Nasib Saham BUMI Kala Direksi dan Komisaris Mundur, HSBC Pangkas Kepemilikan


Direksi dan komisaris emiten Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mundur pada awal Juli 2025 ini. Tak hanya itu, HSBC-Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp-Self terpantau menjual saham BUMI.
Direktur Bumi Resources, R.A. Sri Dharmayanti, mengatakan pengunduran diri dua pejabatnya, yakni Yingbin Lan He dari posisi Direktur dan Jinping Ma dari posisi Komisaris Perseroan. Adapun pengunduran diri tersebut telah diterima oleh manajemen pada Selasa (1/7).
“Kami akan melaksanakan proses sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan,” tulis Sri dalam keterangannya dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Jumat (4/7).
Seiring hal itu, kemudian data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terkait kepemilikan 5% saham atau lebih semua emiten pada Rabu (2/7), HSBC-Fund SVS A/C Chengdong Investment Corp-Self membuang saham 38,76 juta.
Apabila menilik perdagangan saham sore ini, Jumat (4/7) saham BUMI terpantau stagnan di level Rp 113. Volume yang diperdagangkan sebesar 829,02 juta dengan nilai transaksi Rp 93,21 miliar dan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 41,96 triliun.
Dalam seminggu terakhir saham BUMI terkoreksi 4,24% dan turun 17,52% enam bulan terakhir. Jika dikalkulasikan dengan perdagangan saham hari ini di harga Rp 113, HSBC-Fund meraup dana hingga Rp 4,38 miliar dari melego saham BUMI.
Sebelumnya HSBC-Fund menggenggam 38,38 miliar atau setara 9,80% dari sebelumnya sebanyak 36,42 miliar atau 9,81% pada Selasa (1/7).
Kinerja Bumi Resources (BUMI)
Dalam prospektus obligasi BUMI, perusahaan menjelaskan total liabilitas hingga akhir tahun lalu mencapai US$ 1,3 miliar atau setara Rp 21 triliun (asumsi kurs Jisdor akhir 2024 Rp 16.157 per dolar AS).
Total liabilitas tersebut, terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$ 530 juta dan liabilitas jangka panjang US$ 768,5 juta. Total liabilitas BUMI turun menjadi US$ 1,16 miliar pada kuartal I 2025.
Penurunan terutama terjadi pada liabilitas jangka pendek menjadi US$ 450 juta, sedangkan liabilitas jangka panjang turun menjadi US$ 715 juta. Adapun BUMI mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2025 sebesar US$ 17,9 juta, anjlok dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 67,6 juta.
Kinerja laba perusahaan anjlok akibat pendapatan yang turun dari US$ 1,44 miliar menjadi US$1,17 miliar seiring penurunan harga batu bara. Kinerja laba bersih perusahaan pada sepanjang tahun lalu sempat melonjak 45,5% dibandingkan 2023 mencapai US$ 170,9 juta atau setara Rp 2,76 triliun.
Laba bersih BUMI melonjak seiring beban pokok pendapatan yang berhasil diturunkan sebesar 14% menjadi US$ 5,1 miliar meski pendapatan turun 13% menjadi US$ 5,7 miliar.