BEI Pastikan 2 IPO Perusahaan Besar Digelar di 2025, Susul Chandra Daya (CDIA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan lima perusahaan besar melantai di bursa melalui skema Initial Public Offering (IPO) Lighthouse sepanjang 2025.
Hingga saat ini, tiga perusahaan telah tercatat, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan masih ada dua perusahaan lainnya yang akan segera menyusul.
"BEI menargekan lima IPO lighthouse pada 2025. Dari target tersebut, saat ini telah tercatat tiga perusahaan, yaitu RATU, CBDK, dan YUPI,” kata Nyoman dalam keterangan resmi, Senin (26/6).
IPO Lighthouse adalah istilah untuk IPO perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 3 triliun dan free float minimal 15%. Program ini diharapkan dapat memperdalam pasar modal sekaligus meningkatkan daya tarik Indonesia di mata investor global.
Dorong Minat Swasta dan Non-BUMN
Meski IPO lighthouse identik dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Nyoman menegaskan BEI juga gencar menjaring minat dari sektor swasta, BUMD, dan grup usaha besar lainnya.
“Kami menyusun kajian strategis untuk memahami minat perusahaan besar terhadap IPO, menggali tantangan yang mereka hadapi, serta menyusun rekomendasi terkait perbaikan regulasi dan penguatan infrastruktur pasar,” ujarnya.
BEI juga telah membentuk unit kerja khusus yang mendampingi perusahaan skala besar dalam proses go public. Pendampingan dilakukan melalui berbagai inisiatif seperti workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event.
“Inisiatif ini diharapkan mempermudah akses perusahaan ke ekosistem pasar modal dan mempercepat transformasi menjadi perusahaan terbuka,” kata Nyoman.
Terkait peran Danantara sebagai penyedia likuiditas (liquidity provider), Nyoman menjelaskan bahwa saat ini regulasi hanya memperbolehkan anggota bursa menjalankan fungsi tersebut.
Meski demikian, BEI menyambut positif kehadiran Danantara, khususnya untuk mendorong anak usaha BUMN yang berstatus anggota bursa agar aktif menjadi liquidity provider.
Peran ini diharapkan tidak hanya meningkatkan likuiditas saham-saham kategori lighthouse, tetapi juga emiten lain yang masuk dalam daftar efek liquidity provider.
“Liquidity provider seperti ini berpotensi memperdalam pasar, meningkatkan likuiditas, dan memperkuat kepercayaan investor,” ujar Nyoman.
IPO Chandra Daya Investasi Tbk Digelar Juli 2025
Salah satu perusahaan yang akan segera melantai adalah PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA). Perusahaan investasi yang fokus di sektor infrastruktur energi, air, dan pelabuhan ini akan resmi tercatat di BEI pada 8 Juli 2025.
Berdasarkan prospektus, CDIA akan menawarkan sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham dengan harga Rp 170 hingga Rp 190 per saham. Dengan demikian, perusahaan berpotensi meraup dana hingga Rp 2,37 triliun dari aksi korporasi ini.
“Saham yang ditawarkan memberikan hak yang sama dan sederajat kepada seluruh pemegang saham,” tulis manajemen CDIA dalam prospektus yang dikutip Katadata.co.id, Kamis (19/6).
Penawaran awal saham berlangsung pada 19-24 Juni 2025, sementara masa penawaran umum perdana digelar pada 2-4 Juli 2025. Tanggal efektif IPO ditetapkan pada 30 Juni 2025.
Melalui anak usahanya, PT Krakatau Chandra Energi (KCE) yang diakuisisi dari PT Krakatau Sarana Infrastruktur, CDIA mengelola berbagai operasional energi milik Chandra Asri Group.
