Manuver Barito Renewables (BREN) di 5 Proyek PLTP Star Energy, Intip Prospeknya


PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memerpkuat bisnis di pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Aksi terbaru, perusahaan di bawah Barito Group milik konglomerat Prajogo Pangestu itu meresmikan dan meletakan batu pertama (groundbreaking) lima proyek PLTP milik anak usaha, Star Energy Geothermal, di Salak dan Wayang Windu, Jawa Barat.
Direktur Utama Barito Renewables, Hendra Soetjipto Tan, mengatakan langkah tersebut merupakan bentuk keteguhan dalam merealisasikan komitmen untuk mendukung pemerintah mencapai transisi energi.
“Kami berkomitmen terus mendukung Indonesia mencapai masa depan yang lebih hijau dan maju bersama masyarakat, terutama di area kami beroperasi,” kata Hendra dalam keterangannya, Jumat (4/7).
Peresmian juga dilakukan seiring langkah Barito Renewables menginvestasikan sebesar US$ 365 juta atau sekitar Rp 5,91 triliun untuk menambah kapasitas pembangkitan listrik sebesar 112 megawatt (MW). Sejumlah proyek yang dijalankan dalam rangka investasi itu telah menyerap 3.356 tenaga kerja, sekaligus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal serta pembangunan rendah karbon.
Berikut daftar proyek baru yang dijalankan BREN:
Pembangunan Unit Baru:
- Salak Binary, dengan total investasi sebesar US$ 45,5 juta dan kapasitas terpasang 16,6 MW, telah beroperasi secara komersial (COD) sejak Februari 2025.
- Wayang Windu Unit 3 direncanakan mulai beroperasi secara komersial pada Desember 2026. Proyek ini menyerap investasi senilai US$ 106,3 juta dengan kapasitas 30 MW.
- Salak Unit 7 juga ditargetkan COD pada Desember 2026, dengan nilai investasi US$ 133 juta dan kapasitas sebesar 40 MW.
Retrofitting:
- Salak Unit 4, 5, dan 6 menjalani proses retrofitting dengan total investasi US$ 23 juta. Proyek ini memiliki kapasitas gabungan sebesar 7,2 MW dan ditargetkan COD pada Agustus 2025.
- Wayang Windu Unit 1 dan 2 juga mengalami pembaruan dengan total investasi US$ 57 juta. Kedua unit ini memiliki kapasitas 18,4 MW dan ditargetkan mulai beroperasi kembali secara komersial pada Januari 2026.
Hendra mengatakan seluruh proyek Barito Renewables didukung oleh penerapan teknologi terkini. Di antaranya, teknologi binary cycle pada Proyek Salak Binary yang memanfaatkan sisa panas (brine) menjadi energi listrik, dan desain turbin 3D blade pada proyek retrofit.
Desain turbin dinilai mampu memperpanjang umur operasi serta meningkatkan efisiensi dan kapasitas pembangkitan tanpa memerlukan overhaul besar. Kemudian pembangkit berdesain compact untuk penambahan kapasitas di Proyek Salak Unit 7.
Selain itu, teknologi single flash dengan efisiensi tinggi dan sistem kontrol terintegrasi juga digunakan dalam penambahan kapasitas Proyek Wayang Windu Unit 3. Hal itu untuk meningkatkan efisiensi penggunaan uap dan operasional.
Melalui implementasi proyek-proyek ini, Barito Renewables menegaskan perusahaan sebagai mitra strategis pemerintah dalam mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025. BREN juga mendorong percepatan pembangunan energi berbasis sumber terbarukan yang berkelanjutan.