Wall Street Lanjut Menguat, Investor Harap The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga
Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat ditutup naik pada perdagangan Senin (30/6). Kenaikan didorong oleh optimisme investor terhadap kemungkinan bank sentral AS, The Fed kembali memangkas suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 275,50 poin atau 0,63% ke level 44.094,77. Sementara itu, S&P 500 melesat 31,88 poin atau 0,52% ke posisi 6.204,95, dan Nasdaq Composite naik 96,28 poin atau 0,48% menjadi 20.369,73.
S&P 500 dan Nasdaq bahkan mencetak rekor penutupan tertinggi pada hari itu, sekaligus menutup kuartal terbaik dalam lebih dari setahun terakhir. Secara kuartalan, S&P 500 melonjak 10,57%, Nasdaq naik 17,75% dan Dow Jones naik 4,98%. Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000 juga mencatatkan kenaikan sebesar 8,28% pada kuartal tersebut.
“Sentimen perusahaan tampaknya menguat belakangan ini. Fenomena seperti ini cukup umum terjadi menjelang akhir kuartal karena adanya penyesuaian portofolio,” ujar Wakil Presiden di Westchester Capital Management Roy Behren dikutip dari Reuters, Selasa (1/7).
Bila dilihat dalam rentang waktu lebih panjang, secara semesteran tiga indeks utama mencatatkan kinerja terlemah sejak 2022. Ketidakpastian seputar arah kebijakan perdagangan global membuat pelaku pasar tetap waspada, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif dagang tambahan pada 2 April lalu.
Optimisme mulai muncul setelah adanya kemajuan dalam pembicaraan dagang antara Amerika Serikat, Cina dan Inggris. Pelaku pasar berharap sejumlah kesepakatan dagang baru bisa tercapai sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Trump pada 9 Juli mendatang.
Pada Minggu sebelumnya, Kanada memutuskan untuk membatalkan pajak layanan digital yang sebelumnya menargetkan perusahaan teknologi AS. Keputusan tersebut diambil hanya beberapa jam sebelum pajak mulai diberlakukan. Hal tersebut merupakan upaya untuk membuka kembali negosiasi perdagangan yang sempat mandek dengan AS.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa negara-negara mitra tetap bisa menghadapi tarif yang lebih tinggi mulai 9 Juli, bahkan jika mereka bernegosiasi dengan itikad baik. Menurut Bassent, perpanjangan waktu potensi tarif sepenuhnya bergantung pada keputusan Trump.
Sementara itu, Senat AS yang dikuasai Partai Republik tengah mendorong pengesahan RUU pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran yang diusulkan Trump. Namun, RUU ini memicu perdebatan internal karena berpotensi menambah utang nasional sebesar US$ 3,3 triliun, dari total utang yang kini telah menyentuh US$ 36,2 triliun. Trump berharap RUU tersebut dapat disahkan sebelum libur Hari Kemerdekaan pada 4 Juli.
Di tengah kondisi tersebut, pasar juga mencermati sejumlah rilis data ekonomi penting pekan ini, termasuk laporan ketenagakerjaan nonpertanian bulanan serta survei Institute for Supply Management (ISM) terkait sektor manufaktur dan jasa bulan Juni. Beberapa pejabat bank sentral AS, termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan memberikan pidato akhir pekan ini.
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Fed tahun ini turut meningkat, seiring melemahnya data ekonomi serta spekulasi bahwa Trump akan mengganti Powell dengan kandidat yang lebih dovish.
Dari sisi sektor perbankan, saham-saham bank besar AS turut menguat setelah sebagian besar berhasil melewati uji stres tahunan Federal Reserve. Keberhasilan ini membuka jalan bagi bank untuk melakukan pembelian kembali saham dan membagikan dividen dalam jumlah besar.
Saham-saham yang memimpin penguatan antara lain Hewlett Packard Enterprise yang melesat 11,1%, disusul oleh First Solar yang naik 8,8% dan Juniper Networks yang naik 8,45%.
“Kenaikan saat ini digerakkan oleh beberapa saham unggulan yang membawa indeks naik, sehingga menumbuhkan optimisme pasar meskipun masih ada kekhawatiran soal defisit dan kebijakan fiskal,” kata CEO dan manajer portofolio di Smead Capital Management.
Volume perdagangan saham di bursa AS tercatat sebesar 17,12 miliar lembar, sedikit lebih rendah dari rata-rata 18,23 miliar lembar untuk sesi penuh selama 20 hari terakhir.
