Wall Street Ditutup Bervariasi, Dow Jones Naik Berkat Lonjakan Saham Kesehatan
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (1/7) waktu setempat. Investor tengah mencermati perkembangan rancangan undang-undang pajak dan pengeluaran besar yang diajukan Presiden Donald Trump, hingga pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell.
Dow Jones naik 400,17 poin atau 0,91% dan ditutup di level 44.494,94. Sedangkan indeks S&P 500 turun tipis 0,11% ke 6.198,01, dan Nasdaq Composite merosot 0,82% ke posisi 20.202,89.
Kenaikan indeks Dow Jones ditopang oleh lonjakan saham-saham perusahaan sektor kesehatan. Saham Amgen dan UnitedHealth melonjak lebih dari 4%, sedangkan Merck naik lebih dari 3% dan Johnson & Johnson menguat sekitar 2%.
Pergeseran ini menunjukkan perubahan arah dari reli pasar yang sebelumnya digerakkan oleh saham teknologi pada kuartal kedua. ETF sektor teknologi SPDR (XLK) sempat naik hampir 23% pada kuartal lalu, turun 0,9% pada awal kuartal ketiga.
Kepala strategi pasar di Ameriprise Anthony Saglimbene mengatakan, minat pasar terhadap saham-saham teknologi berbasis kecerdasan buatan telah mulai jenuh.
“Selama dua bulan terakhir, risiko pasar meningkat tajam. Kami banyak membeli saham dengan prospek pertumbuhan sekuler yang kuat seperti AI dan teknologi. Tapi saya rasa sekarang stoknya sudah menipis,” ujarnya dikutip dari CNBC, Rabu (2/7).
Adapun saham Tesla turun 5% setelah Trump menyerukan agar Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) menyelidiki subsidi pemerintah yang diterima perusahaan tersebut. CEO Tesla Elon Musk mengkritik RUU pengeluaran besar Trump dengan menyebutnya sangat gila dan merusak, pada akhir pekan lalu.
Perseteruan antara Musk dan Trump sendiri bukanlah hal baru, karena keduanya pernah berselisih mengenai kebijakan fiskal pada awal tahun ini.
RUU besar Trump disahkan di Senat pada Selasa dengan perolehan suara 51-50. Kini, paket tersebut akan diajukan ke DPR, yang masih berpotensi menolak beberapa poin perubahan dalam rancangan undang-undang tersebut.
Pada kesempatan berbeda di hari yang sama, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan dalam forum Bank Sentral Eropa di Portugal bahwa pihaknya kemungkinan sudah menurunkan suku bunga jika bukan karena dampak tarif. Ia menegaskan bahwa langkah kebijakan selanjutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi, tetapi tidak memberikan kepastian apakah keputusan pemangkasan suku bunga bisa terjadi pada Juli.
“Sebenarnya kami menunda keputusan karena tarif. Semua proyeksi inflasi AS meningkat secara signifikan akibat tarif tersebut,” kata Powell.
Para pelaku pasar kini menunggu hasil negosiasi antara AS dan mitra dagangnya, mengingat penangguhan tarif tertinggi Trump selama 90 hari akan segera berakhir minggu depan. Namun, menurut Kepala Manajemen Portofolio di Horizon Investment Zachary Hill ekspektasi pasar belum terlalu tinggi dan volatilitas masih mungkin terjadi.
“Investor sudah meningkatkan posisi mereka dalam beberapa minggu terakhir. Itu bisa menjadi potensi titik lemah,” katanya.
