Petinggi BRMS Ungkap Prospek Kerja Sama dengan Amman (AMMN) di Bisnis Tembaga

Nur Hana Putri Nabila
17 Juni 2025, 05:40
PT Dairi Prima Mineral, salah satu satu aset PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
website BRMS
PT Dairi Prima Mineral, salah satu satu aset PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengungkap perkembangan kerja sama dengan PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) dalam proyek tambang tembaga yang dijalankan oleh anak usahanya, PT Gorontalo Minerals. Kerja sama tersebut dilakukan bersama anak perusahaan AMMN, yakni Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Direktur Bumi Resources Minerals, Herwin Hidayat, menjelaskan proyek tambang tembaga tersebut masih bersifat jangka panjang. Saat ini, ada dua fokus utama Bumi Resources Minerals di Gorontalo.

Menurut Herwin pada bagian pertama perusahaan tengah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan emas, yang ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal ketiga pada 2026. Ia menegaskan pembangunan pabrik di Gorontalo ini khusus untuk emas, bukan tembaga.

Fokus kedua Kedua, BRMS akan melakukan pemboran besar-besaran di wilayah tambang Gorontalo. Tujuannya untuk mencari dan menambah jumlah cadangan tembaga yang ada.

“Sehingga kalau udah ketahuan jumlah cadangan tembaganya seperti apa besarnya dan kami lakukan standardisasi Join All Reserve Committee atau JORC, baru kami bisa tentukan pabriknya seperti apa,” kata Herwin kepada Katadata.co.id ketika ditemui di Jakarta, dikutip Selasa (17/6). 

Emiten yang bergerak di bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan sumber daya mineral, termasuk emas, tembaga, seng, timbal, dan logam berharga itu saat ini tak memiliki smelter tembaga. Selanjutnya, BRMS berencana menjual hasil produksi tembaganya ke perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki fasilitas smelter.

Saat ini Gorontalo Minerals memiliki kontrak karya untuk wilayah pertambangan seluas 24.995 hektare yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Studi kelayakan untuk Proyek Sungai Mak telah disetujui pada tahun 2014, dengan cadangan bijih sebesar 105 juta ton yang mengandung 0,70 persen tembaga dan 0,33 gram per ton emas, berdasarkan standar KCMI.

Sumber daya yang diestimasi mencapai 392,3 juta ton bijih dengan kadar rata-rata 0,49% tembaga dan 0,43 gram per ton emas. Estimasi ini mencakup lima area utama, yakni Sungai Mak, Cabang Kiri, Motomboto North, Motomboto East, dan Kayubulan.

Izin konstruksi dan produksi telah diperoleh pada Februari 2019, dengan masa pembangunan selama tiga tahun dan masa produksi selama 30 tahun hingga tahun 2052. Adapun pembangunan fasilitas pengolahan emas, sarana pendukung, dan akses jalan ditargetkan selesai pada semester kedua tahun 2026.

Tak hanya itu, cadangan bijih yang tergolong probable mencapai 105,4 juta ton, dengan kandungan logam berupa 613 ribu ton tembaga, 759 ribu ounce emas, dan 4.283 ribu ounce perak.

Di samping itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya potensi perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). 

Adapun kerja sama antara BRMS dan AMMN diperkuat usai masuknya Agoes Projosasmito ke manajemen BRMS sebagai Direktur Utama Bumi Resources Minerals. Selain itu, Agoes saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di Amman Mineral International.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan