Telkom (TLKM) Bakal Pangkas Anak-Cucu Usaha, Cek Dampak dan Rekomendasi Analis
Sejumlah analis memandang investor perlu memantau terlebih dahulu perkembangan saham emiten telekomunikasi milik negara, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Penilaian ini merupakan imbas pernyataan Direktur Utama Telkom Dian Siswarini ihwal rencana memangkas anak dan cucu usaha yang tidak memberikan dampak kepada Telkom.
Menurut Dian, seiring rencana Telkom akan mengoptimalkan atau melakukan streamlining portofolio perseroan. “Sesuai arahan Danantara, kami akan melakukan streamlining portofolio dan sedang mengevaluasi anak usaha,” kata Dian dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (2/7).
Rencana Telkom tersebut berdampak pada harga saham TLKM di pasar modal. Pada sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (4/7), saham TLKM berada di level 2.660 dengan catatan telah terkoreksi 60 poin atau 2,20%.
Selama satu bulan lalu, saham TLKM juga terkoreksi sebesar 5,67%. Sementara sejak awal tahun saham turun 2,21% dengan harga tertinggi di level 2.910 dan harga terendah di level 2.290.
Head of Research Retail MNC Sekuritas menyarankan untuk para investor agar melihat dan menunggu terlebih dahulu perkembangan saham pelat merah tersebut. Dia menyampaikan TLKM berada di level support 2.560 dan level resistance di 2.830.
Sementara itu, analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova menyarankan investor untuk menahan dulu koleksi saham Telkom. Kemudian dapat dibeli jika berada di harga Rp 2.500 – Rp 2.550 dengan target harga pertama di Rp 2.880, target kedua Rp 2.980, target ketiga Rp 3.060 dan target keempat Rp 3.130.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan harga tertahan.
Dalam penuturannya Dian mengatakan, pihak Telkom akan melakukan penilaian lanjut kepada anak dan cucu perusahaan berdasarkan kinerja lima tahun terakhir. Katanya, Jika dalam kurun waktu tersebut, anak dan cucu usaha tidak memberikan kontribusi atau sedang dalam masa penurunan, maka akan dihentikan.
“Tidak memberikan value (nilai) kepada kami, tentu akan mulai untuk disetop,” ujarnya.
Selain memberhentikan anak usaha, Dian juga menyatakan akan menggabungkan atau melakukan merger kepada anak-anak usahanya. Misalnya, kata Dian, anak usaha properti milik TLKM bisa digabungkan dengan anak perusahaan properti milik Badan Usaha Milik Negara lainnya. Sementara itu, saat ini TLKM sedang melakukan peninjauan.
“Dengan ini bisa menjadi lebih ramping, lincah dan lebih menguntungkan,” kata dia.
Seiring dengan pernyataan Dian, hingga kini Telkom Indonesia memiliki 13 anak usaha diantaranya ada Telkom Infra untuk bisnis fiber, Telkomsel pada lini data seluler, TelkomMetra bidang sub-holding enterprise & ICT serta Telkomsat untuk bisnis satelit.
Kemudian ada Mitratel bidang tower untuk infrastruktur telekomunikasi, PINS Indonesia di bidang perangkat dan IoT, Telin berfokus di bisnis internasional dan Telkom Akses untuk jaringan akses.
Selanjutnya Metranet bidang layanan digital, Telkom Property bidang properti, Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC bidang data center, Telkomsigma bidang IT service dan cloud dan Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) bidang kabel laut.
