IPO PSAT: Investor Ritel Dapat Jatah Mini, Intip Prospek dan Kebijakan Dividen


PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli 2025 lewat penawaran umum perdana saham (IPO). Emiten jasa pelayaran ini menawarkan hingga 222,35 juta saham baru, setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Menjelang listing, sejumlah investor ramai membicarakan penjatahan lot saham yang mini dari IPO PSAT. Di akun media sosial dan halaman percakapan sejumlah sekuritas investor ritel menceritakan hanya dapat antara 1 hingga 3 lot untuk jumlah pemesanan di bawah 100 lot.
Sedikitnya lot yang didapat ritel dari IPO PSAT menandakan pencatatan saham perdana perusahaan pelayaran itu cukup diminati. Harga penawaran saham adalah Rp 900 yang merupakan harga tertinggi dari kisaran harga yang dibuka saat penawaran awal saham.
Dari aksi IPO ini, perusahaan nantinya akan meraup dana segar maksimal Rp 200 miliar. Adapun penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Sebelum IPO, saham PSAT sepenuhnya dimiliki dua entitas yitu PT Profitama Hasil Indah (71%) dan PT Surya Mitra Pancaran (29%), dengan total modal disetor senilai Rp 1,008 triliun. Setelah IPO, jumlah saham naik menjadi 1,482 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 800 per saham.
Komposisi kepemilikan berubah menjadi PT Profitama Hasil Indah sebanyak 60,35% dan PT Surya Mitra Pancaran sebanyak 24,65%. Sedangkan masyarakat akan menggennggam 15% saham PSAT.
Seperti apa profil dan kinerja Pancaran Samutera yang akan segera IPO?
Profil dan Prospek Usaha PSAT
Didirikan pada April 2007, PSAT berkantor pusat di Jakarta Utara dan bergerak di bidang penyewaan kapal, khususnya untuk angkutan batu bara. Perseroan memiliki armada cukup besar yang terdiri dari 36 unit tugboat, 29 tongkang, dan 2 kapal bulk carrier milik anak usaha.
Armada ini melayani pengangkutan berbagai jenis muatan—mulai dari batu bara, pasir, hingga material tambang lainnya.
Sektor pelayaran, khususnya pengangkutan batu bara, diproyeksikan terus bertumbuh seiring meningkatnya kebutuhan energi nasional maupun ekspor. Berdasarkan data APBI-ICMA, target Domestic Market Obligation (DMO) batu bara 2025 mencapai 229,3 juta ton, naik 4,05% dari 2024.
Permintaan yang terus tumbuh, terutama dari sektor pembangkit listrik dan industri, membuka peluang ekspansi bagi perusahaan pelayaran. Dalam prospektus, manajemen menyebut peluang ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat operasional dan memperluas pangsa pasar.
Kinerja Keuangan dan Kebijakan Dividen PSAT
PSAT membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 243,37 miliar pada 2024, turun 7,16% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan turunnya pendapatan usaha menjadi Rp 980,16 miliar, dari Rp 1,02 triliun pada 2023.
Segmen freight charter to freight charter mengalami penurunan paling tajam hingga 29,18%, sementara segmen owned to freight charter menyusut tipis 0,67%.
Meski masih akan disesuaikan dengan kondisi keuangan dan keputusan RUPS, PSAT telah menyatakan niatnya untuk mulai membagikan dividen mulai tahun buku 2026. Dalam prospektus, disebutkan bahwa rasio dividen bisa mencapai maksimal 100% dari laba bersih setelah dikurangi cadangan wajib.