Tiga Sentimen akan Jadi Penggerak IHSG Pekan Ini, Simak Saham yang Layak Dibeli
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif tetapi cenderung naik pada pekan ini. Optimisme pasar terhadap hasil negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya yang dijadwalkan berlangsung pada 9 Juli 2025 akan menopang gerak IHSG pekan ini.
Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi mengatakan, ada tiga sentimen yang perlu diawasi oleh para investor pada pekan ini. Pertama, indeks keyakinan konsumen yang menjadi indikator utama bagi arah belanja rumah tangga, komponen terbesar dalam struktur Produk Domesti Bruto Indonesia.
“Proyeksi mengindikasikan indeks bertahan di level optimisnya tepatnya pada 123,” ujar Imam dalam keterangan resmi, Senin (7/7).
Kedua adalah data penjualan ritel. Jika penjualan ritel naik, menrut dia, ini artinya masyarakat merasa cukup aman untuk berbelanja lebih banyak bisa karena pendapatan meningkat atau karena inflasi terkendali. Namun jika menurun, ini bisa menjadi sinyal daya beli mulai melemah.
Ketiga adalah data penjualan mobil dan motor. Menurut Imam, data penjualan mobil dan sepeda motor di Indonesia merupakan indikator penting dalam membaca kekuatan konsumsi masyarakat, khususnya kelas menengah.
“Tidak seperti barang konsumsi harian, pembelian kendaraan bermotor adalah keputusan ekonomi jangka panjang yang mencerminkan keyakinan terhadap pendapatan masa depan dan kondisi keuangan saat ini,” kata dia lagi.
Meski IHSG sempat terkoreksi dalam sepekan terakhir, menurut dia, peluang kenaikan masih terbuka. Menurutnya, saat ini pasar sedang berada di persimpangan jalan, yakni ada harapan meredanya ketegangan perang dagang, tetapi juga kekhawatiran dari arah kebijakan utang dan suku bunga AS.
“Bagi investor yang cermat, kondisi seperti inilah yang justru melahirkan peluang terbaik, terutama jika fokus pada sektor yang memiliki fundamental kuat dan katalis positif jangka panjang,” ujar Imam, Senin (7/7).
Rekomendasi Saham Sepekan
Imam kemudian memberikan sejumlah saham dengan peluang yang menarik yang patut dicermati para investor. Berikut di antaranya:
PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Permintaan nikel diperkirakan terus meningkat seiring dengan akselerasi produksi kendaraan listrik (EV) di seluruh dunia. Nikel merupakan bahan utama dalam baterai lithium-ion, sehingga menjadi komoditas kunci dalam transisi energi global.
Dari sisi industri, Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia sehingga INCO memiliki posisi strategis. INCO merupakan salah satu pemain utama yang memiliki cadangan besar serta rekam jejak produksi yang solid.
“Adanya dukungan kebijakan pemerintah untuk hilirisasi nikel dan peningkatan nilai tambah mineral juga menjadi katalis positif bagi kinerja jangka panjang INCO,” kata Imam.
Dia menyarankan level beli di Rp 3.560 dengan target harga di Rp 3.750 dan jual jika di bawah Rp 3.470.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
TOBA sebagai salah satu emiten dengan strategi diversifikasi ke energi hijau mendapat sentimen positif dari tren global dekarbonisasi dan transisi energi, terutama di tengah volatilitas harga batu bara.
“TOBA bisa dibeli saat breakout di level Rp 825, dengan target harga Rp 875 dan stop loss di bawah Rp 800,” jelasnya.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Eemiten sektor infrastruktur PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dapat tumbuh pesat digitalisasi nasional. Hal ini seiring dengan meningkatnya penetrasi internet di wilayah luar Jawa.
“Pemerintah melalui berbagai program seperti pembangunan BTS 4G dan jaringan fiber optik nasional membuka peluang besar bagi perusahaan infrastruktur,” kata dia.
Untuk saham ini, Imam menyarankan trader untuk membeli di level 2.020 dengan target harga di level 2.120. Lalu jual jika di bawah level 1.965.
Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga menilai IHSG sedang dalam fase konsolidasi. Meski volume transaksi menurun dan beberapa indikator memberi sinyal negatif, tetapi Relative Strength Index (RSI) sudah berada di zona jenuh jual yang artinya peluang berbalik arah atau rebound bisa muncul kapan saja.
Seiring dengan beragam sentimen dalam pekan ini, Nafan menyarankan beberapa saham yang dapat dicermati oleh para trader dan investor:
PT Astra International Tbk (ASII)
ASII melihat sektor kesehatan sebagai peluang investasi jangka panjang yang menjanjikan dan belum tergarap secara maksimal. Karena itu, perusahaan mulai masuk ke sektor ini melalui investasi di platform seperti HaloDoc dan HEAL.
Secara teknikal, saham ASII berhasil berbalik arah dari area support di level 4.400 dengan target kenaikan harga terdekat berada di level 4.720.
Ia merekomendasikan membeli ASII di level 4.570 – 4.630 dan jual jika harga turun di bawah level 4.400.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
ICBP diperkirakan mempertahankan tingkat profitabilitas dan neraca keuangan yang sehat dalam ketidakpastian 2025.
"Untuk itu, ICBP akan terus mendorong pertumbuhan dan penjualan,” kata Nafan.
Berdasarkan analisanya, ICBP berhasil menembus pola teknikal atau breakout tren penurunan. Artinya, ada potensi perubahan arah menuju tren naik. Area support terdekat berada di Rp 9.950. Target harga berada di Rp 10.775. Ia merekomendasikan untuk membeli bertahap dengan kisaran Rp 10.500 – Rp 10.700, jual jika harga turun di bawah Rp 9.950.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
INDC berkomitmen untuk terus fokus pada pertumbuhan organik sambil menjaga pangsa pasar, profitabilitas dan struktur keuangan tetap sehat.
Secara teknikal, saham INDF berada dalam fase konsolidasi naik (bullish consolidation). Support berada di level 7.850 dan target harga adalah level 8.400. Dia merekomendasikan beli bertahap di area 7.975 – 8.175, jual jika harga turun di bawah Rp7.850.
