jepang dan Korea Selatan pada awal sesi perdagangan hari ini.

 Kenaikan harga minyak mentah dan emas berpotensi memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten produsen migas dan emas. Di antaranya PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI).

Apabila menilik penutupan perdagangan saham sesi pertama siang ini, Jumat (13/6) saham MEDC melesat 7,81% ke Rp 1.380, lalu ENRG terkerek 7,03% ke level Rp 274, hingga RATU tumbuh 1,76% ke Rp 7.225 per lembar saham.

Kemudian diikuti saham BRMS yang naik 0,81% ke Rp 498, Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terangkat 4,31% ke Rp 2.280, ANTM terkerek 3,15% ke Rp 3.270, hingga saham ARCI melesat 18,18% ke Rp 494 per helainya. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan